Bagaimana Cara Pepohonan Makan?

oleh -188 kali dilihat
Pohon Kenangan Ibu
Ilustrasi pohon/foto-lovepik
Nona Reni

Riwayat Pohon-Pohon

 

Dalam dua bola mata kecil kanak-kanakmu
Pepohonan meriwayatkan dirinya
Tentang kejayaan masa lalu
Dan umur panjang

Manusia dulu belumlah seberakal sekarang
Tak menghabisi pohon dengan alat-alat canggih
Mereka bisa hidup berpuluh-puluh tahun
Bukan hanya dalam ingatan orang-orang di masa kakek nenekmu

Di dalam bola mata kecil itu, anak-anak masih bermain layangan
Bukan bermain dengan kayu gelondongan
Dan akar-akar pohon masih menancap kuat tak terkalahkan
Meski angin senantiasa menjadi ancaman.

Bukankah telah sampai riwayat pohon itu padamu
Padamu yang lebih sering membuang sampah sembarangan
Di pinggir kali misalnya
Atau di atas kendaraan ketika kau menjadikannya satu kebebasan tak berdasar

Kenapa?
Kenapa pohon harus dipangkas
Dan kenapa pohon menjadi omongan yang tak lagi ada dalam kelas maupun pelajaran-pelajaranmu?

Tak ada jawaban darimu
Tak ada, dan kelak mungkin tak kan benar-benar ada

Malino, 2022

KLIK INI:  Pengisap Ingatan

Dalam Segalamu

 

kau menertawai orang yang naik motor memakai helm sepeda
orang itu datang dari jauh
membawa polusi lebih dekat pada napasmu.

ia datang membersihkan paru-parunya dari polusi kota

harusnya kau tak tertawa, harusnya menangis
pada deru motornya
penyakit sedang ditebar ke kampungmu yang hijau.

polusi yang di bawanya naik ke angkasa
lalu turun jadi hujan
bermukim pada mata air yang mengalir ke kamar mandimu

pagi hari atau lima belas menit sebelum senja
kau akan mandi atau memasak air untuk menyeduh kopi

polusi yang dibawa orang yang kau tertawakan itu,
yang datang membersihkan mata dan paru-parunya dari polusi kota

berhijrah ke dalam segalamu

September 2022

KLIK INI:  5 Puisi Wiji Thukul Berdiksi Alam dengan Napas Perlawanan yang Kuat

Bagaimana Cara Pepohonan Makan?

 

Kita tiba pada satu warung persis di satu belokan menanjak ke Malino
Aku selalu bertanya, untuk kali ini kenapa harus singgah di situ?
Kau akan menjawab bahwa untuk sejahtera, perut harus kenyang.

Pikiranku teralihkan pada satu bangku panjang
Menikmati mobil dan motor berlalu lalang di sana mungkin tak senikmat memandangi kota dari jendela hotel bintang lima

Bagaimana pepohonan, alam, dan bumi makan? Tanyaku ketika kau selesai memesan 2 porsi makanan
Mungkin sama seperti kita, jawabmu.
Aku masih saja terus penasaran
Menunggu kau memberikan jawaban yang masuk di akal
Sementara kau sudah terlalu serius menikmati seporsi nasi hangat di depan matamu.

Bagaimana cara mereka makan? Ulangku.

Tanya saja gawaimu, balasmu lagi

Namun lagi-lagi, gawaiku juga gagal memberi jawaban. Segagal deru mesin dan knalpot itu menyuarakan aspirasi pegiat lingkungan kemarin di balai desa

Sept 22

KLIK INI:  Perjalanan Menuju Hutan