FOLU Net Sink 2030, Komitmen Indonesia Turunkan GRK

oleh -83 kali dilihat
FOLU Net Sink 2030, Komitmen Indonesia Turunkan GRK
FOLU Net Sink 2030, Komitmen Indonesia Turunkan GRK

Klikhijau.com – Salah satu agenda nasional di bidang lingkungan adalah Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. Ini merupakan langkah sistematis yang dibangun dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) pada sektor kehutanan dan lahan.

Melalui Indonesia’s Folu Net Sink 2030, menjadi momen kontribusi Indonesia dalam menurunkan emisi GRK.

Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) Agus Justianto mengungkapkan FOLU Net Sink 2030 merupakan bagian dari upaya memenuhi komitmen internasional Indonesia. Caranya dengan menjamin realisasi dan implementasi di tingkat tapak. Dalam kata lain, from global to local.

Hal tersebut diungkapkan Agus yang juga selaku Ketua Harian II Tim Folu Net Sink 2030, dalam arahannya pada Sosialisasi Indonesia’s Folu Net Sink 2030 di Provinsi Bengkulu belum lama ini.

Untuk mempercepat implementasinya, dilakukan sosialisasi dan penyusunan rencana kerja Sub Nasional di 22 Provinsi yang ditargetkan selesai Mei 2023. Outputnya nanti disusun suatu rencana kerja oleh semua provinsi yang ada di Indonesia.

KLIK INI:  Pertanian Dapat Berkontribusi Positif pada Perubahan dan Mitigasi Iklim

Agus menjelaskan, rencana kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Operasional (Renops) Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 sejatinya merupakan kegiatan reguler sektor kehutanan. Hanya saja, kali ini dilaksanakan dengan lebih terstruktur, sistematis dan masif serta dengan target kinerja yang ditingkatkan.

Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 mendorong kinerja sektor kehutanan menuju target pembangunan yang sama, yaitu tercapainya tingkat emisi gas rumah kaca sebesar minus 140 juta ton CO2e pada tahun 2030. Adapun yang menjadi pijakan dasar utamanya adalah Sustainable Forest  Management, Environmental Governance, dan Carbon Governance.

“Kami mendorong dan mengharap dukungan dari Gubernur Bengkulu dan segenap stakeholder di Provinsi Bengkulu dalam implementasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030,” ujar Agus.

KLIK INI:  Temukan 7 Manfaat Membawa Siswa Belajar di Luar Kelas
Dapat sambutan positif

Bak gayung bersambut, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah memastikan peran Bengkulu dalam isu penurunan emisi GRK menjadi sangat strategis. Hal ini terjadi karena dari luas wilayah Bengkulu, yakni kurang lebih 20 ribu kilometer persegi. Luas wilayah hutannya mencakup lebih dari 43 persen. Selain itu, ada beberapa titik kawasan cagar alam, hutan lindung, taman wisata alam dan taman nasional.

Meski begitu, menurut Gubernur Bengkulu yang terpenting adalah bagaimana masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dengan keberadaan hutan tersebut. Setelah ada sosialisasi dan implementasi kebijakan nasional terkait dengan pengelolaan hutan dan lahan. Dirinya menginginkan masyarakat Bengkulu mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dengan adanya hutan yang ada di Bengkulu.

“Jadi, setelah dilakukan kajian akademik dan sosialisasi sehingga nanti baru di konversi dalam bentuk kebijakan ekonominya. Nantinya kita masyarakat Bengkulu diminta untuk menjaga kawasan hutan, tapi kita tetap mendapatkan manfaat ekonomi. Ini karena kita bukan hanya mendukung tapi justru sebagai inisiatornya,” kata Gubernur Rohidin usai membuka sosialisasi FOLU Net Sink 2030 yang dilaksanakan di kompleks Kantor Gubernur Bengkulu tersebut.

KLIK INI:  Limbah Makanan, Masalah Global yang Belum Terurai

Melalui serangkaian sosialisasi dan penyusunan rencana kerja ini, pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha serta para pihak terkait lainnya. Semuanya diharapkan dapat bekerja bersama secara kolektif melalui aksi percepatan dan implementasi langkah-langkah mitigasi domestik serta peran penting untuk melindungi, melestarikan dan memulihkan alam dan ekosistem dalam memberikan manfaat untuk adaptasi dan mitigasi iklim seraya memastikan perlindungan sosial dan lingkungan.

Rangkaian sosialisasi diawali laporan oleh Direktur Rencana dan Penggunaan Kawasan Hutan dan Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan, Roosi Tjandrakirana selaku penanggung jawab kegiatan sosialisasi.

Kemudian, dilanjutkan dengan pemaparan oleh Tim Folu Net Sink 2030 yang terdiri dari 5 bidang yaitu Bidang I Pengelolaan Hutan Lestari oleh Direktur Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial, Catur Endah Prasetiani P; Bidang II Peningkatan Cadangan Karbon (PCK) oleh Ketua Bidang II PCK Helmi Basalamah; Bidang III Konservasi oleh Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi, Nandang Prihadi; Bidang IV Pengelolaan Ekosistem Gambut oleh Perencana Ahli Madya Biro Perencanaan KLHK, Mohamad Darojat Ali, serta Bidang V Instrumen dan Informasi oleh Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK, Nunu Anugrah.

Setelah sesi diskusi dan tanggapan, kegiatan hari ini diakhiri dengan penyampaian rangkuman Sosialisasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di Provinsi Bengkulu oleh Staf Ahli Menteri LHK Bidang Energi, Winarni Monoarfa. ***

KLIK INI:  Alarm Bahaya, Hutan Tropis Dapat Berubah dari Penyerap Karbon Menjadi Sumber Karbon