Waspada, Sulsel Masuk 15 Daerah Berstatus Waspada Terdampak Bencana

oleh -26 kali dilihat
Bencana Banjir Bandang NTT, Puluhan Korban Meninggal Dunia
Ilustrasi banjir- Foto/BNPB

Klikhijau.com – Sulawesi Selatan (Sulsel) ditetapkan berstatus waspada terdampak bencana oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Sulsel tidak sendiri. Dilansir dari Antara, ada 14 daerah lainnya,  yakni Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Yogyakarta Lampung, Jawa Tengah, , Jawa Timur, Banten, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Papua, dan Sulawesi Tenggara.

Hujan lebat disertai dengan petir, berpotensi melanda sebagian  daerah di Indonesia. Dan ke 15 daerah tersebut termasuk berstatus waspada terdampak bencana disebabkan oleh hujan.

Selain ke 15 daerah tersebut, BMKG juga menyampaikan peringatan dini dampak hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi menyasar wilayah Maluku, Papua, Papua Barat, NTT Bali, Aceh, Riau, dan Jawa Barat.

KLIK INI:  BBKSDA Sulsel Luncurkan Dua Buku Baru di Jakarta

BMKG memprediksi sejumlah kota seperti Surabaya dan Pangkal Pinang diprakirakan terjadi hujan petir pada siang hari. Sementara itu, Jambi, Banjarmasin, Makassar, Kendari, Palembang, diprakirakan hujan sedang pada siang hari.

Kemudian kota lainnya, seperti Denpasar, Serang, Palangka Raya, Samarinda, Ambon, Mataram, Kupang, Jayapura, Manokwari, Mamuju, Medan, dan Gorontalo diprediksi hujan ringan pada siang hari.

Sementara untuk wilayah DKI Jakarta sebagian besar masih berpotensi terjadi hujan sedang-lebat pada pagi dan siang hari, berawan pada malam serta dini hari.

KLIK INI:  BMKG Peringatkan Sulsel Siaga Banjir, Angin Monsun juga Menghantui

Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan bahwa upaya kesiapsiagaan cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi mesti ditingkatkan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Menurutnya, merujuk hasil analisa cuaca yang dilakukan tim diketahui setidaknya hingga periode 15 Februari 2024 curah hujan tinggi rata-rata berkisar 150 mm – 300 mm, dan bahkan berpotensi lebih dari itu.

Potensi tersebut timbul berdasarkan fakta kondisi dinamika atmosfer yang terpantau cukup signifikan. Pemicunya berasal dari adanya penguatan angin Monsun Asia dan aktifnya gelombang ekuator rossby – kelvin.

KLIK INI:  Tanggung Jawab Konservasi, Tanggung Jawab Bersama

Adapun kedua fenomena itu sebagai faktor pembentuk awan hujan, pola belokan angin, dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia.

“Informasi ini hasil pengamatan sainstifik maka mesti direspons dengan semangat meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi oleh semua pihak untuk meminimalisir risiko dampak bencana,” tegasnya.

KLIK INI:  Zimbabwe Dilanda Kekeringan, 55 Gajah Mati karena Kelaparan

Dari Antara