Mikroplastik, Ancama Baru dan Nyata bagi Terumbu Karang

oleh -405 kali dilihat
Terumbu karang
Terumbu karang/foto-ppid.menlhk.go.id

Klikhijau.com –  Perannya yang besar terhadap ekosistem laut. Tidak lantas membuat terumbu karang selamat dari berbagai ancaman yang bisa membuatnya punah.

Kerusakan terumbu karang banyak dipicu oleh aktivitas manusia, di antaranya penangkapan ikan menggunakan bahan peledak.

Penangkapan seperti itu sudah jelas akan menghabisi terumbu karang—dan akibatnya banyak satwa laut yang kehilangan tempatnya berlindung.

Kelestarian terumbu karang secara otomatis akan membawa keuntungan kepada manusia, sayangnya hal itu kurang disadari.

KLIK INI:  Post 2020 GBF dan Arti Pentingnya bagi Indonesia

Padahal terumbu karang merupakan salah satu habitat paling beragam di planet ini. Ia berperan melindungi ribuan spesies ikan.

Namun sayangnya, terlepas dari peran pentingnya. Terumbu karang  juga semakin menderita, baik oleh penangkapan ikan maupun oleh  kenaikan suhu dan polusi plastik yang mengepung laut, yang setiap harinya semakin meningkat.

Sampah plastik yang tiba di laut, baik berupa kantong plastik, kemasan, dan botol plastik telah hadir di hampir setiap terumbu yang ada.

Plastik-plastik itu mengganggu terumbu karang, baik ketika masih utuh maupun ketika telah berubah menjadi mikroplastik.

Masih diabaikan peneliti

Sayangnya fakta ini masih  sering diabaikan oleh para ilmuwan dan pemerhati lingkungan. Padahal mikroplastik—yang merupakan  pecahan plastik kecil berukuran kurang dari lima milimeter. Telah membahayakan terumbu karang di seluruh dunia. Mikroplastik ini telah menimbulkan bahaya yang signifikan.

Dilansir dari Earth, ada sebuah studi yang diterbitkan oleh jurnal Global Change Biology. Studi itu dipimpin oleh Jessica Reichert, seorang rekan postdoctoral di Justus Liebig University Giessen (JLU).

Para peneliti  telah menemukan bahwa lebih dari empat juta pon mikroplastik disimpan di terumbu karang di seluruh dunia setiap tahun. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya pemutihan dan nekrosis jaringan pada hewan laut itu.

Sebelumnya, studi yang  diterbitkan dalam jurnal Environmental Pollution, Reichert dan timnya menyelidiki efek mikroplastik pada enam spesies karang yang berbeda.

KLIK INI:  5 Dampak Kebisingan Terhadap Invertebrata Laut dan Ekosistem

Mereka melihat bagaimana terumbu karang merespons keberadaan partikel mikroplastik di lingkungan mereka, dan bagaimana paparan bahan-bahan ini mempengaruhi kesehatan mereka.

Para peneliti ini memaparkan bahwa karang pada peningkatan konsentrasi mikroplastik di bawah kondisi laboratorium.

Mereka menemukan bahwa sementara beberapa karang mengacaukan mikroplastik dengan makanan, dengan penuh semangat menelannya, yang lain menunjukkan berbagai bentuk penolakan, seperti menghasilkan lendir sebagai tanggapannya.

Setelah empat minggu, terlepas dari sikap mereka terhadap polutan dan apakah mereka mengonsumsinya atau tidak. Nyatanya lima dari enam spesies karang yang diselidiki menunjukkan tanda-tanda kesehatan yang buruk, seperti pemutihan dan nekrosis jaringan.

“Studi kami dengan jelas menunjukkan bahwa mikroplastik merupakan faktor stres buatan manusia lainnya untuk karang dan kemungkinan besar berkontribusi pada kerusakan lebih lanjut terumbu karang di planet kita,” kata Dr. Reichert.

Menimbulkan ancaman tambahan

Studi baru ini menunjukkan bahwa karang di seluruh dunia sekarang berfungsi sebagai penyerap mikroplastik jangka panjang. Setelah 18 bulan terpapar, sebagian besar polutan berakhir di dalam kerangka karang daripada jaringan.

“Dalam penelitian kami, partikel ditemukan 15 kali lebih sering di kerangka karang daripada di jaringan,” tulis penulis penelitian tersebut.

KLIK INI:  NIPAH Park dan MaRI, Tetap Konsisten Kedepankan Kenyamanan dan Kesehatan Pengunjung

Itu menunjukkan bahwa jaringan karang kemungkinan hanya tenggelam, sementara sebelum partikel ditranslokasikan atau dipindahkan secara permanen ke kerangka.

Reichert juga menerangkan bahwa belum jelas apa konsekuensi jenis penyimpanan ini bagi karang dan bagi stabilitas dan integritas terumbu. Namun, itu pasti dapat menimbulkan ancaman tambahan bagi terumbu karang di seluruh dunia.

Dengan adanya fakta tersebut, maka terumbu karang sedang berada dalam masalah yang lebih serius. Karena kini bukan hanya ancaman dari para nelayan dan kenaikan suhu, tapi juga ada ancaman lain dari plastik atau mikroplastik.

Apalagi di tahun 2050 mendatang diperkirakan jika jumlah plastik di lautan—jika tidak segera diatasi akan lebih banyak daripada ikan. Mungkin itu tanda, kita akan mengucapkan selamat tinggal kepada terumbu karang.

Namun, semoga hal itu tidak terjadi, karena terumbu karang adalah rumah bagi ribuan biota laut dan penjaga ekosistem laut—yang jika sampai punah berarti bencana besar akan melanda kita semua.

KLIK INI:  Memahami Bahaya Plastik Mikro pada Puntung Rokok bagi Kesehatan