Klikhijau.com – Orang tua akan rela melakukan apa saja demi untuk melindungi buah hati atau anaknya. Agar tetap sehat dan tumbuh dewasa. Sayangnya harapan itu bisa saja gagal karena dirampas musuh yang bernama polusi udara.
Polusi udara tidak bisa dianggap sepele. Kita telah dikepung dari segara arah. Dan kebanyakan dari kita (manusia) adalah biang kerok lahirnya polusi tersebut.
Inger Andersen Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP) mengungkapkan, risiko lingkungan terbesar yang dihadapi kesehatan masyarakat global adalah polusi udara.
Saat ini diperkirakan 92 persen populasi terpapar udara yang tercemar. Angka tersebut menyebabkan sekitar tujuh juta kematian dini setiap tahun.
Dengan tercemarnya udara yang kita hirup, makan membawa dampak tidak terbayangkan bagi anak-anak, wanita, dan orang tua. Serangan penyakit mengintai mereka.
Karena itu, harus ada langkah konkret untuk memutus mata rantai pemicu kualitas udara tercemar. Jika tidak, maka kehidupan ke depannya akan berantakan. Karena polusi udara akan menyerang anak-anak yang menjadi harapan bagi pelanjut stafet di dunia ini.
Kota-kota besar di Indonesia tidak ada yang lepas dari polusi udara ini. Terutama di Jakarta, menurut World Health Organization (WHO), kualitas udara yang buruk di Jakarta membuat jatah hidup warganya berkurang dua sampai tiga.
Khusus untuk anak-anak, setidaknya ada 7 alasan mengapa perlu melindunginya dari polusi udara
-
Tubuh masih lemah
Tidak bisa dipungkiri, anak-anak memiliki sifat tubuh yang masih lemah sehingga belum terlalu mampu memetabolisme, mendetoksifikasi, dan mengeluarkan racun yang terkandung dalam polusi udara.
Kondisi tersebut tentu sangat membahayakan kehidupan si anak ke depannya.
-
Paru-paru masih berkembang
Anak-anak memiliki paru-paru yang masih berkembang. Sehingga jika terpapar polusi udara dapat mengganggu proses biologis bagi si anak.
Hal ini tentu harus menjadi perhatian dan kekhawatiran bersama, sehingga ada kesadaran untuk mengurangi pencemaran udara.
-
Otak masih berkembang
Dalam segala hal, anak-anak masih akan berkembang, termasuk masalah perkembangan otak. Otak anak-anak masih berkembang, sehingga perkembangan tersebut tidak boleh mendapat gangguan yang fatal.
Polusi udara adalah ancaman yang fatal bagi perkembangan otak anak—polusi udara dapat merampas perkembangan otaknya. Karena senyawa neorotoksik dalam polusi udara dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak-anak.
-
Memicu tekanan darah tinggi
Ada penelitian terbaru yang mengungkapkan polusi udara bisa memicu tekanan darah anak-anak. Penelitian itu meneliti data 350.000 anak dengan rentang usia 5-12 tahun. Para peneliti tersebut meneliti hubungan polusi udara dengan tekanan darah.
Hasil yang mereka temukan bahwa menghirup partikel halus dan kasar dalam rentang waktu jangka pendek dan jangka panjang dapat membahayakan kerja jantung yang dapat menyebabkan peredaran darah tidak stabil dan dapat memicu tekanan darah tinggi.
Parahnya anak-anak yang menderita tekanan darah tinggi memiliki potensi yang lebih besar terserang stroke dan jantung di masa mendatang.
-
Butuh udara banyak udara
Anak-anak butuh udara lebih banyak per unit berat badan daripada orang dewasa. Karena itulah sehingga mereka sangat berpotensi terpapar polusi udara lebih banyak dan parah.
-
Menghirup lebih banyak polusi udara
Karena sifat anak-anak yang tidak mau diam, lebih aktif sehingga membutuhkan udara yang lebih banyak untuk dihirup. Dan apabila udara tercemar maka secara otomatif seorang anak akan lebih banyak menghirupnya.
-
Bayi cenderung prematur dan berat badan rendah
Apabila seorang ibu yang melahirkan bayi, sedangkan ia terpapat polusi udara selama kehamilan maka sangat mungkin bayinya akan lahir prematur dan berat badannya lebih rendah dari seharusnya.
Tujuh alasan yang disaring dari akun Instagram @sehatkanudaraku tersebut bisa jadi pegangan bagi orang tua agar lebih memperhatikan kualitas udara di sekitar sang buah hati tumbuh. Karena apabila udara tercemar maka sang buah hati akan menghadapi bencana yang tidak sedikit.