Klikhijau.com – Plastik telah ditemukan di mana-mana. Pada air yang kita minum, makanan yang kita makan, udara yang kita hirup, tanah di bawah kita, dan bahkan di dalam tubuh kita telah dihuni oleh plastik.
Keberadaan plastik kemudian melahirkan polusi. Namanya polusi plastik. Polusi ini menyangkut banyak hal, mulai dari kesehatan manusia, keadilan sosial, lingkungan hidup, iklim, dan satwa liar.
Artinya, bahwa polusi plastik berdampak pada segalanya. Dampaknya sangat luas terhadap ekosistem, satwa liar, dan kesehatan manusia.
Berikut beberapa fakta penting tentang polusi plastik:
-
Produksi yang menggunung
Tidak tanggung-tanggung. Produksi plastik secara global masih menggunung. Bayangkan setiap tahunnya, sekitar 380 juta ton plastik diproduksi.
Hal paling mirisnya lagi, sebagian besar plastik berakhir di lautan. Diperkirakan hingga 12 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahunnya.
Jadi, rasanya wajar jika pada tahun 2050 mendatang, diprediksi jumlah plastik di laut akan mengalahkan jumlah ikan.
-
Plastik memiliki umur panjang
Jika kita lihat atau sentuh. Plasti adalah barang yang lemah, tidak sekuat besi. Namun, di balik sifat lemahnya itu. Plastik mengandung kekuatan yang ajaib. Usianya lebih panjang dari yang kita bayangkan.
Plastik membutuhkan waktu antara 20 hingga 500 tahun untuk terurai di lingkungan. Itu pun tergantung pada jenis plastiknya.
Karena memiliki umur yang panjang, maka plastik berkontribusi pada akumulasi plastik di lautan, saluran air, dan bentang alam yang kita huni ini.
-
Berdampak buruk terhadap kehidupan laut
Sangat sering kita dengar atau baca, banyak hewan laut yang mati karena ulah plastik. Hewan laut, termasuk ikan, burung laut, penyu, dan mamalia laut. Mereka ini dapat menelan atau terjerat dalam sampah plastik.
Akibatnya dapan menyebabkan cedera, kelaparan, bahkan kematian. Diperkirakan lebih dari 100 juta hewan laut dibunuh oleh sampah plastik setiap tahunnya.
Sebenarnya bukan hanya hewan laut saja yang terjerat lingkaran mematikan plastik, tapi hampir semua hewan di dunia ini terancam olehnya.
-
Kecil yang meresahkan, mikroplastik
Mikroplastik yang memiliki ukuran mini, yakni kurang dari 5 mm, yang dihasilkan dari penguraian sampah plastik yang lebih besar atau diproduksi untuk digunakan dalam produk seperti kosmetik.
Keberadaan mikroplastik ditemukan di air keran, air kemasan, dan bahkan di udara yang kita hirup, sehingga berpotensi menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia.
Karena ukurannya kecil sehingga ringan terbawa air atau angin, maka mikroplastik mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
-
Menelan biaya ekonomi tak sedikit
Polusi plastik membawa dampak ekonomi yang luas. Termasuk dapat mempengaruhi pariwisata, perikanan, dan industri pelayaran serta pertanian.
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) memperkirakan kerusakan ekonomi akibat polusi plastik terhadap ekosistem laut mencapai $13 miliar per tahun.
-
Tantangan daur ulang
Meskipun ada upaya untuk meningkatkan pengelolaan dan daur ulang sampah, hanya sekitar 9% dari seluruh sampah plastik yang pernah dihasilkan telah didaur ulang. Sisanya dibakar, dibuang ke tempat pembuangan sampah, atau berakhir di lingkungan.
-
Legislasi dan inisiatif
Banyak negara dan wilayah telah memperkenalkan undang-undang untuk mengurangi sampah plastik, seperti pelarangan penggunaan plastik sekali pakai (misalnya kantong plastik, sedotan, dan peralatan makan) dan penerapan pungutan kantong plastik.
Selain itu, terdapat inisiatif global dan lokal yang bertujuan untuk membersihkan polusi plastik dan mempromosikan alternatif pengganti plastik.
-
Pentingnya peran individu
Mengatasi polusi plastik bukanlah perkara mudah. Namun bisa dilakukan. Hal yang paling dibutuhkan adalah setiap individu perlu memiliki kesadaran untuk membuat perbedaan dengan mengurangi penggunaan plastik.
Selain mengurangi, hal yang perlu dilakukan adalah mendaur ulang dengan benar, berpartisipasi dalam pembersihan lingkungan, khususnya pantai, dan mendukung kebijakan serta organisasi yang bertujuan untuk mengatasi polusi plastik.
Itulah fakta penting tentang polusi plastik, semoga memberi kesadaran untuk kita berjuang mengurangi penggunaannya.