Menyelamatkan Padang Lamun dengan Terumbu Buatan

oleh -241 kali dilihat
Menyelamatkan Padang Lamun dengan Terumbu Buatan
Padang lamun-foto/Unplash

Klikhijau.com – Museum Sejarah Alam, Inggris melaporkan, padang lamun semakin terancam. Penyebabnya adalah oleh polusi nutrisi dan penangkapan ikan berlebihan.

Polusi nutrisi adalah suatu bentuk polusi air, mengacu pada kondisi terjadinya kontaminasi atau kemasukan oleh zat nutrisi yang berlebihan pada suatu badan air (Wikipedia).

Padahal lamun memiliki kemampuan untuk mengekstraksi nutrisi dari air dan sedimen. Hal itu memungkinkan lamun untuk bertahan hidup di lingkungan yang kekurangan nutrisi.

Lamun juga menjadi rumah yang nyaman bagi berbagai biota laut. Selain itu,  juga merupakan penyerap karbon yang hebat .

KLIK INI:  5 Dampak Kesehatan Paling Potensial Terkait dengan Konsumsi Mikroplastik

Sayangnya, padang lamun telah menyusut selama hampir satu abad. Sebuah laporan PBB memperkirakan bahwa mereka menghilang dengan kecepatan sekitar tujuh persen setiap tahun. Hal ini tidak hanya menyebabkan hilangnya habitat, tetapi juga pelepasan simpanan karbon penting.

Bahkan menurut laporan Museum Sejarah Alam, Inggris, setiap setengah jam area lamun seukuran lapangan sepak bola hilang.

Padahal potensi padang lamun cukup besar, sebab ditemukan di seluruh planet ini, dari lingkaran Arktik hingga daerah tropis, dan sangat penting sebagai habitat ikan dan untuk menyerap karbon dioksida atmosfer .

Dilansir dari Ecowatch, sebuah studi tahun 2020 melaporkan bahwa ada sekitar 60 spesies lamun. Lamun ditemukan di wilayah pesisir lebih dari 80 persen negara. Sayangnya, kini semakin menyusut.

Untungnya ada  sebuah studi baru berbasis di Karibia. Studi tersebut telah menemukan bahwa terumbu buatan dapat membantu keadaan padang lamun dengan meningkatkan pertumbuhan dan produktivitasnya.

“ Dengan menarik ikan, yang kotorannya menyediakan nutrisi terkonsentrasi untuk lamun, terumbu buatan meningkatkan produksi utama seluruh ekosistem,” kata Dr. Jacob Allgeier, profesor ekologi dan biologi evolusioner di University of Michigan dan rekan penulis laporan seperti yang disiarkan Museum Sejarah Alam.

“Kami sekarang sedang menyelidiki bagaimana ini mengalir ke jaring makanan. Energi baru harus pergi ke suatu tempat, jadi kami mengukur bagaimana pengaruhnya terhadap invertebrata dan ikan dengan bukti kami yang menunjukkan bahwa hal itu memicu peningkatan keduanya,” lanjutnya dikutip dari Ecowatch.

KLIK INI:  Energi Biomassa, Jalur Cepat dalam Transisi ke Energi Baru Terbarukan
Tidak terganggu

Studi baru tersebut menunjukkan bahwa produktivitas padang lamun yang tidak terganggu dan terganggu ditingkatkan dengan pemasangan terumbu buatan, bahkan di daerah dengan polusi nutrisi yang tinggi

“Terumbu buatan yang dibangun di lamun menciptakan putaran umpan balik yang positif. Mereka menarik ikan yang menggunakan terumbu karang sebagai tempat berlindung yang, pada gilirannya, memasok nutrisi baru dari kotorannya yang menyuburkan lamun di sekitar terumbu karang,” kata Mona Andskog, mahasiswa di Departemen Ekologi dan Biologi Evolusioner di University of Michigan, yang memimpin penelitian tersebut. Itu  menurut Museum Sejarah Alam, Inggris.

Andsko menambahkan pula bahwa produksi primer yang meningkat ini dapat meningkatkan produksi invertebrata dengan menyediakan lebih banyak makanan dan tempat berlindung bagi invertebrata, yang pada gilirannya menyediakan lebih banyak makanan untuk ikan.

Beberapa lokasi penangkapan ikan yang paling sering dalam penelitian ini adalah di Haiti. Di negara tersebut terumbu karang buatan terbukti memberikan manfaat tambahan bagi ikan.

KLIK INI:  Demi Masa Depan, Terumbu Karang Wajib Dilindungi

Sejumlah besar ikan kecil ditemukan, karena sulit menggunakan jaring di sekitar terumbu. Ini berarti bahwa total biomassa ikan lebih banyak dibandingkan daerah lain yang diukur selama penelitian yang sama sekali tidak dilakukan penangkapan ikan.

Terumbu buatan dapat bermanfaat untuk lamun tropis, tetapi kemungkinan besar dampaknya lebih kecil pada padang lamun beriklim sedang, karena padang lamun cenderung lebih kaya nutrisi.

Tim peneliti berharap dapat melihat dampak terumbu buatan pada ekosistem lamun, dan membawa penyelidikan mereka ke Republik Dominika.

“Kami akan menguji bagaimana konfigurasi gugusan terumbu buatan yang berbeda dapat memengaruhi produksi dan komposisi komunitas ikan. Termasuk jumlah terumbu buatan di setiap cluster, serta penataannya. Seperti penelitian ini, kami berharap untuk secara bersamaan menggunakan terumbu untuk menguji pertanyaan mendasar tentang produksi di ekosistem yang sangat terpengaruh ini serta mengoptimalkan umpan balik positif yang diprakarsai oleh terumbu buatan,” kata Allgeier, seperti yang dilaporkan Museum Sejarah Alam.

Luas lamun di Bumi

Perlu diketahui bahwa luas total lamun di Bumi mencakup sekitar 115.831 mil, yaitu sekitar 0,1 persen dari dasar lautan dan kira-kira seukuran Great Barrier Reef. Padang lamun adalah rumah bagi ribuan spesies ikan dan bahkan lebih banyak invertebrata, memberi mereka tempat berlindung dan makanan.

KLIK INI:  Memaksimalkan Potensi Karbon Biru Indonesia untuk Mengatasi Perubahan Iklim