Mewaspadai Dampak Peningkatan Kepunahan Tumbuhan Terhadap Kesehatan Manusia

oleh -22 kali dilihat
 Apa Manfaat Fosfor pada Pertumbuhan Tanaman?
Ilustrasi - Foto/Pixabay

Klikhijau.com – Back to nature, istilah ini mulai sangat populer. Bukan hanya pada aktivitas di alam dan pola konsumsi masyarakat. Namun lebih dari itu.

Istilah tersebut juga menjangkiti sektor lain, termasuk dalam hal pengobatan. Saat ini banyak masyarakat yang kembali menerapkan pengobatan tradisional. Caranya dengan memanfaatkan tetumbuhan sebagai obat—yang dikenal dengan tanaman obat.

Kepopuleran tanaman obat mungkin di bawah jenis tanaman lain, misalnya penghasil bahan pangan atau makanan seperti buah-buahan, umbi-umbian dan lain sebagainya.

Namun bagi pencinta alam, tanaman obat merupakan tanaman yang sangat populer.  Apalagi secara global juga sudah terjadi perubahan pola pengobatan masyarakat ke obat-obat tradisional yang terbuat dari bahan alami.

KLIK INI:  Perihal Pacing, Pencegah Kehamilan dan Sejuta Manfaat Lain yang Dikandungnya

Diperkirakan lebih dari 25% obat resep mengandung bahan yang berasal dari tumbuhan. Tumbuhan menyediakan sumber besar zat aktif biologis alami, yang banyak di antaranya diketahui memiliki efek terapeutik.

Di Indonesia, menurut Rudi Heryanto, MSi, peneliti Pusat Studi Biofarmaka Tropika (TropBRC), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, memiliki hutan tropis sebanyak 143 juta hektar.

Hutan tersebut menjadi rumah bagi 80 persen tanaman obat di dunia. Diperkirakan ada sekitar 25.000 sampai 30.000 tanaman yang berpotensi dijadikan sebagai tanaman obat.

“Penelitian terakhir dari pakar IPB University, teridentifikasi 1.845 spesies tanaman herbal yang bisa dijadikan obat,” ungkapnya 22 Juli 2020 lalu.

Harus diakui, tumbuhan telah menjadi landasan bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia selama ribuan tahun.

KLIK INI:  SD Inp Unggulan BTN Pemda Lakukan Penguatan Lingkungan Hidup

Tumbuhan tidak hanya memberi kita oksigen, makanan, dan tempat berlindung, tetapi juga menawarkan beragam khasiat obat yang dapat mengobati berbagai penyakit.

Keberadaan tumbuhan memainkan peran penting dalam bidang pengobatan alami dan farmasi. Ketika para peneliti terus menggali potensinya, kita semakin menghargai kemampuan alam dalam menyembuhkan dan menyehatkan tubuh kita. Saat kita memanfaatkan kekuatan tanaman, kita menemukan jalan menuju kesehatan dan kesejahteraan holistik.

Hanya saja teror perubahan iklim dapat mengacaukan banyak hal. Tumbuhan termasuk di antaranya yang sangat terdampak.

Banyak tumbuhan yang saat ini terancam punah, yang artinya umat manusia bisa kehilangan setengah dari seluruh obat-obatan di masa depan yang dapat dikembangkan dari spesies tanaman yang punah tersebut.

Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa kita mungkin kehilangan manfaat pengobatan yang ditawarkan oleh dunia tumbuhan.  Itu juga kita tidak bertindak menyelamatkan spesies tumbuhan yang terancam punah di seluruh dunia.

Laporan tersebut, yang didasarkan pada temuan berbagai tim ilmuwan Kew, berisi banyak penemuan tentang populasi tumbuhan di alam semesta saat ini dan bagaimana mereka terancam.

“Perkiraan menunjukkan bahwa 45% dari semua spesies tanaman berbunga yang diketahui berada di bawah ancaman kepunahan,” kata laporan tersebut.

KLIK INI:  Brotowali, Tanaman yang Seluruh Bagiannya Pahit, Namun Khasiatnya Manjur
Banyak belum diidentifikasi

Khusus untuk tumbuhan berpembuluh saja, baru sekitar 350.000 spesies yang telah diidentifikasi dan diberi nama. Diperkirakan masih ada sekitar 100.000 spesies yang belum diberi nama resmi.

“Perkiraan baru menunjukkan sebanyak 3 dari 4 tanaman vaskular yang belum dideskripsikan kemungkinan besar sudah terancam punah,” tulis para peneliti.

Berdasarkan proyeksi tersebut, kemungkinan besar penemuan spesies tumbuhan baru juga akan berisiko punah pada saat ditemukan, atau bahkan sebelum kita mengetahui keberadaannya.

Tuula Niskanen, mantan pemimpin penelitian Taksonomi yang Dipercepat di RBG Kew mengatakan, “Tanpa mengetahui spesies apa saja yang ada dan mengetahui namanya, kita tidak akan dapat berbagi informasi mengenai aspek-aspek utama keanekaragaman spesies, melakukan penilaian status konservasi spesies untuk mengetahui apakah mereka berisiko mengalami kepunahan, atau tidak. Mengeksplorasi potensi tumbuhan untuk memberi manfaat bagi masyarakat dan masyarakat,” katanya.

KLIK INI:  2023 Dinobatkan sebagai Tahun Terpanas dalam 125.000 Tahun Terakhir

Karena itu, para ilmuwan juga menyerukan agar spesies yang baru dideskripsikan diklasifikasikan sebagai spesies terancam. Keyakinannya adalah bahwa memprioritaskan spesies terancam ini dibandingkan spesies lain dalam Daftar Merah IUCN akan mempercepat penilaian menyeluruh terhadap spesies tersebut dan membantu upaya konservasi.

Matilda Brown, peneliti dalam Pengkajian dan Analisis Konservasi di RBG Kew, mengatakan: “Idealnya, kemitraan antara ahli taksonomi dan penilai konservasi berpengalaman bertujuan untuk mendeskripsikan dan menilai spesies secara bersamaan guna memaksimalkan peluang bagi tindakan konservasi yang efektif.”

“Sementara itu, jika diterima, rekomendasi kami dapat membantu melindungi puluhan ribu spesies terancam yang belum terdeskripsikan dengan memperlakukan mereka sebagai terancam segera setelah kami mengetahuinya,” lanjutnya.

Sangat penting melestarikan tumbuhan sebagai harta karun farmasi dunia. Kita harus melindungi spesies tumbuhan, khususnya tumbuhan obat demi masa depan pengobatan untuk generasi mendatang.

Yuk, back to nature

KLIK INI:  Polusi Bahan Bakar Fosil Turunkan Tingkat Kesuburan Manusia?