Serunya Pantau Burung Air di Pantai Kuri

oleh -790 kali dilihat
Negeri Kaya, Begini Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia!
Cerek tilik (Charadrius alexandrinus), salah satu burung migrasi yang sedang mencari makan di tambak milik warga-Foto/Taufiq Ismail
Taufiq Ismail

Klikhijau.com – Musim migrasi burung air telah tiba. Bulan Januari menjadi moment yang ditunggu pengamat burung. Terutama mereka yang suka mengamati burung yang hidup di lahan basah: pantai, tambak atau pun di danau.

Pemantauan burung air ini sejalan dengan program Asean Waterbird Census (AWC). Di mana program tahunan ini mengundang relawan untuk berpartisipasi pada gelaran AWC.

Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang notabene tak memiliki spot persinggahan burung air turut berpartisipasi. Menerjunkan personilnya untuk turut berkontribusi melakukan sensus burung air di wilayah Makassar dan sekitarnya.

Bersama Ramli, saya menjadi relawan sukseskan AWC 2020. Pantai Kuri, Desa Nisombalia, Marusu, Maros menjadi spot pengamatan kami.

“Tahun lalu pada bulan yang sama: Januari, saya memantau burung air di Pantai Kuri,” terang Ramli, relawan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Pantai Kuri dipilih karena menjadi salah satu favorit burung air ini mencari makan.

KLIK INI:  Serunya Mengamati Burung dari Rumah Samar

“Tak hanya di pantai, burung-burung air ini juga sering singgah mencari ikan di tambak-tambak milik warga. Apalagi saat penambak membersihkan tambak miliknya. Tak hanya itu kami juga mendapati mereka mencari serangga dan reptil kecil di hutan bakau. Kedua, Pantai Kuri juga sudah ditetapkan sebagai spot pengamatan burung air dua tahun terakhir dalam ajang AWC,” tambahnya.

Minggu ketiga hingga keempat, kami memantau burung air di pantai yang berada di ujung selatan Maros ini. Pantai yang berbatasan langsung dengan Makassar.

Mengapa burung melakukan migrasi?

Beberapa jenis burung melakukan migrasi setiap tahunnya. Mereka melakukan migrasi saat negara asalnya mulai memasuki msi dingin. Mengapa harus bermigrasi?

Saat musim dingin, jumlah serangga yang menjadi makanan utama sang burung berkurang. Karenanya umumnya mereka terbang lintas negara untuk mencari makanan. Mereka menyukai negara-negara tropis yang memiliki banyak serangga.

KLIK INI:  Mengulik Cara Capung Terbang di Udara dan Fakta Menarik Tentangnya

Pagi-pagi sekali kami mulai memantau burung yang umumnya berwarna putih ini. Selain warna putih beberapa jenis memiliki kaki jenjang. Memudahkan mereka mengarungi lumpur tebal di dasar pantai atau tambak.

Burung-burung ini sangat sensitif. Dari jarak seratus meter saja, saat menyadari kehadiran manusia mereka langsung terbang. Menghindar.

Apalagi dengan pakaian mencolok, sang kawanan burung langsung meninggalkan spot mencari ikannya. Sekali waktu saya memerhatikan seseorang melintas dengan mengenakan payung berwarna biru, dari jarak lebih dari seratus meter kawanan burung langsung menghambur. Berpindah tempat menyisir tambak.

Kami berhasil mengidentifikasi sedikitnya terdapat 13 jenis burung air di Pantai Kuri. Jenis yang kami jumpai di antaranya: cangak besar, kuntul kecil, dara laut kumis, cangak merah, trinil pantai, pecuk padi hitam, gagang bayang belang, trinil rawa, gajahan timur, gajahan penggala, kokokan laut, cerek tilil, dan blekok sawah.

Dengan jumlah individu cukup melimpah. Dari jenis tersebut hanya terdapat empat jenis burung migrasi: trinil jawa, gajahan timur, gajahan penggala, dan cerek tilil. “Pernah sehari mengamati jumlah burung mencapai seribu ekor dalam satu spot,” ujar Ramli.

KLIK INI:  Menyimak Kicauan 311 Ekor Burung yang Terbang Bebas di Kaltim
Tersandung penembak liar

Keradaan burung air di Pantai Kuri tidaklah selamanya tenang. Sekali waktu saya mendapati dua orang berpakaian loreng abu-abu lengkap dengan senapan panjang. Menjadikan burung air yang bermigrasi sebagai sasaran empuknya. Termasuk kawanan burung yang kami amati jadi targetnya. Sungguh sangat disayangkan.

Kehadiran dua orang perusak lingkungan ini sangat mengganggu aktivitas kami memantau si burung air. Saya lalu menegurnya untuk enyah di spot pengamatan kami. “Baiknya kalian mencari tempat lain. Kehadiran Anda nengganggu Kami sedang memantau populasi burung di sini,” ujar saya kala itu pada si penembak burung.

Dengan sukarela mereka pun berlalu dari spot kami. Bagaimana tidak, dua kali tembakan saja, membuat separuh kawanan yang kami pantau langsung terbang dan tak kembali lagi. Tembakan mereka pun tak membuahkan hasil.

Dua penembak yang serupa tentara gadungan ini merusak aktivitas peduli lingkungan kami. Semoga ke depan perusak lingkungan seperti ini tidak bertambah populasinya. Senapan angin bukanlah bertujuan untuk pecinta hobi menembak dengan sasaran burung atau satwa lain.

Namun menembak melatih seseorang berolah raga dengan sasaran target tembak. Target tembak dengan skor tertentu untuk mengetahui keakuratan tembakan seseorang. Hampir serupa dengan latihan memanah.

Semoga keradaan burung jenis ini terus eksis. Kehadirannya menjadi pananda bahwa lingkungan sekitarnya masih baik.

KLIK INI:  Menghilang Lebih dari Seabad, Burung Hantu Ini Kembali Muncul