Klikhijau.com – Lily hujan (Zephyranthes sp) datang dari jauh ke Indonesia. Ia datang dari Amerika Selatan dan Amerika Utara. Negara asalnya.
Tanaman yang di Indonesia banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias pot dan taman ini, memiliki nama populer selain Lily hujan, yakni Rain lily.
Ada alasan menarik di balik penamaan Rain lily, karena tanaman ini memiliki kecenderungan yang unik—mekar setelah hujan deras. Untuk nama ilmiah yang disandangnya, Zephyranthes berasal dari Zephyrus (Yunani), artinya dewa angin barat.
Tanaman ini termasuk tanaman hias kelompok Amarilidaceae dan juga termasuk herba perennial yang memiliki umbi.
Di Indonesia, tanaman ini termasuk kelompok bawang-bawangan. Dalam hal pertumbuhan, tanaman ini tidak manja, bisa tumbuh pada beragam kondisi lingkungan.
Tanaman ini termasuk bunga sempurna, di mana benang sari dan putik berada di dalam organ yang sama. Sayangnya, meski berbunga ini, masa berbunganya tidak lama, hanya 1 sampai 2 hari saja.
Namun, kuntum bunganya itu akan mekar secara bergantian setiap hari. Ia juga mudah dikenali dari daunnya yang berbentuk memanjang menyerupai bawang atau pedang. Warnanya hijau tua, dan mengkilap.
Pemanfaatan bunga Lily hujan
Tanaman ini tidak hanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias, tetapi juga sebagai obat. Misalnya di Cina dan Afrika Selatan, ia dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena memiliki kandungan alkaloid, flavonoid dan fenol
Di Afrika Selatan daunnya digunakan sebagai obat untuk diabetes melitus karena memiliki aktivitas biologis seperti antimikrobia, antivirus, antitumor, dan lain-lain karena adanya kandungan alkaloid dan banyak senyawa kimia lain seperti flavonoid dan senyawa fenol, (Sindiri et al., 2013).
Kandungan alkaloid pada tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai obat mengatasi gejala penyakit Alzheimer (Bastida et al., 2006).
Morfologi Lily hujan
Tanaman ini memiliki morfologi yang menarik, di antaranya kelopak bunganya berbentuk terompet.
Daunnya berwarna hijau gelap dan ramping dan berbentuk seperti pedang. Tumbuh dari pangkal tanaman dan membentuk kelompok yang rapat
Petal bunganya berjumlah enam hingga delapan helai, tersusun secara simetris dengan kepala putik berada di tengah-tengah benang sari.
Sementara pembungaan terjadi 47 hari setelah tanam, dengan persentase berbunga 63.33% (Vivedru et al., 2017).
Bunga pada tanaman ini merupakan daya daya tarik utamanya. Bunganya berbentuk seperti terompet dengan diameter bunga 4,5-5,5 cm.
Tanaman ini memiliki tinggi 15-25 cm, bunganya muncul secara serentak pada saat curah hujan dan kelembaban tinggi.
Lily hujan memiliki akar umbi yang membantu dalam penyimpanan nutrisi dan bertahan selama periode kering.
Helaian kuntum bunganya bervariasi. Variasi warnanya itu antara lain kuning, merah muda, dan putih.
Cara perawatan Lily hujan
Setiap tanaman memerlukan perawatan yang berbeda. Lily hujan pun demikian. Agar tumbuh subur maka perlu dilakukan penyiraman secara teratur selama musim pertumbuhannya.
Tanaman ini juga butuh pencahayaan, ia menyukai paparan cahaya matahari yang cukup, tetapi juga dapat tumbuh dengan baik di tempat yang teduh sebagian.
Untuk tanah, tanaman ini dapat tumbuh baik pada tanah yang memiliki drainase yang baik dan cukup subur. Karena itu, pastikan tanah tidak tergenang air untuk menghindari masalah akar.
Hal lain yang perlu dilakukan adalah pemupukan, beri pupuk ringan pada tanaman ini selama musim pertumbuhannya untuk memastikan pertumbuhan dan pembungaan yang optimal.
Perlu diingat bahwa perkembangbiakan tanaman ini biasanya dengan umbi dan biji. Perbanyakan menggunakan umbi. Hal itu akan menghasilkan tanaman yang sama persis dengan induknya sedangkan melalui biji memerlukan waktu relatif panjang untuk menghasilkan bunga, yakni 8 hingga12 bulan.
Untuk perbanyakannya, dapat dapat dilakukan secara vegetatif dengan menggunakan umbi dan generatif menggunakan biji. Perbanyakan vegetatif dengan umbi berukuran besar, berpengaruh terhadap pembungaan yang lebih cepat, (Fibrianty dan Kurniati 2022).