Menengok 37 Tahun Kesetiaan Rustandi Menjaga Flora Indonesia

oleh -245 kali dilihat
Menengok 37 Tahun Kesetian Rustandi Menjaga Flora Indonesia
Rustandi/foto-LIPI
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Mengabdi selama 37 tahun menjaga flora Indonesia bukanlah waktu singkat. Butuh kesabaran dan keuletan menghadapi segala tantangan.

Jika bukan karena rasa cinta dan tanggung jawab, waktu sedemikian lama itu akan sangat membosankan.

Namun, bagi Rustandi menjaga kekayaan flora Indonesa adalah kebanggaan. Tak semua orang memiliki kesempatan serupa dengannya.

Rustandi adalah bagian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Ia mulai bekerja di Kebun Raya Cibodas 1983. Sejak saat itu, ia telah bertekad mengabdikan diri, mengemban tugas di Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas.

KLIK INI:  Menilik Peran Perempuan dalam Lingkungan dan Sederet Aktivis Perempuan yang Konsen Pada Lingkungan

Di kebun Raya yang terletak di kompleks hutan gunung Gede dan gunung Pangrango, Cianjur, Jawa Barat itulah Rustandi menghabiskan waktunya selama 37 meneliti, mengembangkan, dan merawat flora Indonesia.

Meski kepalanya telah dipenuhi rambut yang telah memutih. Rustandi masih ingat tanggal pertama ia bertugas di Kebun Raya Cibodas. Saat itu ia tidak sendiri, ia bersama 28 temannya yang seangkatan

“Saya pertama bekerja di Kebun Raya Cibodas 1 Maret 1983 bersama 28 teman angkata dengan membuka lahan baru di lapangan,” kenangnya.

Perjalanannya tentu tidak mudah untuk mencapai apa yang dicapai sekarang. Ketika awal bekerja, Rustandi ditempatkan di bagian registrasi pembibitan yang mengolah data tanaman koleksi Kebun Raya Cibodas.

Saat berada di pembibitan, ia mendapat tugas memperbanyak tanaman, baik semai, stek atau cangkok dan merawat tanaman.

“Kegiatan lain yang lebih penting adalah perawatan tanaman, gunanya untung menghasilkan tanaman yang siap ditanam di kebun koleksi,” ungkapnya.

Ia juga kerap melakukan eksplorisi hutan, baik ke Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Tujuannya untuk mencari tanaman langka dan menjaga flora Indonesia agar tetap lestari.

KLIK INI:  Myzomela Irianawidodoae, Burung Pertama yang Pakai Nama Ibu Negara

Ketika melakukan eksplorasi, diakuinya banyak tantangan yang dihadapi agar flora Indonesia bisa terawat dan terjaga.

“Ketika melakukan eksplorasi ke hutan-hutan Indonesia untuk melakukan konservasi tanaman langka, seringkali menemukan kesulitan saat tanaman-tanaman langka berpotensi kritis dan terancam punah. Kami tidak selalu dapat ditemukan biji atau anakan (seedling),” terangnya.

Perkenalkan setek daun

Namun, berbekal pengalamannya, ia tidak lantas putus asa. Ia mencoba bereksperimen dengan melakukan setek daun.

Eksperimen yang dilakukannya pun berhasil. Jadi, melalui setek daun ia memperbanyak dan mengembangbiakan tanaman. Tentu hal itu sangat bermanfaat untuk pelestarian kekayaan flora Indonesia.

Karena kesabaran, keuletan, dan kedisplinan, Rustani berhasil pula melakukan teknik setek daun pada bunga bangkai Amorphophallus titanum yang merupakan tanaman endemik Indonesia.

Untuk cara pembibitan sendiri, Rustandi melakukan dengan dua cara, yakni melalui biji dan setek daun. Setek daun dilakukan ketika tidak ada biji atau anakan yang ditemukan.

Untuk tanaman yang ada di pembibitan biasanya merupakan hasil eksplorasi di lapangan berupa biji atau seedling.

Untuk jenis seedling ini dirawat sampai berakar dan tumbuh tanaman yang baik dan sehat. Tanaman untuk biji disemai terlebih dahulu

Sementara untuk setek daun, biasanya dilakukan ketika melakukan eksplorasi ke hutan dan tidak menemukan biji atau seedling. Jadi yang dikembangkan adalah daun dari tanaman tersebut.

Setelah melakukan banyak hal, termasuk berhasil memperkenalkan setek daun, Rustandi tidak berharap banyak, ia hanya berharap telah apa yang dilakukan untuk flora Indonesia bisa bermanfaat untuk Kebun Raya Cibodas, LIPI dan terutama untuk kekayaan hayati Indonesia.

KLIK INI:  Mendeteksi Pencemaran Air dengan Teknologi Sensor Solid State