Klikhijau.com – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) utamanya solar sejak beberapa bulan terakhir, menjadi momok “mengerikan” tersendiri, khususnya bagi nelayan yang tinggal di pulau-pulau di pesisir Kota Makassar.
Dampak kelangkaan solar, sejak satu minggu terakhir ini. Membuat para nelayan menjerit dan hampir tidak melaut, karena mereka susah mendapatkan bahan bakar jenis solar—yang menjadi kebutuhan utama mereka.
Koordinator nelayan Pulau Lae Lae Kota Makassar, H. Sukiman mewakili para nelayan pulau pulau sekitar Makassar, mengeluhkan hal tersebut.
Dia meminta pihak pemerintah, utamanya Pertamina memperhatikan kurangnya pasokan bahan bakar solar bagi warga. Karena sangat mempengaruhi mata pencaharian nelayan dan tranportasi antar pulau.
“Kami memohon kepada pihak yang berwenang, khususnya Pertamina supaya BBM solar disiapkan untuk nelayan. Saat ini warga pulau yang mata pencaharian utamanya nelayan. Sudah tidak melaut selama seminggu belakangan ini. Apalagi transportasi laut untuk anak sekolah juga semakin sulit,” kata H.Sukiman. Minggu, 20 Maret 2022.
Dia menjelaskan bahwa Makassar yang mempunyai 11 gugusan pulau dan hampir 90 persen penduduknya hidup dari bermata pencaharian mencari ikan dan saat ini sangat sulit memperoleh BBM
“Bagaimana sekarang, harga ikan laut melonjak tajam harganya, ini akibat imbas kurangnya pasokan BBM, itupun juga kalau ada, harganya tidak sesuai dengan harga dan sangat sulit diperoleh,” ujarnya.
“Kami juga sulit untuk bergerak, dikarenakan alat transportasi ke pulau pulau lainnya untuk keperluan mendesak lainnya seperti transportasi orang sakit, ibu hamil dan anak sekolah kini sulit, Ini yang harus jadi perhatian,” imbuhnya.
Perlu solusi nyata
Sementara itu koordinator rukun nelayan HNSI Pulau Barrang Lompo, Sardi menuturkan nelayan adalah satu ujung tombang penyedia protein (ikan) masyarakat di kota. Tapi akibat kelangkaan BBM solar, imbasnya sangat menyengsarakan nelayan.
“Tanpa BBM solar nelayan tidak bisa melaut, apalagi solar merupakan kebutuhan primer bagi nelayan untuk mencari ikan,” ujarnya.
Sardi berharap kepada Pertamina atau pihak yang berwenang. Bisa memberikan solusi kepada nelayan, sehingga perputaran ekonomi di pulau- pulau bisa kembali berjalan normal.
“Kami nelayan tanpa melaut, kita mau makan apa. Karena disitu lah satu-satu nya mata pencarian kami untuk membiayai segala kebutuhan rumah tangga kami,” tutupnya.