Talas Jepang Satoimo, Sumber Pangan Alternatif Bernilai Ekonomi Tinggi

oleh -4,583 kali dilihat
Talas Jepang Satoimo, Sumber Pangan Alternatif Bernilai Ekonomi Tinggi
Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Lies F Nurdin mencanangkan penanaman Talas Jepang di Sudiang - Foto/ Facebook @HaPe
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Talas Jepang Satoimo (Colacasia esculenta var. antiqourum) atau familiar dengan nama Satoimo (Jepang) merupakan sumber pangan alternatif yang layak dikembangkan.

Talas satu ini memang identik dengan Jepang. Bahkan, awal masuknya ke Indonesia bermula dari masa pendudukan Jepang. Itu artinya, Saitimo memang benar-benar makanan andalan orang Jepang. Di Toraja, Saitimo akrab dengan nama talas bithek dan di Buleleng Bali dikenal dengan keladi salak karena rangkaian umbinya seperti buah salak (LIPI, 2002).

Jumat pagi, 30 Mei 2020, penanaman talas satoimo digelar di areal GOR Sudiang, Makassar. Hadir pada acara tersebut, Ketua Penggerak PKK Sulawesi Selatan (Sulsel), Ir. Liestiaty F. Nurdin yang sekaligus meresmikan pencanangan lokasi Edu-Wisata Holtikultura.

Kegiatan ini menarik karena memperkenalkan pentingnya mendorong pangan alternatif dalam masyarakat. Ketergantungan pada sumber pangan utama yakni beras saat ini memang perlu diantisipasi terutama dalam merespon ancaman krisis pangan.

KLIK INI:  Kebijakan Pangan Berkelanjutan, Kunci Siasati Produksi Beras dan Minyak Goreng
Talas Jepang Satoimo, Sumber Pangan Alternatif Bernilai Ekonomi Tinggi
Talas Jepang di Suppa Pinrang – Foto/Ist

Selain bernilai ekonomi tinggi, talas Jepang juga mengandung protein tinggi namun rendah karbohidrat dan gula yang diyakini aman dikonsumsi penderita diabetes.

Umbi segar Saitimo mengandung kalsium dan kalori tinggi yang cocok untuk makanan diet. Sedangkan, pati (powder) dijadikan sebagai bahan utama makanan sehat seperti bubur lansia, campuran tepung atau bahan kue. Sementara seratnya dipakai untuk pembuatan jelly, Ice Cream biscuit filling, preparat sup, minuman berserat, pudding, makanan dan minuman diet bagi penderita diabetes.

Sebagian besar penduduk Jepang sekian lama menjadikan talas satu ini sebagai pangan utama pengganti beras dan kentan karena pengetahuan mereka tentang kandungan terbaik.

Berbeda dengan jenis talas lainnya, talas jepang selain dapat diolah untuk membuat kue kering dan makanan ringan lainnya, juga bisa langsung dimakan mentah. Bila Anda menggemari Taro snack, itu hanya satu contoh makanan ringan berbahan dasar talas jepang.

KLIK INI:  Pilih Apa Aksimu untuk Bumi Tercinta di Hari Lingkungan Hidup?

Talas jepang mengandung hyalitrotic acid, senyawa yang berfungsi sebagai pembentuk collagen, satu jenis protein yang dapat memperlambat penuaan kulit. Wah, ini kabar gembira tentu saja. Artinya, bila Anda ingin awet muda, konsumsi saja satoimo secara rutin.

Potensi pasar talas satoimo tergolong cukup menjanjikan terutama untuk kepentingan ekspor ke Jepang. Di negeri sakura, Satoimo bahkan mulai menggeser kentang sebagai bahan makanan utama. Wajar saja bila Liestiaty F Nurdin mengajak para petani menanam talas ini dan bersiap mengawal pasar ekspornya ke Jepang.

Harga pasaran talas jepang saat ini di kisaran Rp 10-15.000/kg. Sedangkan harga bibitnya di pasaran online di kisaran Rp. 1.000 – Rp 2.000/pohon.

Oleh sebab itu, budidaya talas Satoimo bisa dikembangkan di Sulsel dengan potensi lahan yang ada. Bukan saja dalam rangka memanfaatkan potensi pasar ekspor, tetapi juga mulai menginspirasi masyarakat perlunya berdamai dengan bahan makanan utama alternatif.

Talas, keladi, ubi jalar, dan banyak lagi pangan alternatif warisan leluhur yang sejatinya penting dibangkitkan kembali agar tak selalu bergantung pada hegemoni beras.

KLIK INI:  Manusia Dikepung Ancaman Demensia karena Polusi Udara