Perihal Muja, Aligator Tertua yang Selamat dari Pengeboman Perang Dunia II

oleh -609 kali dilihat
Perihal Muja, Aligator Tertua yang Selamat dari Pengeboman Perang Dunia II
Muja, aligator tertua dunia/foto-Marko Djurica / Reuters
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Aligator tertua di dunia. Begitulah media menulis tentangku saat menginjakn usia ke 83 tahun.

Aku saat ini tinggal di Kebun Binatang Belgrade, Serbia. Usiaku yang semakin tua membuat gerakan tubuhku tak seagresif dulu.

Sebagai reptil yang buas, tak ada keleluasaan bagiku untuk bergerak. Aku menghabiskan hamper separuh hidupku di waktu di kolam sederhana dengan ukuran 12×7 meter.

Selama jadi penghuni Kebun Binatang Belgrade, aku tak pernah meninggalkan kolam tersebut. Kamu bisa bayangkan, betapa sepi dan terbatasnya duniaku.

KLIK INI:  Talas Beneng, Tanaman Liar Pendongkrak Pendapatan Petani

Aku tak lahir tahun berapa, juga tak tahu sejak tahun berapa aku didatangkan ke Kebun Binatang Belgrade yang telah jadi rumahku. Namun, menurut penjaga kebun binatang yang juga menjagaku, aku datang ke Belgrade sejak Agustus 1937.

Orang-orang memberiku nama Muja, sejak tahun 1937 itulah aku menjadi keluarga kebun binatang Belgrade. Usiaku saat itu masih dua tahun.  Masih sangat muda dan gagah.

“Dia jantan tertua, kami sangat menghormati usianya,” kata dokter hewan, Jozef Edvedj. Dokter yang sering memantau kondisiku.

Melewati banyak hal

Bisa kamu bayangkan, aku telah menginjak usia 83 tahun. Itu artinya telah melewati banyak peristiwa. Iya, aku menjadi saksi banyak peristiwa. Semisal peristiwa pengeboman pada Perang Dunia II yang menewaskan banyak satwa dan enam orang penjaga kebun binatang.

Kamu tahu, perang tak hanya menewaskan orang yang diangga musuh, tapi juga menewaskan binatang dan membuat hidupnya berantakan.

Peristiwa lain yang aku lewati adalah ketika pertama kali datang ke Beograd. Beograd masih menjadi ibu kota Kerajaan Yugoslavia. Aku juga melalui era sosialis dan pecahnya Yugoslavia yang dilakukan oleh NATO pada tahun 1999.

KLIK INI:  Mengenal 3 Jenis Satwa Endemik Sulawesi yang Dipulangkan ke Rumah

Aku adalah hewan yang termasuk dalam genus Alligator, namun dapat pula merujuk pada lingkup yang lebih luas, yaitu famili Alligatoridae, meskipun famili tersebut juga mencakup kelompok kaiman dari sub famili caimaninae.

Aku sebenarnya masih berkerabat dekat dengan kelompok hewan buaya (famili Crocodylidae). Aligator adalah nama yang diambil dari bahasa  Spanyol.

Nama itu berawal dari sekelompok koloni Spanyol yang pertama kali menjelajah daerah berawa-rawa yang luas di Semenanjung Florida menjumpai hewan yang mereka sebut el laganto yang berarti “sang kadal”.

Kemudian ada koloni Prancis yang saat itu menduduki daerah hilir Sungai Mississippi juga menjumpai hewan-hewan yang sama dan mereka juga menyebutnya Allagetra yang berarti “kadal-rawa”.

Nah, kedua kata tersebut akhirnya diserap ke dalam bahasa Inggris oleh koloni Inggris yang juga berada di sana menjadi Alligator (sumber Wikipedia).

KLIK INI:  Sinar, Bayi Orangutan Penghuni Baru TN Gunung Palung

Banyak orang berpendapat, aku adalah buaya. Tapi mereka keliru Aligator dengan buaya berbeda. Kamu bisa melihat perbedaan itu  dari bagian mulut dan gigi, mulut aligator terlihat lebih lebar dan bibir tampak rapi menutupi gigi.

Sedangkan buaya mempunyai mulut agak memanjang dan membentuk huruf V, dan banyak terlihat gigi yang keluar dari bibir, walaupun dalam keadaan mulut tertutup. Khususnya gigi keempat bagian bawah.

Berharap hidup lebih lama

Aku menyukai Dokter Jozef Edvedj, karena ia yakin aku masih bisa hidup lebih lama, bahkan hingga usia 100 tahun. Harapannya memberi pula harapan hidup lebih lama bagiku.

“Saya benar-benar berharap kami bisa merayakan ulang tahunnya yang ke-100. Saya yakin Muja bisa hidup 15 sampai 20 tahun lagi,” kata Edvedj.

KLIK INI:  Kabar Buruk, Kopi akan Punah

Oya, pada tahun 2012 lalu cakar kananku terpaksa diamputasi. Itu karena terjadi  gangren atau kematian jaringan saraf yang disebabkan infeksi dan kurangnya aliran darah. Tapi kini aku hidup dengan kondisi kesehatan yang baik untuk aligator tua sepertiku.

Dan yang mengoperasi cakar kananku adalah Jozef Edvedj. Aku tahu hal itu sangat sulit ia lakukan. Aku mendengar sendiri pengakuannya, tapi ia pantang menyerah demi menyelamatkan nyawaku.

“Operasinya sangat sulit, tapi berhasil. Muja sembuh dan disesuaikan dengan gaya hidup baru,” begitu pengakuan Edvedj.

Selama jadi penghuni kebun binatang, aku diberi  makan berupa daging tikus, kelinci, burung, kuda, dan daging sapi.

Aku merupakan hewan berdarah dingin sehingga metabolisme dapat menghambat kerusakan sel dan memperpanjang usianya.

Aku berharap bisa hidup lebih lama lagi seperti harapan Edvedj yang setia merawatku.

KLIK INI:  Kayu Damar (Agathis dammara), Flora Asli Indonesia yang Bernilai Ekonomi Tinggi