Ini Ancaman Terbesar yang Mengepung Laut dan Isinya karena Ulah Manusia

oleh -354 kali dilihat
Ilustrasi laut
Ilustrasi laut/ Foto – pixabay.com
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Tahun ini, untuk pertama kalinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyoroti ancamana bagi kehidupan laut pada peringatan World Wildlife Day (WWD) atau Hari Margasatwa Dunia yang diperingati setiap tanggal 3 Maret.

Tahun ini, PBB mengangkat tema “Kehidupan di bawah air: untuk manusia dan planet.” Tema itu menjadi jembatan  untuk konservasi dengan fokus utama adalag adalah perlindungan spesies laut yang perlahan semakin terancam.

Tahun lalu, sebuah analisis sistematis pertama di dunia yang diterbitkan di jurnal Current Biology 2018 menemukan bahwa luas lautan telah berubah karena aktivitas manusia, dan hanya menyisakan 13 persen yang dibiarkan alami. Bukti itu menyusul pemberitaan setengah lautan dunia terus dieksploitasi untuk penangkapan ikan.

Tahun lalu pula, hal serupa pernah dilaporkan jurnal Science 2018 yang menemukan penangkapan ikan komersial mencakup area lebih besar dibanding pertanian global, hal itu menunjukkan bahwa laut berada di ranah yang kritis.

KLIK INI: Marak Kapal Membuang Limbah di Laut, Luhut: Kita Akan Kejar Mereka

“Lautan mengatur iklim kita, menghasilkan setengah oksigen yang kita hirup, menyediakan makan untuk lebih dari 3 miliar orang, dan menyerap 30 persen karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer dan 90 persen suhu panas akibat perubahan iklim,” kata Abdoulaye Mar Dieye, Asisten Sekretaris Jenderal PBB pada November lalu, seperti yang ditayangkan di Nationalgeographic.co.id

Tahun ini, terungkap pada peringatan WWD bahwa bukan hanya penangkapan ikan yang berlebihan yang menimbulkan masalah bagi laut, tapi ancaman laut sekarang ini datang dari berbagai penjuru. Setidaknya pada peringata WWD terungkap  ancaman bagi laut seperti yang ditayangkan di Nationalgeographic.co.id, Senin, 3 Maret 2019

  •  Pemanasan global

Sekitar 80 persen CO2 yang diproduksi manusia diserap lautan dan membuatnya panas. Perairan yang hangat dapat mempengaruhi semua aspek di laut, mulai dari pemutihan karang hingga pola migrasi ikan, bahkan mengubah arus samudra.

Pemerintahan setiap negara perlu melakukan perubahan besar yang tegas untuk menangani masalah ini. Misalnya  dengan undang-undang yang melindungi lingkungan.

  •  Polusi plastik

Greenpeace memperkirakan 12,7 juta ton plastik berakhir di laut setiap tahun. Sampah plastik seperti botol dan plastik kresek sering dikira makanan oleh makhluk laut, tak jarang saat mereka mati di dalam perutnya ditemukan plasik. Plastik yang masuk ke pencernaan ikan dapat memblokir saluran udara dan mencekiknya. Selain itu, plastik juga menyumbat perut ikan sehingga mereka tidak bisa makan makanan sungguhan.

KLIK INI: Kabar Buruk, Benda Ukuran 5 mm Ini Jadi Ancaman Nyata Bagi Mamalia Laut

Fakta lapangan membuktikan, ikan yang tercemar laut tak hanya yang dekat dengan pantai, tapi di Palung Mariana yang kedalamannya 11 kilometer ditemukan hampir semua penghuninya mengkonsumsi plastik.

  •  Penangkapan ikan berlebihan

WWF mengatakan, lebih dari 30 persen ikan dunia telah ditangkap secara cuma-cuma. Beberapa ikan seperti tuna sirip biru Atlantik diburu secara berlebihan sehingga spesiesnya kini terancam punah. Selain itu, penangkapan ikan secara ilegal juga menjadi masalah besar yang dihadapi banyak negara.

  • Pariwisata

Semua orang menyukai pantai, tapi pertumbuhan wisata pantai yang tidak teratur juga sangat merusak laut. Infrastruktur berupa jalan dan bangunan mengganikan habitat alami dan masuknya pengunjung menghasilkan lebih banyak sampah dan polusi.

  •  Perjalanan ekspedisi laut

Kapal komersial yang kerap digunakan untuk mengirim barang dari luar negeri tanpa disadari sering menimbulkan sejumlah ancaman terhadap kehidupan laut. Kapal-kapal itu sering mengalami kebocoran bahan bakar yang akhirnya limbahnya dibuang ke laut dan mencemari udara melalui emisi sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan karbon dioksida. Mereka kerap diketahui menabrak paus dan mamalia laut lainnya.

  •  Minyak dan gas

Cadangan minyak dan gas bumi tersimpan di dasar laut dalam jumlah besar. Namun, pengeboran dan pencairan dapat merusak lingkungan laut. Hal ini tidak diimbangi dengan langkah perusahaan menangani masalah lingkungan tersebut, misalnya adanya kelalaian sehingga minyak tumpah ke laut dan merusak. Saat sumber daya menipis, perusahaan akan pindah ke daerah lain untuk melakukan hal yang sama, begitu seterusnya.

  • Pengasaman

Karbon dioksida larut dalam laut membentuk asam karbonat. Kadar asam yang meningkat dapat mengganggu proses kawin hewan laut. Selain itu, ikan juga kesulitan mendeteksi predator dalam air asam. Pengasaman mengubah kimia laut, selama 200 tahun terakhir lautan menjadi 30 persen lebih asam.

Lalu bagaimana solusi agar laut terhindar dari bencana di atas? Solusinya adalah kita belajar puasa untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa merusak laut (ir)