Habitat Rusak, Kepunahan Tanaman Menjadi 350 Kali Lebih Cepat

oleh -380 kali dilihat
Habitat Rusak, Kepunahan Tanaman Menjadi 350 Kali Lebih Cepat
Ilustrasi/Foto-pixabay

Klikhijau.com – Hilangnya jumlah spesies di bumi terjadi dengan cepat, bahkan oleh beberapa ahli ekologi disebutnya sebagai Kepunahan Massal ke-6. Setidaknya begitulah awal tulisan yang saya baca di laman Theconsevation.

Kepunahan memang lazim terjadi selama adanya kehidupan di bumi. Tapi pertanyaan pentingnya adalah apakah laju kepunahan spesies telah meningkat?

Pada bulan Mei, PBB dalam laporannya memperingatkan bahwa satu juta spesies terancam punah. Ditambah lagi dengan penemuan baru-baru ini yang mengungkapkan bahwa 571 spesies tumbuhan telah dinyatakan punah.

Penelitian yang diterbitkan di Current Biology, menemukan laju kepunahan untuk beberapa tanaman 350 kali lebih cepat daripada rata-rata secara historis. Hal ini juga akan menimbulkan dampak bagi spesies unik.

KLIK INI:  Begini Cara Simpanse Afrika Bertahan Hidup di Habitat tanpa Hutan
Mengukur tingkat kepunahan

Berapa banyak spesies yang akan punah? Itu bukan pertanyaan yang mudah dijawab karena masih kurangnya data kepunahan kontemporer yang akurat di dunia. Dan persebaran spesies tidak merata di Bumi.

Jaco Le Roux dari Macquarie University, yang merupakan bagian dari tim peneliti internasional baru-baru ini menganalisis 291 kepunahan tumbuhan modern. Tersebar antara daerah dengan keanekaragaman hayati yang tinggi dan rendah.

Peneliti melihat garis besar penyebab kepunahan, waktu terjadi kepunahan, dan seberapa unik spesies tersebut. Berbekal informasi ini, peneliti menganalisa bagaimana kepunahan antara hotspot dan coldspot bisa berbeda.

Hasilnya tidak mengejutkan, kami menemukan bahwa daerah hotspot akan kehilangan lebih banyak spesies, lebih cepat, daripada coldspot.

Pertanian dan urbanisasi menjadi pendorong utama kepunahan tanaman baik di daerah hotspot maupun coldspot. Menegaskan pandangan umum bahwa kerusakan habitat adalah penyebab utama sebagian besar kepunahan spesies tanaman.

Secara keseluruhan, tanaman menahun (tanaman yang hidup lebih dari dua tahun), seperti rumput sangat rentan terhadap kepunahan.

Namun, coldspot cenderung kehilangan lebih banyak spesies unik daripada hotspot. Sebagai contoh, tujuh kepunahan coldspot menyebabkan hilangnya tujuh genus bahkan seluruh famili tumbuhan.

Jelas bahwa coldspot juga mewakili daerah dengan keanekaragaman hayati unik yang penting bagi konservasi.

KLIK INI:  Kukang, Si Mungil Manja dan 5 Fakta Unik Tentangnya
Kepunahan berada di puncaknya

Kami juga menunjukkan bahwa tingkat kepunahan baru-baru ini berada pada puncaknya, yaitu 350 kali lebih tinggi daripada tingkat kepunahan secara historis.

Para ilmuwan sebelumnya telah berspekulasi bahwa punahnya tanaman modern akan melampaui tingkat historis hingga beberapa ribu kali selama 80 tahun ke depan.

Memang, sebuah laporan baru-baru ini menemukan 431 spesies tanaman yang sebelumnya dianggap punah telah ditemukan kembali. Jadi, tingkat kepunahan tanaman nyata dan di masa depan cenderung jauh melebihi perkiraan saat ini.

Bisa diyakini bahwa hilangnya keanekaragaman hayati dan perubahan iklim merupakan beberapa tantangan terbesar yang dihadapi manusia.

Ditambah dengan perusakan habitat oleh manusia, maka dampak perubahan iklim diperkirakan akan sangat parah. Tanpa diragukan perkiraan saat ini tentang kepunahan tanaman adalah perkiraan yang terlalu rendah.

Meski demikian, tingkat kepunahan tanaman modern yang melebihi tingkat historis ratusan kali lebih cepat selama periode yang singkat akan menyebabkan bencana bagi masa depan planet kita.

KLIK INI:  Demi Lingkungan dan Kehutanan, Indonesia Buka Kerjasama Lanjutan dengan Norwegia