Ngeri, Pencemaran Plastik di Laut Ancam Oksigen yang Kita Hirup

oleh -1,012 kali dilihat
Sampah plastik di laut/foto-Rimananews.com
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Beberapa hari lalu beredar video singkat Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Dalam video singkatnya itu, Susi mengimbau agar masyarakat mengurangi pemakaian plastik.

Imbauan itu terasa sangat penting, sebab sampah plastik rata-rata berakhir di laut. Bahkan laut Indonesia kini dikepung sampah plastik. Jika dibiarkan bukan hanya membahayakan biota laut, tetapi juga manusia.

Sampah plastik yang menghuni laut tak bisa dianggap sepele, sebab dampaknya lebih besar dan serius, yakni bisa mengurangi organisme di Bumi yang menciptakan oksigen yang kita hirup sehari-hari.

KLIK INI:  Ini Ancaman Terbesar yang Mengepung Laut dan Isinya karena Ulah Manusia

Belum lama ini Communications Biology, mempublikasikan hasil penelitian terbaru dari tim peneliti internasional mengenai efek polusi plastik pada sekelompok bakteri bernama Prochlorococcus.

Peran organisme ini sangat penting karena mereka mampu melakukan fotosintesis. Mereka adalah organisme fotosintesis paling berlimpah di lautan–bertanggung jawab atas produksi 10% dari semua oksigen Bumi.

Para peneliti mengambil dua jenis Prochlorococcus dari kedalaman berbeda dan kemudian meneliti bagaimana mereka mengatasi senyawa kimia dari bahan plastik paling umum: polietilen densitas tinggi (yang biasa digunakan untuk membuat kantung belanja) dan PVC.

KLIK INI:  Kabar Buruk, Benda Ukuran 5 mm Ini Jadi Ancaman Nyata Bagi Mamalia Laut

Hasilnya menunjukkan bahwa bakteri tersebut sangat terpengaruh oleh kedua bahan plastik.

“Kami menemukan fakta bahwa paparan kimia dari polusi plastik dapat mengganggu perkembangan, fotosintesis, dan produksi oksigen Prochlorococcus,” kata Dr Sasha Tetu, pemimpin penelitian dari Macquarie University.

“Saat ini kami ingin mengeksplor apakah polusi plastik memiliki dampak yang sama pada mikrob di lautan lainnya,” imbuh Tetu.

Ini merupakan studi pertama yang berfokus pada pengaruh plastik ke mikroorganisme fotosintesis di laut.

Paparan cahaya matahari, terutama sinar ultraviolet, pada air asin membuat plastik ‘rusak’ dan terdegradasi. Ia pun berubah menjadi potongan-potongan kecil sehingga melepaskan banyak senyawa kimia ke laut seiring berjalannya waktu.

KLIK INI:  Lestarikan Lingkungan Pesisir dan Laut, KLHK Gelar Aksi Bersih Pantai di Cirebon

“Sampah plastik dapat melarutkan berbagai bahan kimia ke lingkungan laut. Namun, tidak seperti ancaman langsung yang ditimbulkan seperti adanya hewan yang menelan atau terjerat sampah plastik, efek senyawa kimia ini belum banyak diteliti,” kata Dr Lisa Moore, wakil pemimpin penelitian.

Dr Tetu menambahkan, studi mereka menunjukkan bahwa polusi plastikmemiliki dampak ekosistem yang sangat luas. Tidak hanya pada makroorganisme seperti burung laut dan kura-kura, tapi juga yang mikro.

“Jika ingin benar-benar memahami dampak penuh dari polusi plastik di lingkungan laut serta mengetahui cara mengatasinya, kita perlu mempertimbangkan pengaruhnya pada kelompok mikrob utama, termasuk mikrob fotosintetik,” pungkasnya.

KLIK INI:  Dua Warabala Ini Tak Lagi Sediakan Sedotan Plastik