Kisah Sukses Tanfidzul Khoiri, Petani Muda yang Beternak Domba di ‘Kandank Oewang’

oleh -2,059 kali dilihat
Kisah Sukses Tanfidzul Khoiri, Petani Muda yang Beternak Domba di Kandank Oewang
Tanfidzul Khoiri, petani muda - Foto/Liputan6
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Namanya Tanfidzul Khoiri (27), duta petani muda 2014 yang sukses di bidang pertanian. Kisahnya bermula dengan beternak domba. Yuk, simak kisah lengkapnya!

Riset menunjukkan tak banyak orang tua yang ingin anaknya terjun ke dunia pertanian. Namun orang tua M. Tanfidzul Khoiri boleh dibilang menjadi sedikit dari orang tua yang menentang arus utama itu.

“Ayah saya melakukan aktivitas bertani dan ingin salah satu anaknya jadi petani atau peternak, maka dicobalah pada saya, setelah kakak saya tidak berminat,” ujarnya di acara Obrolin Pangan #14 yang bertajuk: ‘We Are Youngster and A Farmer’ yang digelar secara daring, Selasa 30 Juni 2020.

Kisah terjunnya Khoiri di usaha pertanian, khususnya peternakan domba wonosobo (dombos) secara terpadu, bermula di tahun 2011 lalu. Saat itu memasuki kelas 3 SMK bidang kimia organik, Khoiri harus menjalani program magang selama 3 bulan sebagai syarat kelulusan.

“Awalnya orientasi saya ke industri pabrik petrokimia, tetapi tidak lolos,” ujarnya.

KLIK INI:  Warga Uluway, Tana Toraja Wajib Tanam Minimal 100 Bibit Kopi Jika Ingin Menikah
Kisah dari kandank Oewang

Nah, lantaran ayah Tanfidzul Khoiri ingin salah satu anaknya menjadi petani, maka Khoiri pun diarahkan untuk melaksanakan magang di sebuah perusahaan milik kawan ayahnya yang bergerak di bidang produksi pupuk organik.

Maka jadilah pemuda kelahiran 16 Mei 1993 itu, mulai terjun ke dunia pertanian. “Selama 3 bulan, saya belajar membuat pupuk organik, olahan pakan ternak, dan sebagainya,” ujarnya.

Tahun 2012, setelah lulus SMK, berkat skill selama 3 bulan magang itu, Khoiri merasa nyaman terjun di dunia pertanian.

“Terbiasa membuat pupuk, kemudian di rumah memang ada bangunan yang mendukung untuk dijadikan kandang tempat usaha. Kebetulan juga bapak saya punya proyek pasar kurban yang menampung hewan ternak, mulai dari situ, saya bergerak di bidang pertanian,” papar Khoiri.

KLIK INI:  Cerita Rahmawati, Menyulap Eceng Gondok Jadi Aneka Kerajinan Berharga

Sembari berusaha, dia juga mengambil kuliah kelas karyawan, mengambil jurusan akuntansi. Di tahun 2012 itulah, Khoiri mendirikan Kandank Oewang, yang merupakan peternakan domba wonosobo (dombos) terintegrasi dari hulu hingga hilir.

“Saya peternak by design, bukan tiba tiba jadi petani, by design dari lingkungan keluarga yang basic-nya bukan petani tetapi menyukai pertanian,” tegas Khoiri.

Ada tiga kegiatan usaha yang dilakukan Khoiri di Kandank Oewang. Di hulu, dia melakukan penanaman hijauan untuk bahan pakan ternak, pembuatan silase (pakan berkadar air tinggi hasil fermentasi yang diberikan kepada hewan ternak ruminansia), dan pengembangbiakan domba wonosobo.

“Prinsipnya, kenapa menanam dan beternak, karena pertanian dan peternakan tidak dapat dipisahkan. Prinsip yang kami bawa adalah pertanian sebagai awal peternakan dan peternakan sebagai akhir dari pertanian,” jelas Khoiri.

KLIK INI:  Perangi Pemanasan Global dengan Cara Menanam Pohon, Murah dan Efektif

Di hilir, Kandank Oewang melaksanakan bisnis penjualan daging kambing, domba untuk aqiqah, dan catering serta kuliner berbahan dasar daging kambing atau domba.

Kemudian, di sektor pengolahan, Kandank Oewang juga menjalankan usaha pengolahan limbah menjadi pupuk organik hayati dengan bahan baku kotoran hewan yang dicampur limbah pertanian.

Usaha pendukung

Berikutnya adalah sektor pendukung yaitu penjualan alat pertanian. “Sifatnya online sehingga bisa dijual ke seluruh Indonesia, mulai dari produk peternakan, obat-obatan, jamu, buku materi peternakan, juga alat mekanisasi peternakan,” jelas Khoiri.

Kandank Oewng juga membuka usaha kunjungan atau farm trip bagi anak-anak muda yang mau belajar dan melakukan praktik magang. Usaha pelatihan peternakan ini diampu oleh Koperasi P4S.

KLIK INI:  Peringati HPSN, Osoji Ajari Masyarakat Bulukumba Membuat Ecobrick

Koperasi itu sendiri didirikan Khoiri untuk menjalankan usaha jual beli yang sifatnya skala besar seperti pembelian obat-obatan, dan mengedarkannya ke anggota serta ke wilayah lain yang bisa dijangkau.

Dari sekian sektor yang dijalankan, boleh dibilang, usaha di sektor hilir, yaitu penjualan inilah yang menjadi inti usaha Kandank Oewang.

Khoiri mengatakan, mentornya dalam berbinis peternakan mengajarkan, memulai usaha peternakan juga pertanian memang sebaiknya dimulai dari penjualan bukan produksi.

“Kalau produksi membutuhkan banyak modal, kita jadi banyak utang, menumpuk beban. Kalau dari jualan, misalnya menjual kambing, bisa memulai dengan modal sedikit bahkan tidak perlu modal, nah dapat fee itu yang nanti diputar untuk menjadi modal usaha. Sampai saat ini di selling yang kita genjot, keuntungannya untuk berproduksi,” jelas Khoiri.

KLIK INI:  Merangsang Minat Petani Muda yang Masih Mbalelo