Benarkah Event F8 2023 Tidak Hemat Energi?

oleh -132 kali dilihat
Event F8 2023-foto/ist

Klikhijau.com – Event Makassar International Eight Festival and Forum (F8) 2023. Menjadi magnet tersendiri. Masyarakat berbondong-bondong mengunjunginya.

F8 tahun ini cukup gemerlap dan riuh. Itu tidak lepas dari dukungan pasokan listrik dari PT PLN (Persero).

PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Makassar Utara atau biasa disingkat PLN UP3 Makassar Utara memberikan layanan khusus kelistrikan. Total daya yang digunakan adalah 607.900 volt ampere atau VA.

Daya sebesar itu disiapkan guna kelancaran acara F8, yang telah jadi agenda tahunan Pemerintah Kota Makassar.

Jika menengok ke F8 tahun lalu, penggunaan listrik tahun ini jauh lebih besar. Tahun lalu hanya  menggunakan daya sekitar 562.000 VA.

KLIK INI:  Bukan Sekadar Arisan, Ibu-Ibu di Buton Kampanyekan Penyelamatan Lingkungan

Penggunaan daya sebesar itu, apakah dapat digolongkan sebagai pemborosan energi atau masih daalam kategori hemat energi?

Ir. Adriani, dosen Teknik Elektro Universitas Muhammaadiyah Makassar (Unismuh) mengatakan, dalam konteks tersebut, sulit untuk mengatakan dengan pasti apakah penyediaan layanan khusus kelistrikan dengan total daya 607.900 VA untuk acara besar seperti F8 termasuk dalam kategori “hemat energi” atau tidak.

Alasan utamanya adalah bahwa angka daya yang disediakan (607.900 VA) merupakan ukuran daya yang cukup besar. Biasanya acara besar memang memerlukan daya listrik yang signifikan.

“Hemat energi biasanya mengacu pada upaya untuk menggunakan energi dengan lebih efisien, mengurangi konsumsi energi, atau menggunakan sumber energi yang lebih ramah lingkungan,” ungkapnya.

Jika acara ini mengarah pada penggunaan energi yang lebih efisien atau memanfaatkan sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, maka mungkin bisa dianggap sebagai langkah menuju hemat energi.

KLIK INI:  DLH Kota Makassar Larang Peternakan Babi di Jl. Haji Kalla

Namun, tanpa informasi lebih lanjut tentang bagaimana energi digunakan selama acara. Apakah ada teknologi atau praktik hemat energi yang diterapkan, atau apakah ada pembandingan dengan konsumsi energi pada acara serupa di masa lalu.

Jika itu tidak ada, sulit untuk membuat penilaian definitif mengenai apakah acara ini termasuk dalam kategori hemat energi.

“Jika Anda memiliki informasi lebih lanjut tentang bagaimana energi digunakan selama acara, teknologi yang digunakan, atau langkah-langkah spesifik yang diambil untuk efisiensi energi, saya akan lebih dapat memberikan pandangan yang lebih terperinci,” katanya.

KLIK INI:  Apa Kabar Ruang Terbuka Hijau di Kota Makassar?
Bergantung kebutuhan

Sementara itu, Ahmad Rosyid Idris, dosen Prodi Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang mengatakan, kita harus melihat apa pengertian penghematan energi itu sendiri.

Jadi, penghematan atau konservasi energi itu merupakan tindakan dalam rangka mengurangi penggunaan energi. Tetapi, menghemat energi itu berarti tidak menggunakan energi listrik untuk hal yang tidak berguna.

“Jadi, kalau PLN menyiapkan daya sebesar 607.900 VA dan itu sesuai kebutuhan, artinya bisa dianggap itu menghemat energi,” tuturnya.

Dia juga menambahkan bahwa pada dasarnya sumber energi bergantung dari beban yang dibutuhkan. Bisa jadi beban tahun ini bertambah dibandingkan tahun lalu, artinya sumber daya yang harus disupplai juga meningkat.

KLIK INI:  Ma’REFAT Institute Sorot Masalah Budaya dan Pelibatan Publik dalam Penataan Ruang