Kurban Asik Minim Sampah Plastik, Apa Bisa?

oleh -183 kali dilihat
Kurban Asik Tanpa Minim Sampah Plastik, Apa Bisa?
Gambar - Foto: Ist

Klikhijau.com – Hari raya Iduladha identik dengan daging kurban dan sampah plastik. Setiap tahunnya, serbuan sampah kantong plastik seolah menjadi sisi lain dari kegembiraan iduladha. Akankah kita dapat menjalani iduladha yang minim sampah plastik?

Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dompet Dhuafa Volunteer, Belantara Foundation, Kolaborasi Masjid Pemberdaya (KMP), Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi (KFLHK), Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI), Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Pusat (LLHPB PP) ‘Aisyiyah, Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) dan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (IDKP) menyelenggarakan webinar diskusi publik dengan tema “Gerakan Upaya Pengurangan Sampah Plastik di Momentum Iduladha” secara daring pada Selasa (27/06/2023).

Webinar ini bertujuan untuk meningkatkan penyadartahuan dan edukasi serta mendorong masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai pada saat Iduladha. Webinar ini merupakan salah satu bentuk gerakan kampanye kurban asik tanpa sampah plastik.

Secara global, United Nations Environment Programme (UNEP) memperkirakan pada 2040 akan ada 29 juta ton plastik masuk ke ekosistem perairan dunia, termasuk laut.

Sampah plastik tersebut sebagian besar berasal dari sumber polusi darat yang tidak terkelola dengan baik. Prediksi ini dibuat dengan asumsi tidak ada upaya lain dari apa yang terjadi saat ini atau Business As Usual.

KLIK INI:  Apakah Kucing Hutan Bisa Dipelihara atau Diperjualbelikan?

Pada tingkat nasional, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK, Indonesia menghasilkan sekitar 68,5 juta ton sampah pada 2022. Sekitar 18,5% di antaranya berupa sampah plastik.

Hal ini disebabkan oleh pergeseran pola hidup dan pola konsumsi masyarakat dalam menggunakan plastik sekali pakai termasuk saat Iduladha.

Sampah plastik mampu mencemari laut. Selain banyaknya kasus dimana banyaknya biota laut yang mati akibat mengonsumsi plastik, plastik juga dapat mengganggu rantai makanan yang ada di laut.

Hal ini terbukti pada 2018, plastik ditemukan dalam tubuh banyak organisme, mulai dari bangkai penyu, paus sperma, bayi anjing laut, lobster, hingga paus biru yang menurut pengamat telah mengonsumsi sekitar 43 kg mikroplastik perhari, serta banyak biota laut lainnya dengan organ dalam yang sudah banyak tercemar oleh sampah plastik.

Masyarakat kurban ramah lingkungan tahun lalu di Sumbar – Foto: Ist

Hal ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kepunahan biota laut yang akan berujung pada penurunan populasi biodiversitas laut. Padahal, biodiversitas tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.

KLIK INI:  Ada Bukit Sampah Plastik Saat Clean Beach Action di Pantai Lapeo Mandar

Menanggapi hal tersebut, Kasubdit Tatalaksana Produsen Ditjen PSLB3 KLHK, Ujang Solihin Sidik mengatakan bahwa KLHK telah menerbitkan Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor SE.6/MENLHK/PSLB3/PLB.3/6/2023 tentang Pelaksanaan Hari Raya Iduladha Tanpa Sampah Plastik.

Himbauan tersebut ditujukan kepada setiap kepala daerah di Indonesia untuk mengajak dan mendorong masyarakat agar membawa wadah ramah lingkungan sendiri pada saat pengambilan daging kurban; menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan sampah seperti tempat sampah terpilah serta alat pengumpul sampah terpilah di lokasi pelaksanaan Shalat Iduladha dan pembagian daging kurban.

Selain itu, setiap kepala daerah juga dihimbau untuk melaksanakan pengumpulan dan pengangkutan sampah di lokasi pelaksanaan Shalat Iduladha dan pembagian daging kurban; serta menyediakan satuan tugas khusus di lapangan yang menangani sampah sekaligus  sebagai tenaga kampanye dan edukasi kepada masyarakat dalam pengurangan sampah plastik sekali pakai.

“Langkah ini merupakan salah satu upaya implementasi program pengurangan dan penanganan sampah melalui keterlibatan masyarakat yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 97 tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga,” ujar Ujang.

KLIK INI:  Restorasi Hutan, Pengertian dan Manfaatnya

Direktur Komunikasi dan Teknologi Dompet Dhuafa, Prima Hadi Putra menyatakan bahwa Dompet Dhuafa Volunteer di seluruh daerah siap berkolaborasi dengan seluruh pihak untuk membangun kepedulian masyarakat tentang metode berbagi dengan cara yang lebih bertanggung jawab, yaitu upaya pengurangan sampah plastik sekali pakai sehingga manfaat yang dirasakan tidak hanya saat mendapatkan daging kurban akan tetapi juga menjaga ekosistem lingkungan hidup agar lebih baik lagi.

Dengan membangun sistem kurban ramah lingkungan, diharapkan dapat membangun ekonomi kreatif bagi masyarakat dalam mendorong pengrajin wadah dan lain sebagainya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna mengemukakan bahwa upaya pengurangan dan pengelolaan sampah plastik penting menjadi tanggung jawab bersama. Tak hanya pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat saja, pihak swasta dan masyarakat juga harus berpartisipasi aktif dalam upaya tersebut.

“Salah satu upaya pengurangan dan pengelolaan sampah plastik yaitu dengan model ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular merupakan sebuah konsep bagaimana sebuah produk yang dihasilkan dan dimanfaatkan, seminimal mungkin mencemari bumi, serta masyarakat mendapatkan manfaat yang lebih besar melalui peningkatan nilai-nilai ekonomi. Oleh karena itu, penting memegang pola pikir setidaknya 3 prinsip utama, yaitu reduce, reuse, recycle,” ujar Dolly yang juga pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.

Senada dengan Dolly, Direktur Eksekutif Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI), Gusman Yahya mengemukakan bahwa selaras dengan peran strategis dari PFI sebagai katalis kolaborasi dan ko-kreasi melalui aksi kolektif dalam mendukung akselerasi pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan /Sustainable Development Goals dan agenda perubahan iklim.

KLIK INI:  Mendengar Suara Lingkungan dari Grup Kasidah Legendaris, Nasida Ria

“Kami melihat pentingnya aksi kolektif multi-pihak antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan konsumen, dalam pengurangan plastik sekali pakai. Kita perlu bergotong royong untuk mewujudkan perubahan positif dalam mengatasi masalah plastik, dan menjalankan solusi yang memberikan dampak berkelanjutan guna menjaga lingkungan kita untuk generasi mendatang,” imbuh Gusman.

Sementara itu, Koordinator Divisi Lingkungan Hidup LLHPB ‘Aisyiyah, Surria Dwiwahyu menyampaikan bagi kami kerja bareng ini sangat menarik, karena kegiatan ini banyak manfaatnya untuk umat dan bumi.

Mengajak untuk lebih kreatif menjaga bumi yang disinergikan momentum kurban, agar peringatan hari besar Islam menjadi suatu acara yang menggembirakan baik sebelum maupun sesudahnya. Semoga kegiatan ini bisa menelurkan kader-kader lingkungan yang hebat.

Selain webinar nasional, kampanye Kurban Asik Tanpa Sampah Plastik ini dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, antara lain lomba foto dan video di Instagram, materi/konten edukasi, stiker dan filter di Instagram, aksi pengurangan sampah plastik di masjid-masjid serta masyarakat umum yang dikoordinasikan oleh Dompet Dhuafa.

Turut hadir sebagai narasumber webinar yang memiliki pengalaman pada bidang pengurangan dan pengelolaan sampah plastik, yaitu Deputy Director Gerakan IDKP, Rahyang Nusantara; Head of Sustainable Environment Unilever Indonesia, Maya Felicia Tamimi; Pengurus Kolaborasi Masjid Pemberdaya, Chairul Saleh; Koordinator Divisi Lingkungan Hidup LLHPB PP ‘Aisyiyah, Surria Dwiwahyu; dan Sekretariat TKN PSL, Hartoni Anwar.

KLIK INI:  LPPM ITB dan Econatural Latih Warga di Selayar Olah Sampah Plastik Jadi Produk Bernilai