Ecopolybag, Pengganti Polybag Plastik yang Lebih Ramah Lingkungan

oleh -1,127 kali dilihat
Ecopolybag, Pengganti Polybag Plastik yang Lebih Ramah Lingkungan
Ecopolybag, Pengganti Polybag Plastik yang Lebih Ramah Lingkungan-foto/KLHK

Klikhijau.com – Polybag plastik telah lama jadi andalan masyarakat untuk media pembibitan. Karena dianggap lebih praktis dengan harga yang cukup murah.

Polybag plastik bisa digunakan juga berkali-kali. Namun, lebih banyak masyarakat menggunakannya sekali saja.

Apalagi jika bibit yang akan ditanam telah dibawah ke lokasi penanaman. Biasanya tempat  pembibitannya akan ikut terbuang ke lingkungan.

Karena itu diperlukan adanya media pembibitan yang lebih ramah lingkungan. Dan itu jatuh pada yang namanya ecopolybag.

Media ini (ecopolybag) dapat digunakan sebagai pengganti polybag plastik yang dapat menimbulkan limbah plastik. Sehingga dianggap kurang ramah lingkungan.

KLIK INI:  Sedekah Energi Hadirkan Listrik Bertenaga Surya untuk Masjid di Kaki Gunung Rinjani

Ecopolybag bisa dari berbagai bahan yang dianggap ramah lingkungan, bisa dari daun pandan atau bambu.

Media pembibitan ramah lingkungan telah memiliki peminat tersendiri. Sehingga usaha ini memiliki peluang yang bagus ke depannya untuk digeluti. Semisal baru-baru ini tiga ketua kelompok kemitraan konservasi binaan Balai Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa) melakukan penandatanganan kesepakatan kerja atau kontrak kerja pembuatan ecopolybag.

Terbuat dari bambu

Ecopolybag yang mereka buat berbahan bambu. Kerjasama itu terjalin  dengan Yayasan Alam Sehat Lestari(Asri). Ketiga kelompok tersebut yaitu Kelompok Sinar Baru, Kelompok Lubuk Tapah, dan Kelompok Kayek Melayet Besame.

Penandatanganan dilakukan di kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Sukadana Kabupaten Kayong Utara, Jumat, 11 Juni 2021. Nilai besaran nilai kontraknya sebanyak 35.000 buah ecopolybag bambu. Untuk proses pembuatannya sendiri disepakati dalam jangka waktu selama 5 bulan.

Dengan adanya kerja sama tersebut, selain meningkatkan ekonomi kelompok masyarakat, juga mengurangi limbah plastik.

Pada tahun 2020 lalu, kerjasama serupa juga pernah dilaksanakan oleh pihak Balai Tanagupa dan Asri. Tapi jumlah kesepakatannya lebih sedikit, yakni hanya 15 ribu  ecopolybag. Dan tahun 2021 ini meningkat menjadi 35 ribu.

Kepala Balai Tanagupa, M. Ari Wibawanto menyampaikan bahwa dalam waktu satu tahun terakhir, pihaknya telah mendorong dan menginisiasi penggunaan ecopolybag. Karena lebih ramah lingkungan dibanding polybag dari bahan plastik.

Ecopolybag tersebut akan digunakan untuk kegiatan rehabilitasi hutan di kawasan taman nasional. Guna mendukung usaha itu, Balai Tanagupa mendorong kelompok-kelompok Kemitraaan Konservasi binaannya untuk membuat ecopolybag.

Untuk bahan yang digunakan adalah yang mudah didapatkan, yakni dari bahan baku bambu. Bambu merupakan salah satu produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Tumbuhan ini berasal dari zona tradisional Tanagupa.

KLIK INI:  Pengukuhan Pengurus Forsi LHK Sul-Sel Periode 2019-2022 Berlangsung Semarak
Untuk mengurangi penggunaan plastik

“Pembuatan ecopolybag ini merupakan langkah nyata dari pemerintah melalui Balai Tanagupa. Tujuannya untuk mengurangi penggunaan bahan plastik dalam kegiatan rehabilitasi kawasan hutan. Selain itu, diharapkan dengan melibatkan para anggota kelompok binaan. khsusunya dalam memproduksi ecopolybag dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar Tanagupa,” ujarnya.

Langkah nyata ini, diharapkan dapat didukung dan diikuti oleh seluruh stakeholder yang berkepentingan, sehingga kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan dapat berjalan tanpa adanya sampah plastik. Balai Tanagupa akan terus mendorong kelompok-kelompok

Kemitraan Konservasi binaan Balai Tanagupa untuk mampu membuat ecopolybag dari bahan-bahan baku HHBK yang tidak hanya dari bambu tapi juga dari jenis lainnya seperti nipah, pandan atau jenis organik lainnya.

“Kami pun menjamin dan memastikan bahwa seluruh ecopolybag yang dihasilkan oleh anggota kelompok dibeli dan diserap untuk kegiatan rehabilitasi hutan yang lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, kami pun menyediakan tempat di Pusat Informasi Balai Tanagupa Sukadana Kayong Utara untuk melatih para anggota kelompok agar dapat membuat ecopolybag yang baik dan memenuhi standar yang telah ditetapkan,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Yayasan ASRI, Nur Febriani dalam keterangannya menyampaikan pihaknya membutuhkan sebanyak kurang lebih 95 ribu buah ecopolybag. Tujuannya untuk mendukung upaya rehabilitasi yang akan dilakukan tahun ini.

“Oleh karena itu, kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Balai Tanagupa. Karena  telah melakukan inisiasi pembuatan ecopolybag dari bambu. Setelah melakukan beberapa kali riset dan percobaan. Rupanya ecopolybag yang digagas dan diinisiasi oleh Balai Tanagupa merupakan salah satu ecopolybag yang layak untuk digunakan dalam kegiatan rehabilitasi. Sehingga kegiatan rehabilitasi yang kami lakukan menjadi lebih ramah lingkungan dan tanpa limbah plastik,” ungkapnya.

Apa yang dilakukan pihak Balai Tanagupa dan pihak Asri bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk memproduksi ecopolybag karena lebih aman bagi lingkungan.

KLIK INI:  Kebun Jagung di Biringbulu dan Sepasang Sejoli yang Menanam Pohon Selama 20 Tahun di Brasil