Indonesia-Ceko Tingkatkan Kerjasama di Bidang Lingkungan

oleh -74 kali dilihat
Indonesia-Ceko Tingkatkan Kerjasama di Bidang Lingkungan
Indonesia-Ceko Tingkatkan Kerjasama di Bidang Lingkungan-foto/KLHK

Klikhijau.com – Perlindungan keanekaragaman hayati dan lingkungan. Memang harus jadi prioritas. Ini pula yang coba ditempuh oleh pemerintah Indonesia dan Ceko.

Kedua negara tersebut menjalin kerjasama di bidang lingkungan hidup untuk melakukan perlindungan keanekaragaman hayati dan lingkungan itu sendiri.

Kesepakatan kerjasama itu terjalin pada pertemuan bilateral kedua negara. Keduanya diwakili oleh   Menteri Lingkungan  Hidup masing-masing.

Indonesia diwakili oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya. Sedangkan  Ceko diwakli Menteri Lingkungan Hidup Republik Ceko, Richard Brabec, Senin, 21 Juni 2021.

KLIK INI:  Hukuman Pelanggar Protokol Kesehatan yang Berpihak Pada Lingkungan

Pertemuan tersebut membicarakan peningkatan kerja sama kedua belah pihak. Itu ditandai  dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) Republik Indonesia – Republik Ceko. Penandatanganan itu mengenai perlindungan lingkungan dan kerja sama pembangunan berkelanjutan.

Selain itu, pertemuan dua kementerian yang menangani masalah lingkungan hidup itu, juga membahas hubungan antar pemerintah, yaitu dalam hal kerja sama kebun raya, tenaga ahli, kebun dan akademisi.

Kedua delegasi itu juga bertukar informasi dan pengalaman terkait upaya perlindungan lingkungan, dan keanekaragaman hayati. Mereka juga membahas  perubahan iklim,  terutama energi baru terbarukan, ekonomi sirkular, dan pengelolaan sampah.

Laksanakan kesepakatan global

Menurut Situ Nurbaya pemerintah indonesia tak pernah berhenti—selalu  berkomitmen untuk melaksanakan kesepakatan global, khususnya mengenai isu-isu lingkungan.

Tidak hanya itu, pemerintah Indonesia juga menaruh perhatian besar. Terutama pada hal-hal yang berkaitan dengan persoalan lingkungan, dan mengambil tindakan yang berbasis ilmiah.

“Komitmen Pemerintah Indonesia dalam agenda pengendalian perubahan iklim tertuang dalam NDC atau Nationally Determined Contribution . Indonesia berkomitmen  mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GSR) sebesar 29% dengan sumber daya nasional. Termasuk juga  pengurangan emisi hingga 41%  pada tahun 2030 dengan dukungan internasional,” tutur Menteri Siti.

Indonesia, khususnya di tingkat nasional  telah menyelesaikan semua instrumen REDD+ yang meliputi Monitoring, Forest Reference Emission Level (FREL), Reporting, and Verification (MRV), Sistem Registri Nasional (SRN), Safeguard Information System (SIS REDD+) dan penganggarannya.

Untuk menyikapi hal tersebut, pada Oktober tahun 2019 lalu Indonesia telah membentuk Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).

Sementara itu, untuk pengelolaan sampah Situ menjelaskan bahwa Indonesia menjadikannya sebagai  prioritas.

Untuk mendukung aksi itu, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional (Jakstranas) Pengelolaan Sampah.

Targetnya pada tahun 2025  pengelolaan sampah akan mencapai 100%, yang terbagi atas  pengurangan sampah 30% dan melalui pengelolaan sampah 70%.

Pengurangan sampah berarti paradigma pengelolaan sampah memberikan titik tekan bagi kebijakan hulu dengan pola 3R (reduce, reuse, recycle).

Hal ini sejalan dengan program pengurangan sampah dari produsen melalui pendekatan Extended Producer Responsibility (EPR).

Mendukung upaya tersebut. KLHK juga membatasi penggunaan kantong belanja plastik, sedotan plastik, dan wadah makanan busa plastik sekali pakai di peritel modern dan industri jasa makanan dan minuman.

KLIK INI:  Diperlukan Peran Generasi Muda dalam Aksi Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Bisa memberi keuntungan

“Hingga Oktober 2020, ada 2 provinsi, yaitu Bali dan Jakarta, serta 38 kota/kabupaten yang telah menerapkan peraturan larangan penggunaan plastik sekali pakai,” terang Menteri Siti.

Pada kesempatan tersebut, Richard Brabec menyampaikan selain bertemu dengan Menteri LHK, dia juga diagendakan bertemu Menteri Luar Negeri, Menteri ESDM, dan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, serta dijadwalkan mengunjungi beberapa tempat di Indonesia.

Ruchard Brabec menegaskan harapannya untuk peluang dan langkah kerjasama pada tingkat akademisi/universitas dan pada bisnis to bisnis.

Hal ini juga  dibuktikan dengan rombongan delegasi Menteri LH Ceko yang mencakup akademisi dan asosiasi serta entitas bisnis khususnya industri daur ulang plastik.

“Saya berharap hubungan bilateral Indonesia dan Ceko di bidang kerjasama  LHK dapat ditingkatkan.  Sehingga  dapat saling menguntungkan kedua negara,” pungkasnya.

Semoga saja kerjasama itu menjadi titik terang bagi keanekaragaman hayati dan lingkungan yang lebih baik.

KLIK INI:  Menjerat Pelaku Perusakan Lingkungan dan Kawasan Hutan Produksi dengan Pidana Berlapis