Filosofi Profesi Dokter sebagai Pejuang Kemanusiaan

oleh -3,466 kali dilihat
Filosofi Profesi Dokter sebagai Pejuang Kemanusiaan
Ilustrasi dokter gigi-Foto/Hallodoc
drg. Rustan Ambo Asse Sp. Pros

Klikhijau.com – Filosofi profesi dokter memiliki makna kuat yang identik sebagai pejuang kemanusiaan. Dokter adalah mereka dengan keilmuan kedokteran/kedokteran gigi yang mampu memberikan pengobatan kepada pasien dari berbagai macam penyakit.

Dalam perjalanan sejarahnya, filosofi Hipocrates pada awalnya merupakan suatu bentuk perlawanan terhadap mistifikasi medis, tahayul, dan persepsi bahwa munculnya suatu penyakit karena sihir dan dewa-dewa.

Modernisasi ilmu kedokteran selanjutnya bersandar pada frame “positivistik”, bahwa asas kebenaran sebuah teori dikatakan absah apabila berada dalam kerangka ilmiah.

Dokter adalah mereka yang penolong, kemampuanya menyembuhkan penyakit tertentu  adalah amanah kemanusiaan. Tak elok seorang dokter berdiam diri saja sementara di sekelilingya banyak orang yang sakit. Dokter itu serupa cahaya dalam gelap gulitanya tubuh dan jiwa seorang pasien.

KLIK INI:  Tumbuh Liar dan Sering Diremehkan, Ini Manfaat Tumbuhan Alang-alang!
Filosofi profesi dokter

Dalam diri seorang dokter sebaiknya tumbuh belas kasih, jiwa penyayang dan

cinta kasih yang berlimpah ruah. Konon dokter adalah mereka yang seperti malaikat. Ketika melihat penyakit diderita oleh seorang pasien, dokterlah tempat menggantungkan harapan untuk sembuh.

Tapi apakah sesungguhnya yang abadi dalam diri seorang dokter sehingga dia pantas disebut dokter? Ilmu pengetahuan kedokteran/kedokteran gigi adalah ilmu terapan yang terus berubah dan berkembang dengan pesat. Dan teknologi telah menyediakan kemudahan yang tak berkesudahan untuk itu.

Seorang dokter biasanya memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Mengapa demikian? karena sejatinya dokter ingin menyembuhkan pasien tidak hanya dari aspek penyakitnya. Tetapi pasien mesti diberikan suasana yang nyaman baik pada saat datang, sementara dirawat ataupun setelah dirawat.

KLIK INI:  Tak Banyak yang Tahu, Ini Alasan Dokter Pakai Baju Warna Hijau saat Operasi!

Untuk mendapatkan suasana nyaman tersebut, biasanya dokter harus murah senyum. Memiliki empati yang tinggi, tidak mengeluarkan kata-kata yang “judes”. Bersedia dan sabar mendengar keluhan pasien, memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya, dan memberikan penjelasan kepada pasien dengan bahasa yang mudah dimengerti.

Karena seorang dokter tidak bekerja sendiri, dia akan bekerja dengan dokter-dokter lain, perawat, perawat gigi hingga cleaning service, bahkan dengan mahasiswanya ketika dokter tersebut adalah dosen. Maka diperlukan kemampuan komunikasi yang baik dalam sebuah komunitas atau  organisasi.

Sebuah organisasi akan berjalan, ketika komunikasi dapat berjalan dengan baik. Komunikasi akan efektif jika semua unsur yang ada di dalamnya saling menghargai, saling membutuhkan satu sama lain. Saling menguatkan dan tidak saling melemahkan.

Konon dokter diistilahkan sebagai “profesi termulia”, bukan karena banyak dokter yang sukses secara materil, tapi dokter dipandang sebagai orang-orang yang sejak dulu kala rela bertugas di tempat terpencil untuk memberikan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Lihatlah, bagaimana seorang dokter yang masih berada dalam ruang operasi di kala semua orang tidur terlelap di malam hari. Dokter tak lupa dengan tugas-tugas mulia sesuai dengan kode etik kedokteran/kedokteran gigi – mereka bekerja dalam senyap untuk kemanusiaan.

Cinta dan belas kasih yang tumbuh dalam jiwa seorang dokter adalah semata-mata dedikasi tertinggi kepada kemanusiaan. Serupa jiwa merah putih darah juang seorang TNI, seperti jiwa pengabdian seorang guru, seperti seorang anggota DPR yang pantang korupsi demi rakyat yang dia wakili. Atau seperti presiden yang dirindukan oleh seluruh rakyatnya.

KLIK INI:  Lindungi Tenaga Medis, Ribuan Gaun Wisuda Didaur Ulang Jadi APD