Mengenal Merbau, Kayu Khas Indonesia Berkelas Dunia yang Terancam Punah

oleh -1,170 kali dilihat
Mengenal Merbau, Kayu Khas Indonesia Berkelas Dunia yang Terancam Punah
Pohon Merbau - Foto/RimbaKita

Klikhijau.com – Merbau (Intsia bijuga) merupakan satu jenis kayu dari famili Caesalpiniaceae, subfamili Caesalpinoidae. Dalam dunia perdagangan, kayu ini juga dikenal dengan nama kwila dan ironwood (kayu besih).

Di sejumlah negara, kayu ini juga dikenal dengan ragam nama, di Semenanjung Malaysia dinamai Ipil, di Italia disebut Inzia, Cohu, faux teck (Prancis), ironwood, borneoteak (Inggris), Cohu (Selandia Baru, kubok, kubuk (Kepulauan marshall), ifit, ifet, ipil (Kepulauan Mariana dan di Indonesia lebih akrab dengan sebutan kayu besi atau merbau.

Menariknya, ada pula nama-nama lokal kayu Merbau yang familiar di Indonesia antara lain: bat (Komtoek-Jayapura), rang/tangbie (Skou-Jayapura), paseh (Asmat-Papua), Kaboei (Numfor – Biak), osa (Waropen-Serui), barbie babilli (Sentani-Jayapura) dan pakven (Njou-Jayapura). (Tokede dkk., 2006).

Intsia bijuga termasuk kayu kelas top dunia bahkan disinyalir merupakan kayu terbaik di Asia Tenggara.

KLIK INI:  Masyarakat Adat Sulsel Dilatih Memantau Hutan dan Kayu
Morfologi kayu Merbau

Merbau tergolong spesies pohon raksasa di hutan tropika basah dengan tinggi total bisa mencapai 40 meter. Diameter pohon ini bisa mencapai 200 cm. Batang pohon tumbuh tegak tidak mencapai silindris sempurna dan memiliki akar papan (banir). Rata-rata tinggi banir bisa mencapai 2 meter dengan lebar 2 meter dan tebal 10 cm.

Kulit batang luar yang mati tebalnya berkisar 0,5 – 1,0 mm dengan warna kelabu hingga coklat muda, tebal endodermis mencapai 5 – 1,0 mm dengan warna kelabu hingga coklat muda pada penampang melintang dan warna kuning sampai coklat di bagian dalam. Bentuk tajuk Merbau umumnya tidak beraturan (Tokede dkk., 2006

Intsia bijuga memiliki 1 – 2 pasang daun per tulang daun (rachis). Bunganya majemuk dengan bentuk malai. Tangkai utama 5 – 18 cm, panjang tajuk bunga junga sekira 5 – 18 cm. Buahnya berbentuk polong, bulat dan berbentuk agak panjang sekira 8,5 – 23 cm. Lebar buah 4 – 8 cm, satu buah berisi 1 – 8 biji. Biji berbentuk bulat pipih berwarna coklat tua kemerah-merahan.

Lalu, kapan musim berbunganya pohon ini? Intsia bijuga umumnya akan berbunga di hutan Papua pada bulan Januari. Sekadar diketahui pula bahwa pohon ini juga menghasilkan buah yang bila sudah matang akan berwarna coklat tua sampai kehitam-hitaman.

Setiap pohonnya dapat menghasilkan buah antara 71-81 buah dan potensi benih per pohon antara 358 – 407 butir benih.

KLIK INI:  Selama Pandemi, Industri Kayu di Sulsel Anjlok, Pembalakan Meningkat!
Habitat dan persebaran

Intsia bijuga sering dijumpai di daerah pantai dengan curah hujan lebih dari 2.000 mm/tahun. Umumnya, pohon ini tumbuh di hutan tropis dataran rendah. Merbau  banyak tumbuh di Papua, Sulawesi, Kalimantan dan Maluku.

Tokede dkk (2016), mengemukakan bahwa pada umumnya, Intsia bijuga tumbuh di habitat berpasir dan berbatu, utamanya di tanah-tanah endapan  di hutan dataran rendah. Pohon ini juga dapat tumbuh pada tanah-tanah lembab yang tergenang air dan dapat tumbuh pada tanah-tanah kering, tanah berpasir, tanah berbatu, baik pada kondisi tanah datar maupun miring.

Di Papua, Intsia bijuga dapat tumbuh secara alami dan bercampur dengan jenis pohon lain di hutan tropika basah. Di tanah Papua, Merbau tersebar di daerah meliputi:  Daerah Kepala Burung  yakni Monokwari (Sidei, Oransbari, Wandoswaar, Prafi, Bintuni, Bobo, Wariki dan Boutiga) dan Sorong.

Pantai utara Papua, Intsia bijuga dapat dijumpai di Kabupaten Jayapura, Biak, Serui dan Fakfak. Sedangkan di Maluku, penyebaran Merbau meliputi Pulau Helmahera, Bacan, Obi dan Pulau Seram.

KLIK INI:  Dokumen SRAK, Sebuah Upaya Pelestarian Orang Utan Indonesia
Potensi dan manfaat Merbau

Sejauh ini keberadaan Intsia bijuga di Papua mengalami penurunan akibat eksploitasi yang berlebihan.

Padahal, kayu Merbau dikenal sebagai kayu paling top dengan kualitas terbaik di Asia Tenggara. Kayu ini banyak dimanfaatkan untuk pembangunan rumah, kapal, perabot rumah, jembatan, pintu, kusen dan lainnya.

kayu merbau
Kayu Merbau yang berkualitas top – Foto/Dekorumah

Secara tradisional jenis kayu ini juga digunakan oleh masyarakat lokal untuk ukiran, perahu dan bahan bangunan rumah tradisional. Hal itu karena Merbau tergolong kayu keras yang memiliki daya tahan cukup baik dan tahan di berbagai kondisi cuaca.

Kayu ini juga dikenal punya keunggulan khusus yakni anti rayap dan anti jamur sehingga tingkat kerusakannya saat digunakan sangat kecil.

Sayangnya, produksi kayu Merbau hanya bisa diperoleh dari tegakan alam. Bila eksploitasi terus berlangsung tentu akan mengancam keragaman genetik Intsia bijuga.

Tree Conservation Information Service (2000) mengemukakan bahwa the United Nations Environment Programme-World Conservation Monitoring Centre (UNEP-WCMC) menunjukkan bahwa pohon ini sudah termasuk kategori rawan (VU A1cd). Bahkan, ada keinginan sejumlah pihak memasukkannya dalam APENDIKS III CITES (Tokede dkk.,2006).

Ini menunjukkan betapa keberadaan Intsia bijuga semakin mencemaskan. Sejumlah peneliti menyarankan perlunya mengantisipasi masalah kelangkaannya dengan mengusulkan pembangunan hutan tanaman Merbau. Ini penting sebagai antisipasi ketergantungan terhadap potensi alam dan penyelamatan terhadap sumberdaya genetik yang tersisa.

Sejumlah peneliti pun merekomendasikan perlunya suatu konservasi sumberdaya genetik untuk menyelamatkan materi yang masih tersisa di alam.

Referensi:

*Mahfudz, S. Pudjiono, T.P. Yodohartono dan B. A. Suripaty.2006. Merbau dan Upaya Konservasinya. Puslitbang Hutan Tanaman, Badan Litbang Kehutanan. Bogor.

*Chapter tulisan Jafred E. Halawane berjudul “Status Domestikasi Merbau (Intsia bijuga O.Ktze) di Indonesia dalam buku “Prospek Pengembangan Hutan Tanaman Rakyat, Konservasi dan Rehabilitasi Hutan. Balai Penelitian Kehutanan Manado. 2012.

KLIK INI:  Kenalkan, Ini 6 Tanaman yang Bisa Mengatasi Luka Berdarah