Cuaca Panas Terik Akan Sampai Kapan? Ini Prediksi BMKG!

oleh -248 kali dilihat
Cuaca Panas Terik Akan Sampai Kapan? Ini Prediksi BMKG!
Ilustrasi/foto-Tribunbogor

Klikhijau.com – Cuaca panas terik memang sangat terasa di beberapa wilayah di Indonesia. Cuaca panas ini juga dikeluhkan banyak orang yang beraktivitas di luar rumah.

“Seperti ada di neraka panasnya! Panas sekali, kenapami ini nah begini sekali?” kata Daeng Baso di Makassar, seorang buruh bangunan.

Cuaca panas ini bahkan membuat seorang pemuda di Makassar bernama Reza mengalami mimisan karena panas di bagian kepala.

“Kemarin saya mimisan karena panas yang luar biasa,” katanya.

Lalu, banyak yang bertanya-tanya, akan sampai kapan cuaca panas ini melanda tanah air?

KLIK INI:  Aliansi Sulawesi Terbarukan: Booming PLTU Captive Nikel di Sulawesi

Ini kata BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi penjelasan bahwa suhu panas yang dirasakan saat ini merupakan fenomena alam akibat adanya gerak semu matahari.

Kabarnya, ini menjadi suatu siklus yang kerap terjadi setiap tahun.

Potensi suhu udara panas seperti ini terang BMKG bahkan dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Siklus tahunan tersebut berdampak pada wilayah Jawa tempat temperatur sedikit naik pada bulan April dan Mei, lalu naik suhu kembali memuncak di bulan Oktober. Pada bulan selain itu, temperatur akan menurun.

Yah, diprediksi kemarau berkepanjangan bakal melanda sepanjang tahun ini. Situasi demikian tentu akan berdampak pada kelestarian tanaman, hewan ternak, pertanian, hingga potensi kebakaran hutan dan lahan.

“Menurun tapi tentunya tidak seperti di wilayah lain seperti di Eropa dan Amerika yang mencapai 20-an derajat [Celcius],” ujar Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, dikutip cnbcindonesia (27/04).

Sena menambahkan, Indonesia merupakan negara tropis dan temperatur itu akan berada di sekitar 30-an derajat Celcius, relatif konstan.

KLIK INI:  Apa Itu COP26? Apa Kaitannya dengan Isu Perubahan Iklim?

Karenanya, Sena meminta agar bagi masyarakat yang beraktivitas di luar rumah agar menggunakan pelindung seperti payung, topi, atau tabir surya. Hal ini penting agar paparan sinar matahari tidak langsung ke kulit.

BMKG juga meminta agar seluruh masyarakat mewaspadai fenomena cuaca di masa transisi atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Pada tahun ini, Indonesia akan mengalami kemarau panjang.

BMKG memprediksi musim kemarau terjadi mulai akhir bulan Mei hingga akhir bulan September.

“Tentunya itu juga perlu diantisipasi oleh masyarakat untuk menghadapi kekeringan yang nanti akan terjadi. Tapi kekeringan yang terjadi karena musim kemarau menjadi konsekuensi dari kondisi panas yang saat ini terjadi,” tuturnya.

Adapun, wilayah yang perpeluang dilanda kekeringan yakni Indonesia bagian selatan khatulistiwa yang memiliki perbedaan yang cukup jelas antara musim hujan dan kemarau.

Wilayah Jawa Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan sebagian besar pulau Sumatra bagian selatan dari Riau ke selatan, akan berpotensi terdampak kekeringan akut.

“Berbeda dengan 3 tahun belakangan di mana kita kondisinya cukup basah, karena 3 tahun ke belakang kita mengalami kondisi La Nina,” pungkasnya.

KLIK INI:  Mantan Menteri Lingkungan Hidup Bicara Soal Perubahan Iklim di Pascasarjana Unhas