Bikin Terenyuh, Begini Curahan Hati Perempuan Ini Saat Keluarganya Berstatus PDP

oleh -518 kali dilihat
Bikin Terenyuh, Begini Curahan Hati Perempuan Ini Saat Keluarganya Berstatus PDP
Haiziah Gazali, Ketua Gerakan Cinta Alam (Gema) NTB-Foto/Ist
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Siapa tidak bersedih hati saat ada keluarga dekat berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19? Di luar rasa sedih yang mendalam sekaligus mencemaskan itu, ada situasi sosial yang jauh lebih krusial.

Tekanan psikis dan stigma sosial yang harus dihadapi para penderita dan keluarganya jauh lebih mengerikan. Sepertinya, masyarakat kita tidak siap berterima dengan realitas saat ada tetangga atau kerabat yang diduga kuat positif corona. Padahal yang diperlukan adalah saling menguatkan satu sama lain.

Begitulah yang dirasakan dan diamati oleh seorang aktivis lingkungan bernama Haiziah Gazali saat ada kabar bahwa kakak kandungnya berstaus PDP. Sembari menghadapi semuanya dengan tulus dan tetap semangat, Haiziah Gazali menulis catatan.

Tulisan Haiziah Gazali

Klikhijau sengaja membagikan curahan hati Ketua Gerakan Cinta Alam (Gema) NTB yang dibagikan ke sosial media ini sebagai bahan pembelajaran buat kita semua:

KLIK INI:  Belajar dari Molly, Anjing yang Rajin Memungut Sampah di Pantai

Saya menulis kisah ini dengan tangan gemetar. Setelah mampu menghapus air mata dan menenangkan diri karena terkejut mendengar khabar aktual bahwa kakak saya diduga kuat positif terkena covid-19. 

Pukul 11.00 wita lebih, saya sedang menulis laporan tentang kerja-kerja sebagai spesialis womens economic empowerment di rumah. Handphone saya berdering, ternyata panggilan dari kakak ipar saya.

Dia menyampaikan khabar bahwa kakak laki-laki saya yang rumahnya di belakang rumah saya berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Berita iini disampaiakan setelah dia mendapat telpon dari puskesmas.

Tentu saja saya merasa kaget, lemas dan sedih. Apalagi saat melihat kakak itu dibawa ke ambulance oleh petugas dan teamnya. Air mata saya menetes tanpa ampun, sambil terus mengelus dada untuk menenangkan diri. 

KLIK INI:  Mengintip Penerapan Jalur Hijau Sepeda di Makassar
 

Sedangkan di rumah kakak itu, anak dan istrinya sedang diperiksa oleh petugas. Anjuran petugas agar mereka dikarantina tidak boleh keluar rumah.

Setelah mereka selesai diperiksa, saya telpon keponakan itu. Saya sampaikan agar mereka tidak boleh keluar rumah. Untuk kebutuhan pangan, saya yang akan menyiapkan dan memberikan dengan tetap menjaga jarak.

Jangan pernah mendengar omongan negatif orang-orang. Selain itu mereka harus tetap menjaga kebersihan ( semua hal yang pernah terkontak dengan kakak saya harus dibersihkan). Saya memberikan cairan disinfektan untuk dipergunakan menyemprot rumahnya secara mandiri.

Setelah itu saya coba menenangkan diri dan  duduk menarik napas. Saat itu kakak ipar yang mengabari datang ke rumah.

KLIK INI:  Bendungan Bili-Bili Status Waspada, Begini Pernyataan Bupati Gowa

Kami ngobrol sebentar dan memutuskan untuk ke rumah saya yang lain untuk menyampaikan kabar sekaligus memberikan penjelasan agar mereka tenang. Sekalian membelikan kakak ipar dan keponakan kebutuhan pangan.

Saat sedang mengobrol dengan kakak, tiba-tiba tercetus kalimatnya yang membuat saya kaget: “saya merasa terhina” sambil air matanya menggenang. Saya katakan bahwa tidak ada yang terhina, penyakit ini virus yang sangat gampang menyebar. Terpenting adalah yang sakit sudah di bawa ke rumah sakit dan kita semua harus menjaga diri. 

Wabah covid-19 ini memang mengerikan secara medis, sosial dan psikis. Secara medis bisa menyebabkan kematian. Secara sosial memberikan stigma negatif kepada pengidap dan keluarganya. Hingga mereka di jauhi. Secara psykis, bisa membuat keluarga pengidap mengalami down mental  jika tidak saling menguatkan. 

KLIK INI:  5 Ide Selfie Tak Biasa Berkaitan dengan Sampah, Poin Terakhir Mengejutkan!

Itu sebabnya, saya membagi kisah ini agar kita semua memahami bersama;

  1. Kita tidak perlu mengucilkan dan memberikan stigma negatif kepada yang positif covid-19.
  2. Keluarga harus saling menguatkan walaupun hanya melalui seluler.
  3. Tetap jaga jarak, jaga kebersihan, perkuat imun tubuh, usahakan tidak kontak dengan banyak orang.
  4. Laporkan dan periksakan diri jika merasa pernah kontak langsung dengan orang yang positif. 
  5. Harus ada edukasi ke masyarakat bahwa wabah ini tidak membuat kita yang positif menjadi HINA…
NOTE;

Kondisi terkini sampai pukul 18.14 Wita, kami masih menunggu hasil swab. Apakah positif atau negatif…

TETANGGA-TETANGGA SAYA SALING MENGUATKAN SETELAH KAMI MEMBERIKAN PEMAHAMAN BAHWA TIDAK ADA YANG HINA DENGAN ORANG POSITIF COVID-19.

SAYA JUGA SUDAH MELAPORKAN DIRI AGAR SEGERA DIPERIKSA OLEH PETUGAS.

SAYA BERBAGI KISAH, DENGAN HARAPAN KITA BISA MENGAMBIL PEMBELAJARAN DARI TULISAN INI..

Rabu, 8 April 2020 Selong Kabupaten Lombok Timur…

Haiziah Gazali

Semoga kita semua dalam lindungan Tuhan dan tetap menjaga kesehatan…

KLIK INI:  Kenapa Bisa Gempa di Palu Dikategorikan Fenomena Supershear Langka?