Psikiater Ungkap 3 Masalah Kesehatan Mental di Tengah Covid-19

oleh -240 kali dilihat
Psikiater Ungkap 3 Masalah Kesehatan Mental di Tengah Covid-19
Psikiater Ungkap 3 Masalah Kesehatan Mental di Tengah Covid-19/foto - Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Semakin lama Covid-19 menyurut, akan semakin berdampak pula bagi kesehatan, termasuk kesehatan mental masyarakat. Perihal ini, psikiater Universitas Gadja Mada (UGM), Ronny Tri Wirasto mengungkapkan terjadi masalah besar bagi  kesehatan mental di tengah terjangan pandemi.

Hingga saat ini memang pandemi Covid-19 masih bebal. Belum juga surut menjangkiti manusia. Telah banyak permasalahan yang ditimbulkan. Masalah kesehatan mental salah satunya.

Menurut pakar Kesehatan Jiwa UGM itu ada 3 permasalaha besar bagi kesehatan mental masyarakat yang sedang mengintai, apalagi  jika Covid-19 tidak segera berakhir.

Hal itu tentu saja cukup meresahkan, sebab berdampak buruk bagi tatanan kehidupan. Apalagi  saat ini semua orang sedang berjuang keluar dari situasi yang sulit ini.

KLIK INI:  Agar Tetap Fit Ketika Putus Cinta, Terapkan 7 Tips Ini!

Ini ke tiga permasalahan yang dimaksud itu oleh psikiater UGM tersebut:

  • Kekerasan dalam keluarga

Ronny menjelaskan pembatasan sosial berpengaruh pada kesehatan mental. Hal itu karena manusia harus beradaptasi dengan kebiasaan baru.

Kita semua punya pengalaman sebelum pandemik, kita bebas berenteraksi dengan siapa saja dan kapan saja. Tak ada rasa was-was yang menghantui.

Namun, situasi saat ini sangat jauh berbeda. Ruang interaksi kita terbatas dengan orang lain. Apalagi jika orang tersebut termasuk orang baru yang kita temui.

Situasi ini menurut psikiater UGM itu, bukanlah hal yang mudah, terlebih di tengah suasana yang penuh dengan ketidakpastian.

Hal itu akan memunculkan rasa cemas, khawatir, ketakutan, stres, hingga depresi.  Kondisi mental menjadi lebih rentan atau labil. Keadaan itu tak jarang memicu perilaku kekerasan di dalam keluarga.

“Pertama, pembatasan sosial atau social distancing dan kecenderungan mental yang rentan hingga rentan terjadi kekerasan dalam keluarga,” tuturnya seperti dikutip dilaman resmi UGM.

KLIK INI:  21 Cara Menghilangkan Mata Panda Secara Alami
  • Penggunaan internet meningkat

Harus diakui, kita mulai menjadikan internet sebagai kebutuhan. Karenanya, hidup tanpa internet saat ini terasa sulit

Namun, penggunaan internet berlebihan menurut  Ketua Prodi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK UGM itu bisa menyebabkan masalah bagi kesehatan mental.

Parahnya, kedatangan  pandemi Covid-19 menyebabkan penggunaan internet meningkat. Kebijakan pembatasan sosial merupakan salah satu yang membuat internet sebagai bagian penting dalam aktivitas masyarakat hingga menimbulkan adiksi atau kecanduan.

  • Kecanduan game online

Sejak android ada, jumlah game dan penggunanya juga meroket. Dengan sangat mudah kita akan menemukan orang main game dalam situasi apa pun dan kapan pun.

Para ‘pemain’ itu tidak mengenal usia, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Tidak sedikit yang mulai kecanduan main game.

Ronny menuturkan,  masa pandemi ini mulai munculkan fenomena baru, yakni kecanduan pada game online.

Hal itu karena   kondisi yang memaksa harus banyak beraktivitas di rumah menjadikan waktu untuk menyalurkan hobi bermain game online menjadi lebih banyak.

“Kalau ini berlangsung terus-menerus bisa mengakibatkan kelelahan, over atensi atau perhatian berlebihan terhadap sesuatu, dan menurunnya kesadaran terhadap stimulasi sekitar,” jelasnya.

KLIK INI:  Kicau Burung Dapat Mengurangi Kecemasan dan Paranoid

Apakah hanya ketiga hal tersebut yang jadi masalah. Rupanya tidak, masih ada hal lain, yakni masalah pasien yang sembuh dari covid.

Ronny berpendapat bahwa kerentanan mental pada pasien yang telah sembuh dari Covid-19 juga menjadi persoalan besar dalam kesehatan mental di tengah pendemi ini.

Hal tersebut terjadi karena masih adanya stigma atau pelabelan pada pasien di masyarakat. Stigma di masyarakat ini menjadikan pasien yang sembuh dari Covid-19 memiliki kekhawatiran yang lebih tinggi dibanding saat belum terpapar Covid-19.

Apa yang bisa dilakukan? Pertanyaan itu menjadi pertanyaan umum yang harus dijawab. Ronny memberi solusi untuk mengatasi masalah yang menumpuk perihal kesehatan mental masyarakat.

Ia mengimbau kepada setiap individu atau masyarakat untuk menciptakan suasana yang ramah dan penuh kasih bagi sekitar.

Karena, hingga saat ini implusifitas atau perilaku berlebih-lebihan menjadi persoalan mental yang menonjol meskipun hal tersebut tidak disadari masyarakat.

Kesehatan mental masyarakat saat ini perlu diperhatikan.

KLIK INI:  Lama Tertunda, Isu Kesehatan Akhirnya Masuk Agenda Konferensi Iklim PBB