- Pantai yang Bersalin Nama - 13/04/2024
- Gadis Iklim - 07/04/2024
- Anak Kecil dalam Hujan - 30/03/2024
Klikhijau.com – Sagu telah menjadi bahan utama bagi satu kuliner khas Sulawesi Selatan. Kuliner itu adalah kapurung.
Tapi, pada kesempatan ini, kita tak akan membincangkan kapurung. Kita akan membincangkan sagu secara umum.
Pohon penghasil tepung sagu adalah pohon sagu atau rumbia. Tanaman ini banyak tumbuh di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Papua, Sulawesi, Maluku, Riau, dan Kalimantan.
Tanaman ini memiliki nama ilmiah Metroxylon sagu merupakan nama ilmiah dari tanaman yang memiliki bentuk menyerupai menyerupai pohon palem ini.
Tempat tumbuhnya tidak bisa sembarangan, harus di daerah dengan kadar air cukup tinggi seperti rawa-rawa atau tepi sungai. Meski begitu ia memiliki adaptasi kuat untuk tumbuh pada lahan marjinal seperti lahan tergenang air tawar, lahan gambut, dan air payau.
Banyak manfaat bagi kesehatan
Daunnya biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai atap pengganti seng. Atap dari daun pohon ini terbilang ramah lingkungan.
Sementara pada bagian terdalam batangnya, menyimpan satu potensi pangan yang luar biasa, yakni tepung sagu.
Tepung dari tanaman ini mengandung pati yang tidak dapat dicerna 45 % sehingga akan mengikat racun-racun yang terdapat dalam usus dan mengeluarkan lewat feses .
Itu artinya tepungnya dapat berfungsi untuk membantu pencernakan. Waktu yang tepat mengkonsumsinya adalah di pagi hari karena bisa memperbaiki pencernaan.
Tidak hanya itu, menurut penelitian Bambang Hariyanto, (2011) orang yang kerap mengkonsumsi olahan dari tepung ini memiliki gigi dan mata yang relatif baik dan sehat.
Namun, masih manurut Bambang ada kendala bagi mereka yang mengkonsumsinya, sebab dianggap sebagai masyarakat yang berada di kelas dua.
Padahal dengan memakannya secara teratur akan membuat badan menjadi sehat, kuat, dan lingkungan lestari.
Itu karena biasanya pada areal yang ditumbuhi tanaman ini pasti akan tersedia air. Di samping itu daunnya juga dapat berfungsi untuk menangkap emisi karbon dan penyedia oksigen. Dengan demikian dapat membantu dampak negatif perubahan iklim global.
Sedangkan menurut Intagram resmi Kementerian Pertanian, setidaknya ada 5 manfaatnya bagi kesehatan manusia, yakni melindungi sistem percernaan, mengobati asam lambung, sumber energi bagi tubuh, membantu tulang dan sendi lebih kuat, membantu menjaga kestabilan suhu tubuh, dan dapat mengatasi darah tinggi.
Proses panjang
Hanya saja untuk mendapatkan tepung dari tanaman yang menyukai air ini tidaklah mudah, karena harus memalui proses panjang yang melelahkan. Semua harus berawal dari pohonnya dengan kualitas baik, pohon inilah yang harus ditebang terlebih dahulu.
Setelah itu kulit batangnya dikupas dan diambil daging batangnya. Daging batang ini dipotong-potong untuk kemudian dicuci dan disaring.Proses penyaringan ini dilakukan berulang hingga mendapatkan tepung sagu.
Masyarakat Indonesia, khususnya bagian timur, termasuk Sulawesi Selatan. Telah menjadikan tepung ini sebagai bahan pangan yang memiliki penggemar yang banyak.
Apalagi tepung ini telah banyak dikenal dalam berbagai bentuk produk, di antaranya papeda, sagu lempeng, sagu tutupala, sagu uha, sinoli, bagea, dan kapurung.
Dalam industri pangan, tepung sagu juga telah digunakan sebagai bahan campuran produk mie soun, roti, dan bakso (Setyabudi, 2013)
Susi Heryani dan Rhoito Frista Silitonga (2017) mengungkapkan jika sagu terbukti memiliki kandungan kalori yang tidak kalah dibanding dengan bahan pangan lainnya.
Untuk saat ini, sagu masih belum banyak berbicara di level nasional apalagi internesaional. Mungkin karena anggapan yang dimaksud oleh Bambang bahwa masyarakat yang mengkonsumsinya dianggap berada pada level kelas ke dua.
Namun dengan asupan teknologi tepat guna yang didukung kontinuitas pasokan tepung sagu, keuntungan dari agroindustri tanaman ini dipastikan akan terus membesar untuk masa mendatang (Jong & Widjono 2007).
Sangat mungkin di masa depan, sagu akan jadi andalan sebagai pangan pengganti nasi atau beras. Apalagi saat ini semakin banyak sawah ditanami gedung. Hal itu membuka peluang bagi tanaman ini untuk muncul sebagai pangan yang akan jadi pilihan banyak orang.
[irp