Miris, Dari Laporan Terbaru IUCN Terungkap Ribuan Spesies Terancam Punah

oleh -71 kali dilihat
Kepunahan Massal Keenam Mengintai, PBB Rilis Cara Penyelamatan Bumi
Banyak ahli memprediksi kepunahan massal keenam akan tiba/foto-Ikons

Klikhijau.com – Ancaman kepunahan masih mengepung ribuan spesies, baik flora maupun fauna. Mirisnya, hampir semua ancaman kepunahan itu disebabkan oleh perubahan iklim. Jika ditarik benang merahnya, maka penyebabnya adalah manusia. Sebab perubahan iklim dominan disebabkan oleh manusia.

Pada laporan terbaru International Union for Conservation of Nature (IUCN), sekitar 44.016 spesies terancam punah.

Jumlah tersebut mencakup sekitar 28% dari 157.190 spesies yang tercantum dalam Daftar Merah IUCN. Laporan Yale Environment 260 ada sekitar 7.000 dari lebih dari 44.000 spesies terancam berada dalam risiko akibat perubahan iklim.

Direktur jenderal IUCN, Grethel Aguilar mengatakan perubahan iklim mengancam keanekaragaman kehidupan yang ada di planet kita, dan melemahkan kapasitas alam untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.

KLIK INI:  Menarik, BRIN Kembangkan Varietas Baru Sorgum di Maros untuk Bioetanol

“Pembaruan Daftar Merah IUCN ini menyoroti hubungan kuat antara krisis iklim dan keanekaragaman hayati, yang harus ditangani bersama. Penurunan spesies adalah contoh kerusakan yang disebabkan oleh perubahan iklim, yang dapat kita hentikan melalui tindakan mendesak dan ambisius untuk menjaga pemanasan di bawah 1,5 derajat Celsius.”

Selain itu, pemutakhiran terbaru pada Daftar Merah menunjukkan bahwa 25% ikan air tawar, atau sekitar 3.086 dari 14.898 spesies yang telah dinilai oleh IUCN sejauh ini, menghadapi kepunahan, dan 17% dari ikan air tawar tersebut terkena dampak perubahan iklim.

Naiknya permukaan air laut, masuknya air laut lebih jauh ke sumber air tawar, dan pemanasan suhu merupakan faktor-faktor yang menyebabkan begitu banyak ikan air tawar berisiko punah akibat perubahan iklim. Polusi, pembangunan, penangkapan ikan berlebihan, spesies invasif, dan penyakit juga merupakan risiko bagi spesies ikan air tawar.

Beberapa perubahan penting dalam penilaian terbaru ini mencakup perubahan dari Sedikit Kekhawatiran menjadi Hampir Terancam untuk salmon Atlantik (Salmo salar) dan daftar Terancam Punah untuk penyu hijau Pasifik Selatan Tengah.

KLIK INI:  Kutu Menghuni Bulu Mata Wanita Ini karena Malas Bersihkan Sisa Makeup

Kathy Hughes, salah satu ketua Kelompok Spesialis Ikan Air Tawar IUCN SSC menyatakan bahwa ikan air tawar merupakan lebih dari separuh spesies ikan yang dikenal di dunia, suatu keanekaragaman yang tidak dapat dipahami mengingat ekosistem air tawar hanya mencakup 1% dari habitat perairan. Keanekaragaman spesies ini merupakan bagian integral dari ekosistem, dan penting bagi ketahanannya,” kata, dalam sebuah pernyataan.

“Hal ini penting bagi miliaran orang yang bergantung pada ekosistem air tawar, dan jutaan orang yang bergantung pada perikanan. Memastikan ekosistem air tawar dikelola dengan baik, tetap mengalir bebas dengan air yang cukup, dan kualitas air yang baik sangat penting untuk menghentikan penurunan spesies dan menjaga ketahanan pangan, mata pencaharian, dan perekonomian di dunia yang berketahanan iklim,” katanya.

Tidak hanya ikan air tawar

Tidak hanya spesies ikan air tawar yang terkena dampak perubahan iklim. IUCN juga mencatat adanya pergeseran mahoni berdaun besar ( Swietenia macrophylla ) dari Rentan menjadi Terancam Punah.

KLIK INI:  Survei APCO: Perubahan Iklim Jadi Prioritas Global, Masyarakat Ingin Transparansi

Salah satu penyebab mahoni terancam punah karena permintaan spesies pohon ini tinggi untuk digunakan dalam furnitur, dekorasi, dan produk lainnya.

Sementara, tanaman ini telah lama dipanen secara tidak lestari, dan pertanian serta pembangunan perkotaan juga telah mengancam habitat aslinya. Banyak spesies pohon lain yang juga dimasukkan ke dalam Daftar Merah tahun ini karena praktik pemanenan yang tidak berkelanjutan.

Tetap ada sisi positif

Meski laporan IUCN cukup mengkhawatirnya. Namu nada pula beberapa pembaruan positif. Misalnya, kijang bertanduk pedang ( Oryx dammah ) sebelumnya terdaftar sebagai Punah di Alam Liar dan dipindahkan ke Terancam Punah setelah diperkenalkan kembali di Chad

Dalam siaran persnya, IUCN  menyampaikan terdapat 331 anak kijang bertanduk pedang atau kijang sahara yang lahir di Cagar Alam Fauna Ouadi Rimé-Ouadi Achim pada tahun 2021 selain 140 individu dewasa yang tinggal di sana.

KLIK INI:  Wu, Pendaki Seksi yang Berpulang Usai Jatuh ke Jurang di Taiwan

Sementara Antelop saiga (Saiga tatarica)—hewan ini mirip kijang. Ia dilaporkan mengalami perubahan status, dari Sangat Terancam Punah menjadi Hampir Terancam Punah.

Populasi hewan ini di Kazakhstan saja, mengalami peningkatan sebesar 1.100% antara tahun 2015 dan 2022 karena tindakan anti-perburuan liar dan penegakan hukum.

Dengan melihat dua kasus hal positif di atas tentang, maka salah satu cara yang tepat untuk menyelamatkan spesies dari kepunahan adalah perlu ada regulasi yang ketat dan tegas untuk mengatur perburuan liar dan penegakan hukum harus benar-benar berjalan.

KLIK INI:  Dana Desa Bisa Digunakan untuk Program Penurunan Emisi, Begini Caranya

Sumber: Ecowatch