- Kaktus Centong, Tanaman Hias yang Bisa Menjernihkan Air Sungai - 28/03/2023
- Pohon Air Mata - 26/03/2023
- Pisang Mas, Potensi Desa Kindang yang Belum Dilirik - 22/03/2023
Klikhijau.com – Kedih, barangkali adalah sebuah nama yang tak terlalu populer. Kedih adalah nama primata lucu ini dengan rambut kelabu tua keperakan. Ia bernama latin Presbytis thomasi.
Kedih atau biasa juga disebut monyet kedih termasuk satwa endemik Sumatera, terutama bagian utara. Ia termasuk spesies primata yang tergolong dalam famili Cercopithecidae.
Habitat alaminya adalah hutan tropis kering atau subtropis. Di dunia internasional kedih dikenal dengan nama Thomas’s Langur/North Sumatran Leaf Monkey/ Sumatran Grizzled Langur/Thomas’s Leaf Monkey/Semnopithèque De Thomas/Langur De Thomas.
Awalnya primata ini ditemukan di bagian utara Sumatra dan Aceh, di dekat Sungai Simpangkiri dan Wampu. Studi mengenai perilakunya pernah dilakukan di Stasiun Penelitian Ketambe, Leuser.
Ia memiliki warna rambut kelabu tua keperakan pada bagian punggung dan putih pada bagian perut, dada, leher hingga garis setengah pipi. Meski punya model rambut mohawk (berjambul), wajah kedih menampilkan ekspresi sedih.
Untuk bertahan hidup, ia mengkonsumsi daun, buah, biji, bunga dan kadang serangga.
Mereka aktif di siang hari(diurnal) dan lebih banyak menghabiskan waktu di pohon (arboreal).
Meski tak terlalu populer, primata ini Hewan ini termasuk dalam daftar hewan langka dan nyaris punah.
Yang paling bertanggung jawab tentang ancaman kepunahan kedih adalah perusakan hutan di Sumatera menjadikan habitat alaminya.
Perusakan hutan untuk penebangan, pulp dan kertas, serta minyak kelapa sawit telah menyebabkan hilangnya populasi Kedih sebanyak lebih dari 30 persen dalam 40 tahun terakhir.
Perilaku kedih
Perilaku kedih termasuk unik. salah satu keunikannya adalah suara vokal yang kuat dan tiap-tiap kelompok.
Kedih dapat mengenali anggota kelompok masing-masing dengan suara vokalnya tersebut. Biasanya, pada malam hari sering terdengar suara monyet kedih yang bersaut-sautan guna mengumpulkan para anggotanya setelah mereka menjelajah area hutan.
Dalam struktur sosial, mereka hidup berkelompok dengan seekor jantan sebagai pemimpinnya. Suaranya khas untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Suara sengau sang jantan berfungsi juga sebagai tanda bahaya.
Mereka biasanya hidup berkelompok dengan jumlah sekitar 10 ekor kedih, meliputi satu jantan dan enam betina, ditambah beberapa anak-anaknya. Seperti spesies hewan kebanyakan, spesies jantan selalu melindungi kelompoknya dari ancaman spesies lain atau pun dari intervensi kedih jantan lain.
Karena habitat alaminya mulai goyah oleh perilaku manusia beberapa kedih terkadang menjelajah untuk mencari makanan sampai ke daerah perkebunan milik penduduk.
Dampak dari keluarnya kedih mencari makanan, bagi penduduk sekitar dianggap sebagai hama perusak.
Namun, siapa sebenarnya yang mengganggu dan perusak?