Senjata Kurangi Polusi Plastik itu Bernama FPSN 2023

oleh -36 kali dilihat
Menjejaki Budaya Masyarakat Buang sampah di Halaman Belakang
Sampah plastik/foto-ist

Klikhijau.com – Plastik menyebabkan polusi yang meluas di darat dan di laut. Kehadirannya membahayakan kesehatan manusia dan merusak habitat laut yang rentan seperti terumbu karang dan hutan bakau.

Antara 400.000 dan 1 juta orang diperkirakan meninggal setiap tahun di negara berkembang karena penyakit seperti diare dan kanker yang berkaitan dengan plastik dan limbah salah kelola lainnya , menurut laporan tahun 2019 oleh badan amal Tearfund.

Produksi plastik juga berdampak besar pada perubahan iklim, karena terbuat dari bahan bakar fosil seperti minyak dan gas.

Belum lama delegasi negara, LSM, dan perwakilan industri berkumpul di Paris. Mereka merundingkan perjanjian global untuk  menghentikan ledakan sampah plastik.

KLIK INI:  Ratusan Plastik di Perut Antarkan Seekor Penyu pada Kematian

Memproduksi plastik menyebabkan emisi gas rumah kaca yang menghangatkan planet, sementara akumulasi produk plastik di lingkungan mencemari tanah dan lautan.

Dalam sebuah laporan belum lama ini, Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) mengatakan negara-negara dapat mengurangi polusi plastik hingga 80% pada tahun 2040 melalui perubahan kebijakan besar dengan menggunakan teknologi yang ada.

Semua negara harus bergerak untuk mengatasi sampah plastik, termasuk Indonesia yang saat ini  sedang berjuang mengatasinya.

Perjuangan Indonesia mengatasi sampah plastik itu bisa dilihat pada momen peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia tahun 2023, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan ragam kegiatan untuk menekan sampah, khususnya sampah plastik.

Salah satu yang digelar adalah Festival Peduli Sampah Nasional (FPSN) yang terbuka untuk umum Selama 4 hari, yakni dari tanggal 13-16 Juni 2023 di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.

KLIK INI:  Polusi Plastik, Ancaman Serius bagi Peradaban Manusia
Jadi momen istimewa

Momentum Pelaksanaan FPSN 2023 menjadi sangat istimewa, pada tahun ini karena sebagaimana tema HLH Sedunia, yakni Solusi untuk Polusi Plastik dengan mengusung kampanye #beatplasticpollution.

Menteri LHK, Siti Nurbaya membuka secara langsung FPSN 2023 di Auditorium Dr. Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta

Dalam sambutannya, Menteri Siti menyampaikan bahwa tema yang ditetapkan sebagai HLH sedunia menjelaskan tentang semakin pentingnya masalah persampahan secara nasional dan internasional.

“Kita, Indonesia terus mengikuti perkembangan ini dengan berbagai langkah dan kebijakan yang diambil pemerintah serta langkah kerja lapangan yang digerakkan oleh masyarakat para tokoh dan aktivis serta para pelaku kerja-kerja persampahan di lapangan. Usaha yang saya tahu bertahan sejak tahun 2015, hingga sekarang yang tidak mudah kita lakukan,” ungkap Menteri Siti, Selasa 13 Juni 2023.

Menteri Siti mengungkapkan lebih lanjut, tingkat polusi plastik yang meningkat dengan cepat merupakan masalah lingkungan global yang serius yang berdampak negatif pada dimensi lingkungan, sosial, ekonomi, dan sosial serta dampak kesehatan.

KLIK INI:  Plastik, Masalah Besar yang Menginvasi Laut Mediterania

Menurutnya, apabila tidak ada tindakan yang berarti, dalam skenario bisnis seperti biasa, dan tanpa adanya intervensi yang diperlukan, maka menurut UNEP bahwa jumlah sampah plastik yang masuk ke ekosistem akuatik dapat meningkat hampir tiga kali lipat yaitu dari sekitar 9-14 juta ton per tahun pada tahun 2016 menjadi 23-37 juta ton per tahun pada tahun 2040.

Menteri Siti juga menjelaskan bahwa pada pertemuan sesi ke-2 Komite Negosiasi Antarpemerintah untuk mengembangkan instrumen yang mengikat secara hukum internasional tentang polusi plastik, termasuk di lingkungan laut (INC2) di Paris, tanggal 29 Mei- 2 Juni 2023 yang lalu, memberikan gambaran situasi di mana masalah polusi plastik merupakan masalah bersama secara global yang harus diselesaikan secara bersama pula.

Diharapkan dengan perjanjian yang akan terbentuk dengan sifat mengikat secara hukum internasional, maka akan dapat mengikat sebagai kekuatan bersama untuk mengatasi persoalan polusi plastik, yang tentu saja akan disesuaikan dengan ketentuan masing-masing negara.

“Ini sejalan dengan upaya kita di Indonesia yang sedang menyiapkan konsep kerja Zero Waste, Zero Emission, seperti halnya kita bekerja di hal hutan dan penggunaan lahan dengan konsep kerja FOLU netsink 2030,” jelas Menteri Siti.

KLIK INI:  Upaya Melacak Jejak Konservasi Tumbuhan dari Prasasti Batu Tulis
Rangkaian kegiatan

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK, Rosa Vivin Ratnawati, dalam laporannya kepada Menteri LHK, menyampaikan bahwa dalam FPSN akan diselenggarakan beberapa kegiatan antara lain:

  •   Pameran Showcase yang diikuti oleh 47 peserta pameran;
  •   Forum Seminar atau Focus Group Discussion;
  •   Dialog dan talk show;
  •   Penjodohan Bisnis B2B;
  •   Expert stage dalam mendukung Advanced Product Presentation;
  •   Temu Profesi,
  •   Bakti Sosial; serta kegiatan menarik lainnya.

“Rangkaian kegiatan Festival Peduli Sampah Nasional 2023 terbuka untuk umum, diikuti oleh berbagai elemen baik dari pemerintah Kementerian/Lembaga, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, perwakilan produsen, berbagai perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan sampah dan limbah, perwakilan perusahaan penghasil mesin, hingga para penyedia layanan jasa konsultasi dan profesional dalam pengelolaan limbah,” terang Rosa Vivien.

FPSN 2023, diharapkan dapat menjadi forum bersama dalam memberikan solusi nyata dalam menuntaskan persoalan sampah di Indonesia, terutama polusi plastik.

Selain itu juga diharapkan dapat mendorong pelaksanaan rencana aksi untuk mencapai target penurunan emisi nasional GRK yang akan menjadi babak baru menuju Zero Waste, Zero Emission.(*)

KLIK INI:  Yayasan Madani: Dana GCF Harus Dimanfaatkan dalam Pemulihan Hutan Berbasis Warga