Inilah Manusia-Manusia Pemakan ‘Sampah’ dan Makanan Sisa

oleh -1,035 kali dilihat
Inilah Manusia-Manusia Pemakan ‘Sampah’ dan Makanan Sisa
Ilustrasi dua orang perempuan sedang menikmati makanan sisa
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Pernah terpikirkan ke mana selama ini makanan-makanan sisa bermuara? Mungkin sebagian besar dari kita mengira semua hanya berakhir di tempat sampah.

Tetapi, ternyata ada banyak orang di dunia yang masih menikmati makanan sisa orang lain dari tempat pembuangan sampah. Entah diolah lagi atau dimakan langsung.

Kebanyakan dari mereka tidak peduli terhadap kebersihannya. Asal perut kenyang dan nyaman.

Ingin tahu seperti apa kisah para pemakan “sampah” di beberapa negara? Bacalah tulisan ini sampai selesai.

Filipina

Kisahnya mulai saja dari keluarga miskin yang ada di Filipina. Di sana banyak yang bertahan hidup dengan mengonsumsi “pagpag”. Makanan ini dibuat dari sisa-sisa ayam buangan dari restoran. Jangan membayangkan ayam itu masih utuh ya.

Setelah berhasil mengumpulkan sisa ayam dari tong sampah, mereka akan memisahkan daging dan tulangnya. Daging lalu dicuci bersih dengan air panas agar kuman dan bakterinya mati.

KLIK INI:  Walau Dikenal Berkolesterol Tinggi, Ini Manfaat Istimewa Daging Kepiting

Selain dikonsumsi sendiri, di kawasan kumuh Filipina juga banyak orang yang membuka warung “pagpag”. Olahannya juga beragam, ada yang digoreng biasa, ada yang dicampur bumbu pedas.

Denmark

Seperti halnya di banyak negara, Denmark juga memiliki masalah dengan sampah makanan. Sebagai salah satu langkah mengurangi sampah itu, banyak restoran-restoran yang menjual makanan-makanan sisa dengan harga miring.

Jadi, jangan kaget kalau kamu ke sana dan sering melihat banyak orang berkerumun di depan resto yang hampir tutup. Mereka berburu makanan yang akan dibuang ke tempat sampah.

Indonesia

Makanan sisa tidaklah selalu berarti sampah. Di Indonesia, ada beberapa daerah yang warganya juga biasa mengolah nasi sisa menjadi nasi aking. Nasi yang dijemur hingga kering dan kembali dikonsumsi.

Atau komunitas peduli sampah makanan bernama Hunger Bank yang bertugas mengumpulkan sisa-sisa dari restoran yang masih layak dan diberikan kepada mereka yang membutuhkan.

KLIK INI:  Tedong Pallubasa, Hidangan Bersejarah yang Menggoyang Lidah

Jangan beranggapan bahwa makanan tersebut selalu identik dengan masyarakat kalangan bawah saja. Pada pertemuan United Nation 2015 lalu, petinggi negara juga ikut mengonsumsi makanan dari bahan-bahan sisa.

Saat itu, isu food waste memang sedang jadi bahasan pokok. Mereka sadar jika masalah ini dibiarkan, bisa semakin merusak kondisi lingkungan.

Untuk lebih mendukung gerakan menolak makanan sisa, para chef profesional, Sam Kass dan Dan Barber bersedia memasak makan siang untuk para petinggi negara yang hadir.

Kedua chef menggunakan biji-bijian, potongan sayuran, dan bahan makanan lain yang sebenarnya nggak layak dihidangkan buat petinggi-petinggi negara.

Problematika ini memang tidak begitu tampak jika dilihat dari luar saja. Tetapi sebenarnya, makanan sisa yang berakhir di pembuangan dan membusuk bisa menghasilkan gas metana yang jelas berdampak buruk bagi lingkungan.

Masalah makanan ini, adalah tanggung jawab bersama dan butuh kesadaran masing-masing dari kita agar lingkungan terjaga.
Jadi, buat kamu yang masih suka buang-buang makanan, mari berhijrah.

Sebaiknya jangan ambil atau pesan makanan terlalu banyak jika tidak sanggup menghabiskannya.

KLIK INI:  Kemasan Makanan Antimikroba, Sebuah Solusi Merawat Bumi