Polusi Cahaya, Bukti Perilaku Hidup Boros Energi

oleh -159 kali dilihat
Menyelamatkan Satwa Liar dari Polusi Cahaya, Begini Caranya!
Ilustrasi cahaya lampu/foto-Trubus

Klikhijau.com – Polusi cahaya, apa yang sahabat hijau pikirkan tentangnya? Isu polusi cahaya bukanlah isu yang baru. Isu ini telah lama diangkat ke permukaan.

Isunya sendiri pertama kali dimasukan ke dalam berita pada tahun 1964. Hanya saja baru dianggap masalah serius pada tahun 2002 lalu.

Polusi cahaya merupakan salah satu jenis polusi. Definisi dari polusi cahaya adalah “dampak buruk akibat cahaya buatan manusia”.

Polusi cahaya biasanya berarti intensitas cahayanya terlalu besar. Beberapa spesies, termasuk tumbuhan dan manusia, mengalami dampak dari polusi cahaya. Sebagian besar masyarakat umum tidak pernah mendengar istilah polusi cahaya.

KLIK INI:  Menyelamatkan Satwa Liar dari Polusi Cahaya, Begini Caranya!

Adapun yang mengetahui polusi cahaya biasanya tidak peduli atau tidak melakukan apa-apa untuk menanggulanginya. Polusi cahaya merugikan Amerika Serikat satu miliar dollar setiap tahun.

Dilansir dari Wikipedia, polusi cahaya adalah efek samping dari industrialisasi.  Polusi cahaya ini bisa saja berasal dari pencahayaan eksterior dan interior bangunan, pabrik, properti komersial, kantor, papan iklan, lampu jalan dan stadion.

Polusi cahaya paling parah ini terjadi di wilayah yang telah terindustrialisasi dengan kepadatan penduduk tinggi. Misalnya di Amerika Utara, Eropa, dan Jepang, serta kota-kota utama di Timur Tengah dan Afrika Utara seperti Kairo.

Jika ditilik, sebenarnya ada dua tipe polusi cahaya, yaitu pertama adalah cahaya redup yang mengganggu alam dan tipe kedua adalah cahaya berlebihan (dalam ruangan) yang memperburuk kesehatan

Dampak polusi cahaya ini berimbas tidak hanya ke hewan dan manusia, tetapi juga ke lingkungan. Utamanya lingkungan perkotaan malam hari.

KLIK INI:  Mengagumkan, Bambu Berpotensi Jadi Sumber Daya Energi Baru Terbarukan

Polusi cahaya menyebabkan adanya pemborosan energi listrik di perkotaan. Itu artinya kehadiran polusi cahaya adalah cerminan perilaku hidup boros energi.

Hal ini dikarenakan sumber-sumber polusi cahaya seperti lampu taman, papan reklame, dan sumber-sumber lainnya tidak efektif dalam penggunaan cahaya dan mempengaruhi jumlah energi yang dilepaskan ke lingkungan menjadi tidak efektif.

Kampanye pengurangan polusi cahaya

Melihat dampak buruknya yang besar, maka tak heran sejak awal 1980 muncul beberapa gerakan langit gelap global untuk mengkampanyekan pengurangan polusi cahaya.

Seorang mahasiswa desain asal Berlin, Jerman, Tobias Trübenbacher, menciptakan lampu ramah lingkungan bertenaga angin. Mengutip dari Dezeen, lampu ini dilengkapi rotor angin untuk memberinya energi penerang dan sistem deteksi gerak yang menciptakan pencahayaan ramah serangga.

KLIK INI:  Petani Milenial Kindang, Jawab Tantangan Musim Paceklik dengan Tomat

“Polusi cahaya menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia, seperti gangguan tidur, depresi, penyakit kardiovaskular, diabetes hingga kanker. Selain itu, juga berdampak buruk pada tanaman dan satwa, kepunahan spesies, migrasi burung yang hilang orientasi, gangguan migrasi ikan, termasuk pada proses peluruhan daun tanaman, adalah deretan dampak negatif akibat polusi cahaya. Dampak polusi cahaya pernah menerjang Jerman, yang hanya selama satu malam di musim panas, sebanyak 1,2 miliar serangga mati oleh lampu jalan,” ungkap Trübenbacher.

Jadi, dengan mengurangi polusi cahaya, maka telah mengurangi pula salah satu ancaman lingkungan, Kesehatan dan juga perilaku hidup boros energi.

KLIK INI:  Polusi Cahaya, Ancaman Serius bagi Burung yang Bermigrasi