Mengatasi Kelangkaan Bahan Pupuk dengan Satwa liar

oleh -79 kali dilihat
Satwa liar dilindungi kahati 2020
Satwa liar dilindungi yang dilepasBBKSDA menyambut KAHATI 2020

Klikhijau.com – “Di masa lalu, hewan seperti paus, burung laut, ikan, dan beruang memainkan peran kunci dalam mengembalikan fosfor dari kedalaman laut kembali ke daratan.”

Pernyataan di atas diutarakan oleh Dr. Andrew Abraham. Seorang seorang peneliti postdoctoral di Northern Arizona University.

Abraham mengatakan hal tersebut untuk menyikapi kemungkinan kelangkaan bahan pupuk. Bersama dengan Chris Doughty,  seorang profesor dari Ecoinformatics. Ia mengklaim, satwa liar dibesarkan sebagai solusi yang mungkin untuk mengurangi tingkat fosfor.

Hasil penelitian Dr Abraham bersama Chris Doughty tentang satwa liar sebagai solusi dalam menangani kelangkaan pupuk diterbitkan dalam jurnal Science of the Total Environment.  

KLIK INI:  6 Cara Mengemas Piknik Tanpa Sampah Plastik

Tidak bisa dipungkiri, saat ini pertanian industri modern bergantung pada pupuk. Pupuk tersebut berbahan kimia yang sering kali disemprotkan ke ladang dengan sembarangan.

Fosfor untuk pupuk ditambang dari bebatuan. Itu diterapkan sebagai bagian dari pupuk ke ladang kemudian tersapu, akhirnya terkubur jauh di dalam laut. Setelah pupuk hanyut, itu tidak pulih dan sumber daya yang terbatas sedang digunakan.

“Dengan melakukan itu, mereka secara kolektif mempertahankan nutrisi ini di biosfer, mendukung planet yang lebih subur. Namun, hari ini, kepunahan spesies, berkurangnya kelimpahan populasi dan pembangunan pagar dan bendungan telah mengurangi layanan transportasi nutrisi ini lebih dari 90 persen,” ungkap Abraham.

KLIK INI:  Kronologis Singkat Penangkapan Pelaku Perdagangan Satwa Dilindungi di Kalimantan
Upaya memulihkan populasi satwa

Dengan populasi satwa liar yang tercabik-cabik dan mobilitas hewan berkurang oleh struktur manusia. Pergerakan utama fosfor adalah oleh manusia. Kita cenderung sangat tidak efisien dengan penggunaan nutrisi ini, kehilangan sebagian besar ke laut.

“Melalui penelitian kami, kami dapat menunjukkan bahwa secara historis, hewan liar mengangkut sejumlah besar fosfor yang setara dengan aliran penting lainnya seperti pengendapan debu dan kebakaran hutan,” kata Dr. Abraham.

“Namun yang penting, satwa liar dapat mengembalikan fosfor kembali ke tanah. Dengan memulihkan komunitas hewan yang saling berhubungan. Jalur kuno pemupukan alami dapat direvitalisasi, membantu melestarikan elemen yang tak tergantikan,” tambahnya.

KLIK INI:  Taman Nasional Gunung Leuser Kini Jadi Rumah Dara

Hewan secara alami memindahkan fosfor melalui urin, kotoran, dan bahkan tubuh mereka sendiri. Hal ini penting tidak hanya untuk pertanian tetapi juga sangat penting untuk kesehatan ekosistem alam.

Untuk mempertahankan jasa ekologi ini, para ilmuwan menyarankan skema perdagangan yang mirip dengan pasar karbon. Dengan cara ini masyarakat setempat dapat memperoleh manfaat baik dari fosfor yang ditambang atau sumber alami seperti fosfor dari kotoran burung.

Para ilmuwan berharap pendekatan ini dapat membantu memulihkan populasi satwa liar dan menjaga fungsi Bumi yang sehat dan tetap lestari.

KLIK INI:  WALHI NTT Adakan Lomba Menulis Tentang Lingkungan Hidup

Sumber: Earth