Lindungi Tenaga Medis, Ribuan Gaun Wisuda Didaur Ulang Jadi APD

oleh -202 kali dilihat
Lindungi Tenaga Medis, Ribuan Gaun Wisuda Didaur Ulang Jadi APD
Nathaniel Moore menggunakan gaun wisuda sebagai APD/foto-CNN
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com –   Banyak orang yang memilih menyimpan baju atau gaun wisudanya. Bagaimanapun, gaun wisuda membawa kenangan yang tidak terlupakan.

Gaun wisuda mewakili satu fase akhir dari perjalanan panjang dunia perkuliahan. Sebuah tanda mampu menaklukkan tantangan.

Maka menyimpannya serupa sedang memelihara kenangan manis sekaligus getir. Namun bagi Nathaniel Moore (30) hal itu tidak berlaku.

Moore merupakan salah satu mahasiswa lulusan baru MBA dari Universitas Vermont. Ia harus menjalani upacara kelulusan virtual tahun ini akibat pandemi corona.

KLIK INI:  Lalu Siapakah yang Bertanggung Jawab Terhadap Sampah Plastik?

Setelah acara kelulusan, Moore tidak melipat pakian wisudanya lalu menyimpannya ke dalam lemari. Ia menggunakannya kembali sebagai alat pelindung diri (APD) untuk bertempur melawan virus corona.

Apalagi  Moore, berprofesi sebagai asisten dokter yang sangat memerlukan APD demi menjalankan tugasnya dengan aman.

Merasa jika gaun wisuda bisa menjadi APD, Moore kemudian meluncurkan  Gowns 4 Good, sebuah inisiatif yang mengumpulkan dan menggunakan  kembali gaun kelulusan sebagai APD.

“Mengobati pasien Covid sendiri, saya perhatikan gambar beberapa rekan saya dan fasilitas medis lainnya yang tidak memiliki APD yang sesuai dan tampil di garis depan tanpa itu,” kata Moore seperti dilansir dari CNN, Jumat, 29 Mei 2020

“Gaun-gaun itu jelas menandakan waktu yang monumental dalam kehidupan para sarjana,”  lanjutnya

Bagi Moore tidak ada gunanya gaun wisuda disimpan di lemari selain sebagai kenangan. Padahal bisa sangat berguna bagi orang lain.

Inisiatifnya membuahkan hasil, hanya dalam waktu satu bulan, Moore telah mengumpulkan lebih dari 10.000 gaun.

Untuk mempromosikan inisiatif ini, Moore menggunakan slogan “Pakai Topi, Donasi Gaun” yang menghiasi topi para wisudawan untuk meningkatkan kesadaran yang lainnya.

Dapat tanggapan positif

“Kami ingin mereka menjaga topi wisudanya,” kata Moore. “Tapi sesuatu yang hebat bisa tercipta dari gaun  wisuda mereka.”

KLIK INI:  Terinspirasi dari Kopi Luwak, Anggota Brimob di Makassar Produksi Kopi Maggot

Apa yang dilakukan Moore mendapat tanggapan positif. Meski ia mengakui tidak banyak orang yang merasa tidak mudah berpisah dengan gaun wisudanya.

Semisal seorang ibu yang seorang ibu yang menyumbangkan gaun putranya, yang dipegangnya selama dua tahun setelah kematian sang anak karena kecelakaan mobil.

Sang Ibu tersebut berkata,  ‘tidak ada cara yang lebih baik untuk menghormati dan menandakan hidup anaknya daripada menyumbangkan gaunnya untuk membantu melindungi pekerja perawatan kesehatan.'”

Setelah inisiatifnya berjalan, Moore mengakui kotak pos apartemenya dibanjiri dengan gaun sumbangan.

Ia memulai penggalangan dana GoFundMe untuk membantu membayar pengiriman, dan pengecer seperti Graduation Source dan Cooper Cap and Gown yang juga menyumbangkan 2.700 gaun untuk tujuan tersebut.

“Gaun kelulusan lebih efektif daripada alternatif APD lainnya mengingat panjang, lengan, dan akses ritsleting yang mudah,” kata Moore.

Bagi Moore tidak ada ide yang lebih baik untuk melindugi tenaga medis selain meletakkan gaun itu (APD) di tangan  mereka.

Langkah Moore telah mencakup cukup luas, sebab sejauh ini, 88.000 responden garis depan telah mendaftar untuk menerima tanda pangkat, dan sumbangan telah mengalir dari seluruh AS.

Apa yang dilakukan Moore adalah upaya terbaik untuk menghormati menghormati para lulusan/sarjana. Membuat gaun kebesaran yang penuh kebanggaan itu berguna untuk menyelamatkan nyawa orang lain.

KLIK INI:  Pesan Lingkungan Istri Gubernur Sulsel di Hadapan CPNS Muda