Dua Warabala Ini Tak Lagi Sediakan Sedotan Plastik

oleh -285 kali dilihat
sampah sedotan
Dua warabala ini tak lagi sediakan sedotan plastik/Foto-Detik.com

Klikhijau.com – Banyak pegiat lingkungan telah mendorong industri bisnis untuk tidak menggunakan sedotan plastik. Ini karena sedotan plastik dapat melukai kehidupan laut.

Berdasarkan data dari Eco-Cycle, organisasi daur ulang, jumlah sedotan plastik yang dibuang ke alam sekitar 500 juta sedotan plastik sekali pakai per hari di Amerika.

Bagaimana di Indonesia? Menurut mereka sekitar 93 juta lebih per hari. Sedotan plastik akan terurai di alam membutuhkan waktu sekitar 200 tahun. Menurut Sam Athey Peneliti Polusi Plastik dan anggota Plastic Ocean Project.

Bisa dibayangkan jika hal ini dibiarkan, sedotan yang tergolong ringan, seringkali kita temui berserakan dan berujung ke laut. Dan sedotan plastik tergolong dalam daftar sampah plastik yang banyak ditemukan di lautan.

KLIK INI:  Kurangi Sampah, Vanuatu Berlakukan Larangan Popok Sekali Pakai

Demi ikut serta dalam menjaga lingkungan, warabala yang ada di Indonesia mengumumkan rencana untuk menghentikan pemakaian sedotan plastik di gerai mereka.

Dorongan ini dilakukan setelah sebuah video viral pada 2015. Video itu menunjukkan tim penyelamat sedang mengeluarkan sedotan dari hidung penyu laut.

Pemerintah Amerika Serikat juga telah memperhatikan masalah ini. Pekan lalu, larangan Seattle terkait sedotan plastik tunggal dan peralatan di outlet layanan makanan mulai berlaku.

Banyak pihak yang mendukung pembatasan sedotan plastik ini. Larangan ini merupakan hal yang baik untuk menyelamatkan kehidupan laut.

Waralaba Mana Saja?

Nah penasaran kan warabala mana saja yang mulai melarang penggunaan sedotan plastik?

Siapa tak kenal Starbuck? Starbucks mengumumkan bahwa perusahaan kopi tersebut akan menghilangkan penggunaan sedotan plastik sekali pakai di seluruh gerainya mulai 2020.

Sebagai gantinya menurut Independent, Starbucks akan memakai penutup minuman yang memungkinkan pelanggan meminum kopi tanpa harus menggunakan sedotan.

Untuk minuman jenis lain yang memerlukan sedotan, misalnya Frappucino, Starbucks akan menggunakan sedotan dari kertas atau bahan lain yang bisa terurai di tanah.

Perusahaan kopi tersebut pun bakal menyediakan sedotan ramah lingkungan bagi pelanggan yang membutuhkan alat untuk meminum kopi.

“Langkah ini adalah jawaban dari mitra kami terkait apa yang bisa kami lakukan untuk mengurangi pemakaian sedotan. Tidak memakai sedotan adalah hal terbaik yang bisa kami lakukan demi lingkungan ” ucap Colleen Chapman, wakil presiden Starbucks.

Starbucks juga sedang gencar mengajak pelanggan untuk ikut gerakan BYOT (Bring Your Own Tumbler, Bawa Sendiri Tumblermu) dengan tujuan mengurangi pembuangan.

KLIK INI:  Kiriman Sampah Daratan ke Laut Semakin Massif, KLHK: Perlu Partisipasi Multi Pihak

Pihak perusahaan pun mulai menjual gelas yang bisa digunakan kembali (reusable). Sayangnya, sejauh ini produk itu belum dijual di seluruh dunia.

Selain Starbucks, McDonalds juga baru-baru ini mengatakan akan beralih ke sedotan kertas di Inggris dan Irlandia pada tahun 2019 ini.

Mereka juga akan menguji alternatif untuk sedotan plastik di beberapa lokasi AS. McDonald’s kelak akan menggunakan sedotan berbahan kertas di 1.361 gerainya di di Inggris mulai September.

Langkah ini diambil McDonald’s setelah mendapat respons positif dari pelanggan selama uji coba. Banyaknya jumlah alat minum yang dikonsumsi membuat pelanggan beropini agar McDonald’s turut berperan mengurangi limbah restoran.

Setiap hari, McDonald’s memakai 1,8 juta sedotan di Inggris

Manager McDonalds Indonesia Yunita Hidayanti mengatakan, jika konsumen berpartisipasi dalam kampanye tanpa sedotan itu maka akan mengurangi 35 persen sampah packing restoran di McDonalds.

Restoran siap saji, McDonald’s pun mulai Senin 12 November 2018 tak lagi menyediakan sedotan di dispenser.

“Kalau memang benar-benar perlu, konsumen harus meminta ke counter kami. Tapi kalau semua orang tetap meminta ya gerakan ini jadi tidak berarti,” ujar Associate Director of Communication Sutji Lantyka.

“Rencana ambisius pemerintah, bersama-sama dengan kuatnya opini masyarakat, telah membantu peningkatan usaha meninggalkan plastik dan saya bangga kami mampu berperan,” kata Paul Pomroy, pimpinan McDonald’s Inggris dan Irlandia.

KLIK INI:  Kenapa Negara Maju Menjadikan Negara Lain Tempat Sampah?