- Cinta Ini Pohon-Pohon - 19/05/2024
- Yang Pertama Mengencingi Bumi - 12/05/2024
- Menunggu Bangau Pulang - 04/05/2024
Klikhijau.com – Karena merasa suntuk. Saya bergeser keluar ke teras kios milik Darvin—tempat kami bertamu di Desa Garuntungan, Kecamatan Kindang, Bulukumba.
Melihat pemandangan dan merasakan suasana yang berbeda. Terkadang mampu mengusir rasa suntuk. Seperti itulah yang saya lakukan malam itu, Selasa, 28 November 2023 lalu.
Ketika saya berada teras, Darvin juga ikut keluar. Suasana malam khas pedesaan terasa kental, sepi, damai, dan tentu saja dingin.
Sebagai orang yang hidup di desa, hal itu tidaklah mengejutkan. Biasa-biasa saja, yang tidak biasa malam itu adalah pohon yang dibiarkan berdiri di depan kios.
Batangnya tidak besar, hanya sebesar paha orang dewasa. Pun tumbuh tidak terlalu tinggi.
“Ini pohon apa?” tanya saya kepada Darvin.
“Belimbing,” jawabnya singkat.
Sejujurnya saya hendak protes. Karena sepengetahuan saya, belimbing tidak seperti itu, mulai batang, daun hingga buahnya.
Belimbing yang saya kenal buahnya kecil, batangnya kecil. Buahnya kadang memenuhi batangnya. Sementara belimbing yang ada di depan kios Darvin itu—rupanya tidak demikian. Buahnya unik dan besar
Rupanya belimbing itu adalah Belimbing manis (Averrhoa carambola L.). tanaman ini adalah tumbuhan tropis. Ia termasuk yang termasuk ke dalam famili Oxalidaceae. Tumbuhan ini berasal dari Asia Tenggara.
“Tidak mau berhenti berbuah,” terang Darvin.
Belimbing manis memiliki sifat yang menarik, sebab mampu menghasilkan buah hampir sepanjang tahun.
Dengan tingga hanya sekitar 5-7 meter. Buahnya tidaklah terlalu sulit untuk dipanen. Saat saya “dipanenkan” oleh Darvin buah belimbing manisnya itu. Darvin hanya menggunakan kayu yang tidak terlalu panjang lalu menjoloknya. Buahnya pun berjatuhan
“Saat kulit buahnya kuning, rasanya akan manis,” jelasnya.
Malam itu, karena buah yang telah kuning sudah habis dipanen warga sekitar kiosnya, maka yang saya dapat hanyalah yang hijau saja—masih mentah. Namun, rasa manisnya tetap terasa.
Tanaman belimbing manis berbentuk kecil dan menarik, tumbuh lambat dengan batang pohon yang kecil atau berbentuk semak, memiliki banyak batang (ranting) dan diameter penjalarannya bisa mencapai 20-25 kaki (Chakraborty, 2013). Buah ini memiliki rasa manis dan juga asam.
Pertumbuhan dan masa berbuahnya sebenarnya tidak lambat-lambat amat. Belimbing manis yang ditanam Darvin itu, misalnya. Dia baru menanamnya sekitar 2005 lalu. Dan telah beberapa tahun belakang ini mulai berbuah.
Kandungan dan manfaat
Buah belimbing mengandung vitamin C dan juga banyak mengandung antioksidan yang mampu mencegah penyakit kanker.
Selain itu, buahnya juga mempunyai sifat farmakologi sebagai antioksidan, anti inflamasi, anti mikroba atau anti jamur, dan anti tumor (Anindyawati, 2017)
Mardhatilla dkk (2022) menguraikan jika belimbing manis secara tradisional dapat digunakan dalam pengobatan sakit kepala, demam, dan sakit tenggorokan dan mempunyai potensi sebagai gastroprotektor.
Hal lain yang menarik dari tanaman ini adalah kandungan kalium dan seratnya yang tinggi yang dapat menurunkan tekanan darah. Kandungan kalium dalam satu buah belimbing dengan berat 127 g adalah sebesar 207 mg (Berawi dan Pasya 2016),
Buahnya yang manis dari tanaman ini juga mengandung rendah akan lemak, mengandung antioksidan dan mengandung vitamin C.
Sementara ekstrak buahnya juga memiliki kandungan anti bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan Escherichia colidan Staphylococcus(Kaushal & Srivastava, 2021).
Kandungan saponin dari ekstrak buah ini mengganggu metabolisme, mampu merusak dinding sel dan berakhir dengan kematian bakteri.
Buah dari belimbing manis juga dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit batuk, keracunan makanan, penurun tekanan darah, pereda nyeri, menurunkan kadar kolesterol, mencegah kanker, dan memperlancar saluran pencernaan.
Selain itu, dapat pula dimanfaatkan untuk mencegah dan mengatasi sakit tenggorokan, sebagai antioksidan, menurunkan panas (demam), mencegah sariawan, mengobati jerawat, menghilangkan rasa mual dan muntah, melancarkan air seni, mengeluarkan dahak dan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Kandungan pada belimbing manis berupa pektin, gula dan asam cocok digunakan sebagai komponen dalam pembentukan gel pada suatu produk.
Tidak hanya buahnya, tetapi daunnya juga memiliki kandungan anti radang yang bisa digunakan sebagai teh herbal, untuk mengobati bisul, pilek, dan juga radang usus (Berawi & Pasya, 2016).
Buah mudah rusak
Tanaman belimbing manis bukan hanya terdapat di Indonesia, tetapi banyak terdapat di negara yang beriklim tropis, seperti Malaysia, Taiwan, Thailand, Israel, Florida, Brazil, Filipina, China, Australia, Indonesia, India, dan Bangladesh.
Sayangnya, meski buah tanaman ini memiliki banyak manfaat, namun ada satu kendala yang sulit diurai, yakni buahnya yang dipanen akan mengalami metabolisme. Metabolisme adalah hal penting. Salah satu hasil dari metabolisme buah menjadi matang dan siap dikonsumsi.
Namun permasalahan akan timbul ketika terjadi metabolisme yang terlalu cepat. Karena hal itu akan menyebabkan proses pematangan buah menjadi semakin cepat.
Jika itu terjadi, maka buah belimbing manis yang melimpah akan jadi masalah, selain harganya yang rendah, umur simpannya juga pendek. Karena akan menyebabkan belimbing mengalami kebusukan(Pham et al., 2022).
Azizu dkk (2023) mengatakan, belimbing mempunyai sifat mudah rusak, sehingga perlu dilakukan pengolahan untuk memperpanjang daya simpan maupun meningkatkan nilai ekonomis dalam bentuk olahan, yaitu memanfaatkan sari buah belimbing.
Namun, jika kamu ingin menikmati belimbing manis satu hingga dua biji saja, sila ke depan kios Darvin. Belimbing manis milikinya yang tumbuh di pinggir jalan bisa kau panen sendiri, seperti yang saya, Jupri, dan Adi lakukan malam itu saat bertamu.