Macan Tutul Amur Terancam Punah, Ini 3 Penyebab Utamanya!

oleh -1,978 kali dilihat
Macan Tutul Amur Terancam Punah, Ini 3 Penyebab Utamanya!
Macan tutul amur-foto/Pixabay

Klikhijau.com – Macan tutul amur merupakan subspesies yang ditemukan di Korea, Rusia Timur, dan China Timur Laut.

Saat ini populasinya berisiko terancam punah. Meski ada laporan terbaru yang mengatakan  ada peningkatan macan tutul di China dan Rusia.

Sebuah studi  pada tahun 2020 menemukan bahwa populasi macan tutul Amur, yang sekarang sebagian besar terkondensasi di Dataran Tinggi Loess di Cina Utara, telah meningkat dari 88 pada 2016 menjadi 110 pada 2017.

Artinya ada lompatan 25% yang luar biasa hanya dalam setahun . Peningkatan tersebut sebagian disebabkan oleh Land of the Leopard National Park yang baru didirikan.

KLIK INI:  Mengenal Tanaman Kemuning dan Ragam Manfaatnya untuk Kesehatan

Pembangunan itu telah membantu melindungi habitat yang sebelumnya tidak dilindungi dan menciptakan kekuatan untuk penelitian macan tutul Amur.

Namun, penilaian terbaru dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada tahun 2020 lalu. Memperkirakan bahwa kurang dari 60 individu tersisa di alam liar dengan tren menurun.

Studi lain menempatkan populasi global ke dalam kisaran delapan puluhan dan bahkan ratusan. Dan terungkap bahwa macan tutul amur telah melihat sedikit peningkatan jumlah meskipun berada di ambang kepunahan.

Namun, bahkan jika subspesies pulih, para ahli memperingatkan bahwa situasinya tetap kritis. Macan tutul amur  tetap berada dijalur terancam kepunahan

Setidaknya ada tiga penyebab utama kepunahan macan tulul ini, yaitu:

  • Perburuan liar

Bulu macan amur  yang tebal, yang membuatnya bertahan hidup di iklim yang keras. Telah menarik para pemburu untuk memburunya.

Para pemburu bisa menjualnya dengan mahal, harganya di kisaran antara $500 dan $1.000 di Rusia. Keberadaan macan tutul ini, akan lebih terancam lagi jika berada  di  wilayah hutan. Khususnya jika berdekatan dengan ladang  pertanian dan desa.

Hal itu membuat lebih mudah untuk diburu dan rentan terhadap persaingan dengan manusia, yakni manusia yang sedang memburu mangsa dari macan tutul amur.

Jika  macan tutul yang kelaparan, ia pun akan menjelajah ke peternakan untuk mencari makanan. Akibatnya, kerap terjadi konflik dengan manusia.

Semua subspesies macan tutul, termasuk macan tutul Amur, termasuk dalam Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) Appendix I. Artinya  mereka dianggap paling terancam punah di antara hewan dan tumbuhan yang terdaftar di CITES.

Dengan demikian, CITES melarang perdagangan internasional macan tutul Amur. Kecuali jika tujuan impornya tidak komersial (misalnya, untuk penelitian ilmiah).

KLIK INI:  Kiacret (Spathodea Campanulata), Tanaman Paling Invasi yang Kaya Manfaat
  • Kelangkaan mangsa

Mangsa dari macan tutul amur  juga mulai langka. Hal ini disebab oleh perburuan manusia. jadi, manusia tidak hanya memburu macan tutul ini, tetapi juga memburu mangsanya,  seperti rusa dan ungulata lainnya.

Macan tutul Amur tidak terlalu pilih-pilih mangsa. Ia bisa memburu rusa besar dan babi hutan. Namun, jika mangsa besar itu tidak tersedia, ia akan beralih  berburu mamalia kecil seperti kelinci, unggas, dan tikus.

Sayangnya, mangsa-mangsa itu semakin berkurang karena ulah manusia.

  • Hilangnya habitat dan fragmentasi

Habitat historis habibat macan tutul Amur  mencapai 139.674 mil persegi secara global, tetapi menurun menjadi 27.788 kilometer persegi pada tahun 1970-an.

Banyak penyebat semakin menyusutnya habibat macan tutul jenis ini, yakni karena  penebangan pohon, kebakaran hutan, dan konversi lahan untuk pertanian.

Saat ini habitatnya  adalah sekitar 4.134 mil persegi di timur laut Cina dan Timur Jauh Rusia, yang merupakan hanya 2,96% dari habitat historisnya .

Kebakaran hutan sangat bermasalah karena sering menggantikan hutan dewasa dengan padang rumput terbuka, yang cenderung dihindari oleh macan tutul.

Ukuran populasi liar yang kecil yang dialami macan tutul amur juga merupakan ancaman tersendiri, karena membuat mereka lebih rentan terhadap perkawinan sedarah. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan masalah genetik dan penurunan tingkat kesuburan.

Jika itu terjadi, maka keberadaan macan tutul amur akan tinggal kenangan.

KLIK INI:  Namaku Sri Nabila, Penghuni Baru Taman Nasional Gunung Leuser

Sumber: treehugger.com