Datang dari Jauh ke Indonesia, Lily Hujan Menebar Manfaat dan Keindahan

oleh -33 kali dilihat
Lily hujan-foto/Ist

Klikhijau.com – Lily hujan (Zephyranthes sp) datang dari jauh ke Indonesia. Ia datang dari Amerika Selatan dan Amerika Utara. Negara asalnya.

Tanaman yang di Indonesia banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias pot dan taman ini, memiliki nama populer selain Lily hujan, yakni Rain lily.

Ada alasan menarik di balik penamaan Rain lily, karena tanaman ini memiliki kecenderungan yang unik—mekar setelah hujan deras. Untuk nama ilmiah yang disandangnya, Zephyranthes berasal dari Zephyrus (Yunani), artinya dewa angin barat.

Tanaman ini termasuk tanaman hias kelompok Amarilidaceae dan juga termasuk herba perennial yang memiliki umbi.

KLIK INI:  Ini Beda Antara Bonsai, Bakalan Bonsai, Tunggul Tanaman dan Bonsai Taman!

Di Indonesia, tanaman ini termasuk kelompok bawang-bawangan. Dalam hal pertumbuhan, tanaman ini tidak manja,  bisa tumbuh pada beragam kondisi lingkungan.

Tanaman ini  termasuk bunga sempurna, di mana benang sari dan putik berada di dalam organ yang sama. Sayangnya, meski berbunga ini, masa berbunganya tidak lama, hanya 1 sampai 2 hari saja.

Namun, kuntum bunganya itu akan mekar secara bergantian setiap hari. Ia juga mudah dikenali dari daunnya yang berbentuk memanjang menyerupai bawang atau pedang. Warnanya  hijau tua, dan mengkilap.

KLIK INI:  Kalanchoe, Kaya Manfaat dan Gampang Tumbuh Hanya dengan Menjatuhkan Daunnya ke Tanah
 Pemanfaatan bunga Lily hujan

Tanaman ini tidak hanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias, tetapi juga sebagai obat. Misalnya  di Cina dan Afrika Selatan, ia dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena memiliki kandungan alkaloid, flavonoid dan fenol

Di  Afrika Selatan daunnya  digunakan sebagai obat untuk diabetes melitus karena memiliki aktivitas biologis seperti antimikrobia, antivirus, antitumor, dan lain-lain karena adanya kandungan alkaloid dan banyak senyawa kimia lain seperti flavonoid dan senyawa fenol, (Sindiri et al., 2013).

Kandungan alkaloid pada tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai obat mengatasi gejala penyakit Alzheimer (Bastida et al., 2006).

KLIK INI:  Bunga Alamanda, Tak Hanya Cantik Menawan, Manfaatnya Mencengangkan!
Morfologi Lily hujan

Tanaman ini memiliki morfologi yang menarik, di antaranya  kelopak bunganya berbentuk terompet.

Daunnya  berwarna hijau gelap dan ramping dan berbentuk seperti pedang. Tumbuh dari pangkal tanaman dan membentuk kelompok yang rapat

Petal bunganya berjumlah enam hingga delapan helai, tersusun secara simetris dengan kepala putik berada di tengah-tengah benang sari.

Sementara pembungaan terjadi 47 hari setelah tanam, dengan persentase berbunga 63.33% (Vivedru et al., 2017).

KLIK INI:  Kenalkan 10 Jenis Mahkota Duri yang Ada di Indonesia dan Ciri-Cirinya

Bunga pada tanaman ini merupakan daya daya tarik utamanya. Bunganya berbentuk seperti terompet dengan diameter bunga 4,5-5,5 cm.

Tanaman ini memiliki tinggi 15-25 cm, bunganya muncul secara serentak pada saat curah hujan dan kelembaban tinggi.

Lily hujan memiliki akar umbi yang membantu dalam penyimpanan nutrisi dan bertahan selama periode kering.

Helaian kuntum bunganya bervariasi. Variasi warnanya itu  antara lain kuning, merah muda, dan putih.

KLIK INI:  7 Tanaman Hias dengan Fungsi Herbal dan Cara Meramunya!
Cara perawatan Lily hujan

Setiap tanaman memerlukan perawatan yang berbeda. Lily hujan pun demikian. Agar  tumbuh subur maka perlu dilakukan penyiraman secara teratur selama musim pertumbuhannya.

Tanaman ini juga butuh pencahayaan, ia menyukai paparan cahaya matahari yang cukup, tetapi juga dapat tumbuh dengan baik di tempat yang teduh sebagian.

Untuk tanah, tanaman ini dapat  tumbuh baik pada tanah yang memiliki drainase yang baik dan cukup subur. Karena itu, pastikan tanah tidak tergenang air untuk menghindari masalah akar.

KLIK INI:  Penyebab Ujung Daun Tanaman Indoor Menguning dan Cara Mengatasinya

Hal lain yang perlu dilakukan adalah pemupukan, beri pupuk ringan pada tanaman ini selama musim pertumbuhannya untuk memastikan pertumbuhan dan pembungaan yang optimal.

Perlu diingat bahwa perkembangbiakan tanaman ini biasanya dengan umbi dan biji. Perbanyakan menggunakan umbi. Hal itu akan menghasilkan tanaman yang sama persis dengan induknya sedangkan melalui biji memerlukan waktu relatif panjang untuk menghasilkan bunga, yakni 8 hingga12 bulan.

Untuk perbanyakannya, dapat dapat dilakukan secara vegetatif dengan menggunakan umbi dan generatif menggunakan biji. Perbanyakan vegetatif dengan umbi berukuran besar, berpengaruh terhadap pembungaan yang lebih cepat, (Fibrianty dan Kurniati 2022).

KLIK INI:  Memikat dan Terus Diburu, Harga Janda Bolong Semakin Bombastis