Apa Saja Ekosistem Pantai? Selain Mangrove, Ini 5 Lainnya!

oleh -1,195 kali dilihat
Apa Saja Ekosistem Pantai Selain Mangrove, Ini 5 Lainnya!
Suasana di dekat T-Bink Cafe Majene, sebuah tempat menarik dengan pemandangan pantai - Foto/FB: Ahmad Akbar

Klikhijau.com Ekosistem pantai apa saja? Paling familiar tentu saja mangrove atau bakau. Keberadaan hutan mangrove di pesisir sangat penting untuk menjaga kelestarian dan ekosistem pantai itu sendiri.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ekosistem pantai adalah sebuah kesatuan biotik dan abiotik yang eksis di wilayah pantai, dimana mereka berinteraksi satu sama lain serta saling mempengaruhi.

Selain mangrove, ada 5 ekosistem lainnya yang dapat ditemui di pantai. Apa saja? Berikut penjelasannya:

  • Formasi pes-caprae

Formasi pes-caprae adalah vegetasi pantai yang sedang  mengalami proses peninggian di samping pantai. Vegetasi tersebut tumbuh menutupi pasir luas mulai dari batas yang terkena ombak sampai ke pematang pantai yang berpasir.

Formasi itu terdapat di hampir seluruh pantai Indonesia dengan komposisi jenis tumbuhan yang hampir sama. Jenis tumbuhan yang ada di sana adalah Ipomea pes-caprae, tergolong jenis tumbuhan menjalar dan mempunyai bunga yang ungu. Nama formasi pes-caprae berasal dari tumbuhan ini.

Ini merupakan tumbuhan yang termasuk golongan herba rendah, yang akarnya mengikat pasir. Jenis lain yang sering ada yaitu polong Canavalia, teki Cyperus penduculatus dan Cyperus stoloniferus. Ada pula rerumputan seperti Thuarea involuta dan Spinifexlittoralis yang berdaun lancip.

KLIK INI:  Peach Berpadu Pink, Warna yang Menawan Hati

Ada pula jenis lainnya seperti Vigna, Vitek trifolia, ishaemum muticum, Euphorbia atoto. Kerap pula dijumpai jenis anggota Compositae antara lain Launaca sarmontasa, Cyperus stoloniferus, Canavalia, abtusiofolia, Triumfetta repens, vigna marina, Ipomoea carnosa, Ipomoea denticulata,  dan Ipomea littoralis.

  • Formasi Barringtonia

Di belakang formasi pes-capreae ditumbuhi pula jenis Barringtonia asiatica yang khas dan dominan, yang kemudian dinamai formasi Barringtonia. Formasi ini termasuk jenis circum tropik yang terdapat di daerah yang selalu basah dan daerah semi arid.

Formasi ini juga terdapat di atas atau di balik daerah-daerah yang sedang mengalami proses pengikisan. Formasi Barringtonia ditumbuhi oleh vegetasi yang tahan terhadap siraman air asin, serta mampu hidup pada tanah miskin serta kekeringan.

Formasi Barringtonia biasanya menempati area yang tidak luas yakni 25 – 50 M pada daerah pantai  yang laindai dan akan berkurang luasnya di pantai yang terjal dan berbatu-batu.

KLIK INI:  Mengenal Pandan Laut dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Adapun jenis yang biasa dijumpai pada formasi ini adalah Ardisiaelliptica (sejenis semak belukar yang besar dengan cabang-cabang muda dan daun yang berwarna merah jambu), Ardisia squamulosa, Barringtonia asiatica, Excoecaria agallocha (buta-buta), Caesalpinia benducella, Calophyllum inophyllum, Casuarina equisetifolia (cemara), Cerbesa sp., Cocos nucifera, Crinum  asiaticum, Cycas rumphii dan Pandanus tectorius.

Selain itu ada pula jenis lainnya seperti Pisonia grandis, Pluce indica, Pongamia pinnata, Premma corymbosa, Premna obtusifolia, Pemphis acidula, Terminalia catappa (ketapang), dan masih banyak lagi.

Pada formasi ini pula terdapat epiphyte (paku dan anggrek) terutama di daerah yang selalu basah. Bahkan, ada kalanya sampai mencapai tempat yang terkena ombak.

  • Dune (perbukitan pasir)

Formasi ini terdapat di pantai-pantai  berpasir yang luas. Sebagai contoh, di pantai utara Madura terdapat beberapa kompleks dune, namun belum banyak diketahui  tentang ekologinya.

Vegetasi yang terdapat pada formasi ini termasuk anggota formasi per-capreae. Namun, pada tingkat yang lebih mantap dijumpai pula  jenis-jenis dari formasi Barringtonia.

KLIK INI:  Mengenal Merbau, Kayu Khas Indonesia Berkelas Dunia yang Terancam Punah
  • Pantai berbatu-batu

Pantai berbatu-batu, dijumpai pada daerah pantai yang berbatu keras dan tahan terhadap benturan  ombak laut. Hasil pengikisan pantai ini biasanya hanyut di tengah laut. Sedangkan, pada daerah yang dapat dicapai  oleh air pasang tertinggi, biasanya dijumpai lorong pantai yang berkerikil.

Jenis vegetasi pada pantai ini tidak ada yang spesifik, adakalanya dijumpai vegetasi jenis dan formasi Barringtonia seperti cemara, ketapang dan nyamplung yang melekat di batu-batu.

Adapun fauna pada pantai berbatu-batu terdiri dari banyak jenis seperti tiram-tiram, siput, kepiting batu dan ikan bleni. Sementara di cela gua-gua kecil pada jurang terjal yang terbentuk dari batu kapur sering terdapat koloni burung kecil.

  • Hutan air payau

Hutan air payau dapat dijumpai ke arah dataran dari hutan mangrove dan merupakan tempat teringgi yang dapat dicapai air sungai saat pasang naik. Biasanya terdapat di daerah-daerah pantai dengan batas pasir yang terbawa oleh ombak dan terbentuk oleh arus laut.

Di balik pasir pembatasterdapat lahan datar yang luas dan rendah. Pada habitat ini dapat dijumpai hutan air payau yang ditumbuhi oleh vegetasi yang dominan  seperti nipah (Nypa fructicans). Adakalanya pula ditumbuhi vegetasi dari formasi Barringtonia dan pes capreae. Terdapat pula jenis palem yang kerap tumbuh yakni palem kurma (phoenix paludosa).

Itulah 5 ekosistem pantai selain bakau, semoga bermanfaat!

*referensi:Buku Prof. Dr. Anwar Saru berjudul “Potensi Ekologis dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Wilayah Pesisir”. IPB Press. 2019
KLIK INI:  Banga Batu, Tumbuhan Langka Penghias Puncak-puncak Menara Karst Maros-Pangkep