Prodi Sosiologi UNM dan Klikhijau Edukasi Warga Pulau Laelae Kelola Sampah Dapur

oleh -162 kali dilihat
Prodi Sosiologi UNM dan Klikhijau Edukasi Warga Pulau Laelae Kelola Sampah Dapur
Foto bersama saat pembukaan pelatihan eco enzyme di Pulau Laelae - Foto: Ist

Klikhijau.com – Program Studi Sosiologi Universitas Negeri Makassar (UNM) Kerjasama dengan Klikhijau menggelar program edukasi warga pulau Laelae Kota Makassar, Sabtu 12 Agustus 2023.

Ini merupakan kegiatan pengabdian yang bertujuan membagikan praktik baik dalam masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup berbasis warga. Khususnya dalam rangka mengurangi timbulan sampah yang potensial berdampak pada pencemaran lingkungan.

Adapun peserta pada kegiatan ini terdiri dari ibu-ibu rumah tangga yang memang bersentuhan erat dengan produksi sampah dapur. Bagi para peserta, pelatihan pembuatan eco enzyme ini merupakan hal baru. Sebelumnya mereka hanya mendengar dari mulut ke mulut dan membaca melalui internet. Karenanya, mereka terlihat sangat antusias mengikuti pelatihan meski sinar matahari pagi sudah mulai terik.

Hadir langsung Ketua Prodi Sosiologi UNM, Dr Idham Irwansyah serta dosen Sosiologi lainnya, Direktur Klikhijau Anis Kurniawan, Lurah Laelae Muhammad Said, Babinsa Laelae, perwakilan Tim PKK serta Pegiat eco enzyme sekaligus Ketua Manggala Tanpa Sekat.

Dalam sambutannya, Dr Idham Irwansyah mengatakan kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan warga pulau dalam mengolah sampahnya secara mandiri.

Prodi Sosiologi UNM dan Klikhijau Edukasi Warga Pulau Laelae Kelola Sampah Dapur
Kemeriahan pelatihan eco enzyme yang digelar Prodi Sosiologi UNM dan Klikhijau di Pulau Laelae Makassar, Sabtu 12 Agustus 2023 – Foto: Ist

“Setiap hari kita menghasilkan sampah khususnya organik. Daripada dibuang, ternyata kita bisa olah jadi eco enzyme. Pelatihan ini dilakukan untuk memberi pengetahuan pada warga mengenai satu opsi penanganan sampah dapur,” kata Idham.

KLIK INI:  7 Manfaat Keanekaragaman Hayati Secara tidak Langsung untuk Kehidupan

Lurah Laelae Muhammad Said mengapresiasi terlaksananya kegiatan pelatihan di wilayahnya. Ia menegaskan bahwa apa pun kegiatan yang berkaitan dengan upaya penanganan sampah perlu didukung pemerintah. Hal itu karena masalah krusial saat ini adalah pencemaran lingkungan karena sampah.

“Saya sangat senang dan apresiasi kegiatan ini. Musuh saya di pulau ini (Laelae, red) adalah sampah. Dan saya kira ini adalah musuh kita sama-sama. Jadi, saya berterima kasih pada UNM dan Klikhijau yang telah memberi pelatihan pada warga di Laelae,” tuturnya.

Sesi pelatihan yang antusias

sampah
Sesi pelatihan eco enzyme, warga sangat antusias – Foto: Ist

Sesi pelatihan pembuatan eco enzyme dipandu oleh Mashud Azikin dari Manggala Tanpa Sekat (MTS). Dalam dua tahun terakhir MTS merupakan komunitas yang berkolaborasi dengan Klikhijau dalam berbagai aksi-aksi penanganan sampah organik di Kota Makassar.

Mashud Azikin memberi materi lengkap dan sistematis tentang pengenalan eco enzyme, cara membuat hingga bagaimana mengaplikasikan dalam keseharian.

Menariknya, bahan organik dalam pelatihan ini merupakan menu buah yang baru saja selesai disantap di awal kegiatan. Setidaknya ada lima jenis buah yang dikonsumsi dan sisa kulitnya dimanfaatkan sebagai bahan organik pembuatan eco enzyme antara lain nenas, jeruk, semangka, melon dan pisang.

KLIK INI:  Bisnis Ramah Lingkungan, Menyulap Sabut Kelapa Menjadi Pot Bunga

Selama sesi latihan, warga pun terlibat langsung dalam menimbang kulit buah dan mencampurkan dalam sebuah wadah galon berisi air mineral dan gula merah. Dari sini, warga mengamini betapa mudahnya sebenarnya membuat cairan ajaib ini.

“Banyak sekali bahan-bahan yang selama ini kita buang saja. Padahal ini bisa dimanfaatkan untuk membuat eco enzyme. Ke depan, kami akan mencoba mengumpulkan sampah-sampah sayur dan buah dan coba-coba buat eco enzyme,” kata seorang ibu peserta pelatihan.

Peserta juga mengajukan sejumlah pertanyaan terkait manfaat dan bagaimana mengaplikasikan cairan ajaib satu ini. Mashud Azikin memberi jawaban berdasarkan pengalaman pribadi dan para pengguna yang telah merasakan langsung keajaiban eco enzyme.

“Mulai dari terapi capek dengan merendam kaki pakai eco enzyme, pengganti cairan pel di rumah, menghilangkan karang gigi, mengurangi gatal-gatal di kulit hingga diaplikasikan pada tanaman,” terang alumni Ilmu Kimia Unhas ini.

Selain pelatihan eco enzyme, panitia juga membagikan pohon Sukun untuk ditanam di pula Laelae.

“Kolaborasi semacam ini perlu ditingkatkan di masa-masa mendatang. Penanganan sampah di Pulau Laelae ini hanya bisa dilakukan bila ada keseriusan dan tentu partisipasi warga. Kita mulai dari langkah kecil melalui eco enzyme dan kita perluas lagi untuk aksi-aksi nyata ke depannya,” pungkas Anis Kurniawan.

KLIK INI:  Berapa Lama Proses Fermentasi Eco-Enzyme Lalu Bisa Dipanen?