Ada Bukit Sampah Plastik Saat Clean Beach Action di Pantai Lapeo Mandar

oleh -357 kali dilihat
Ada Bukit Sampah Plastik Saat Clean Beach Action di Pantai Lapeo Mandar

Klikhijau.com – Suatu pagi di hari Minggu (16 Juni 2019), sekumpulan anak-anak muda berkumpul lalu berpencar di pesisir pantai Lapeo Mandar, Sulawesi Barat. Mereka tidak sedang menikmati desir pasir pantai atau amuk ombaknya—mereka sedang mencari sampah-sampah berserakan.

Secara sukarela, mereka mengumpulkan sampah-sampah yang mengotori pesisir pantai Lapeo. Sampah yang ditemukan lalu dikumpulkan di satu titik, nampaklah seperti bukit-bukit kecil. Padahal, aksi bersih sampah, rutin mereka lakukan setiap bulannya.

Aksi bersih sampah tersebut diinisiasi oleh Komunitas Biru Laut, sebuah komunitas yang memang concern pada kampanye cinta laut di Desa Lapeo. Komunitas ini tidak sendiri, ada komunitas lain yang menemani antara lain Sahabat Pesisir, Mapala Unsulbar, Komunitas Berbagi Sesama, Kompadansamandar, pihak dari Dinas Pariwisata Polman dan warga sekitar.

“Clean Beach Action” begitu mereka menyebut aksi kolaboratif nya. Bagi mereka, sampah plastik yang terbuang ke laut tidak akan terurai, tetapi menjadi partikel kecil yang bertahan di lautan. Sebagian besar akan menjelma menjadi mikroplastik dan memasuki rantai makanan kita melalui ikan-ikan, burung laut, dan biota laut lainnya.

KLIK INI:  Resah Lihat Tumpukan Sampah, Mahasiswa UMK Ciptakan Tempat Sampah Berbasis Internet

Tragedi kematian seekor paus sperma di Wakatobi, pada 18 November 2018 lalu mungkin satu bukti nyata tentang petaka plastik di lautan. Bagaimana tidak, di dalam perut paus itu ditemukan plastik keras 19 buah seberat 140 gram, botol pastik, kantong plastik, hingga sendal jepit.

Menurut data World Economic Forum, terdapat 150 juta ton plastik di lautan saat ini. Ini berarti, lebih dari separuh sampah plastik yang dihasilkan meluber ke lautan. Dikutip Detik.com, konvensi tentang Keanekaragaman Hayati pada 2016 mencatat bahwa sampah di lautan telah membahayakan lebih dari 800 spesies. Bahkan, data terbaru dari Konferensi Laut PBB di New York 2017 menyebut limbah plastik di lautan telah membunuh 1 juta burung laut, dan ikan-ikan yang tak terhitung jumlahnya setiap tahunnya.

Fakta-fakta mengerikan di balik fenomena menggumpalnya sampah di lautan itulah yang membuat membuat komunitas Biru Laut terpanggil membersihkan sampah di pesisir. Faktanya, sampah laut memang sangat banyak. Selain mengotori pantai Lapeo, sampah itu juga telah menghalangi penyu yang hendak bertelur.

Menurut Ardiansyah, Founder Laut Biru, sampah menggunung yang berhasil mereka kumpulkan itu tidak hanya berasal dari wilayah sekitar Lapeo. Sebagian lagi kiriman dari daerah lain yang umumnya keluar lewat beberapa muara di dekat pantai. Itu berarti, ada sungai-sungai yang juga tidak sehat lagi karena menjadi kanal pembuangan sampah dan akhirnya bergentayangan di lautan.

KLIK INI:  Blatchley Terkejut Saat Menjumpai 40 Kilogram Sampah Plastik dalam Perut Seekor Paus di Filipina

Jika selama ini, komunitas mereka hanya membersihkan pantai lalu mengumpulkan sampah dan membakarnya. Tidak kali ini! Mereka mulai lebih produktif lagi yakni mengumpulkan sampah lalu melakukan sortir atau pemilahan berdasarkan jenis sampah. Sampah yang telah dipilah kemudian mereka jual ke bank sampah terdekat.

Tidak hanya itu, usai aktivitas bersih pantai, mereka menggelar sebuah diskusi santai. Sebuah forum informal membahas seputar isu kelestarian lingkungan pesisir dan konservasi penyu. Aksi swadaya seperti ini dipelopori oleh anak-anak muda milenial yang cinta lingkungan.

Mereka adalah sekumpulan anak-anak muda masa depan yang menaruh perhatian terhadap bahaya sampah plastik. Data terbaru menunjukkan, 38 Milyar botol plastik menjadi sampah—separuhnya terbuang ke laut.

menakutkan bukan? Makanya, kolaborasi semua pihak harus terus ditumbuhkan memerangi sampah plastik yang bila tak dibendung akan menjadi musuh paling nyata di masa depan!

KLIK INI:  Piknik di Pantai Berkubang Sampah