Cahaya Buatan, Dapat Mengacaukan Kehidupan Dunia satwa

oleh -325 kali dilihat
Menyelamatkan Satwa Liar dari Polusi Cahaya, Begini Caranya!
Ilustrasi cahaya lampu/foto-Trubus

Klikhijau.com – Cahaya dan kehidupan. Dua hal tak terpisah. Namun, kebanyakan cahaya—tanpa adanya gelap. Kehidupan akan kacau balau.

Kenapa demikian, karena gelap pun dibutuhkan untuk hidup, bukan hanya manusia, tetapi juga hewan atau satwa.

Namun demikian, cahaya khususnya cahaya lampu (buatan) akan sangat menganggu keseimbangan eksostem hewan, termasuk serangga.

Itu karena banyak serangga yang tertarik pada cahaya, tetapi cahaya buatan dapat menciptakan daya tarik yang fatal.

KLIK INI:  Polusi Cahaya, Penyebab dan Bagaimana Mencegah Dampak Berbahaya di Baliknya!

Cahaya buatan dapat menurunkan populasi serangga. Sementara penurunan populasi serangga berdampak negatif pada semua spesies, khususnya mereka bergantung pada serangga untuk makanan atau penyerbukan.

Karena ketertarikan serangga pada cahaya, membuat beberapa predator memanfaatkan daya tarik ini untuk keuntungan mereka. Sehingga dapat mempengaruhi jaring makanan dengan cara yang tidak terduga.

Selama miliaran tahun, semua kehidupan mengandalkan ritme siang dan malam yang dapat diprediksi di Bumi. Ini dikodekan dalam DNA semua tumbuhan dan hewan. Manusia telah secara radikal mengganggu siklus ini dengan menerangi malam.

Tumbuhan dan hewan bergantung pada siklus harian ritme terang dan gelap Bumi untuk mengatur perilaku pendukung kehidupan seperti reproduksi, nutrisi, tidur, dan perlindungan dari pemangsa.

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa cahaya buatan di malam hari memiliki efek negatif dan mematikan pada banyak makhluk termasuk amfibi, burung, mamalia, serangga, dan tumbuhan.

Namun keberadaan lampu buatan dapat mengganggu ekosistem dunia. Hewan nokturnal tidur di siang hari dan aktif di malam hari. Polusi cahaya secara radikal mengubah lingkungan malam mereka dengan mengubah malam menjadi siang.

KLIK INI:  Polusi Cahaya, Bukti Perilaku Hidup Boros Energi

Menurut ilmuwan riset Christopher Kyba, untuk hewan nokturnal, ”penemuan cahaya buatan mungkin mewakili perubahan paling drastis yang dilakukan manusia terhadap lingkungan mereka”.

“Predator menggunakan cahaya untuk berburu, dan spesies mangsa menggunakan kegelapan sebagai penutup,” Kyba menjelaskan “Di dekat kota, langit berawan sekarang ratusan, atau bahkan ribuan kali lebih terang daripada 200 tahun yang lalu. Kami baru mulai mempelajari betapa drastisnya pengaruh ini terhadap ekologi nokturnal,” lanjutnya.

Juga berdampak pada habitat lahan basah

Silau dari lampu buatan juga dapat berdampak pada habitat lahan basah yang merupakan rumah bagi amfibi seperti katak dan kodok, yang suara seraknya di malam hari adalah bagian dari ritual berkembang biak. Lampu buatan mengganggu aktivitas malam hari ini, mengganggu reproduksi dan mengurangi populasi.

KLIK INI:  Menyelamatkan Satwa Liar dari Polusi Cahaya, Begini Caranya!

Sementara bagi bayi penyu, lampu ataua cahaya buatan dapat membawanya pada kematian. Itu karena penyu hidup di laut. Namun,  menetas pada malam hari di darat atau  pantai.

Tukik menemukan laut dengan mendeteksi cakrawala cerah di atas lautan. Lampu buatan menarik mereka menjauh dari laut. Di Florida saja, jutaan tukik mati dengan cara ini setiap tahun.

Tidak hanya serangga dan penyu, tetapi juga lampu buatan berdampak pula pada burung. Sebagaimana kita ketahui, banyak burung yang bermigrasi atau berburu di malam hari bernavigasi dengan cahaya bulan dan cahaya bintang.

Nah, cahaya buatan dapat menyebabkan mereka mengembara keluar jalur dan menuju lanskap malam kota yang berbahaya. Setiap tahun jutaan burung mati bertabrakan dengan bangunan dan menara yang tidak perlu diterangi.

KLIK INI:  Tentang El Nino dan Dampak Buruk yang Menyertainya

Burung yang bermigrasi bergantung pada isyarat dari jadwal musiman yang waktunya tepat. Lampu buatan dapat menyebabkan mereka bermigrasi terlalu dini atau terlalu terlambat dan kehilangan kondisi iklim yang ideal untuk bersarang, mencari makan, dan perilaku lainnya.

“Ketika kita menambahkan cahaya ke lingkungan, itu berpotensi mengganggu habitat, seperti menjalankan buldoser di atas lanskap,” ujar Chad Moore, mantan National Park Service.

Namun, saat ini hidup tanpa cahaya buatan (lampu) nyaris menjadi sesuatu yang mustahil. Karenanya dibutuhkan kesadaran yang tinggi, agar mengurangi cahaya lampu pada malam hari. Caranya mematikan lampu, misalnya memadam lampu taman, teras, dan lampu jalan saat hendak tidur.

KLIK INI:  Capung Masuk Rumah, Jangan Cemas, Ini Kabar Baiknya!

Sumber: Darksky