Tentang Peringatan Hari Hutan Indonesia dan Cara Atasi Asap Karhutla

oleh -98 kali dilihat
Serial Webinar Hutan dan Kehutanan Juni-Oktober 2021, Ini Jadwalnya!
Ilustrasi hutan-foto/merdekacom

Klikhijau.com – Hari Hutan Indonesia diperingati setiap tangga 7 Agustus. Peringatan ini menjadi salah satu hari penting nasional.

Kenapa penting, sebab menjadi momen untuk meningkatkan kepedulian terhadap kelestarian hutan Indonesia. Selain itu, juga untuk mendorong orang-orang untuk berkontribusi pada kelangsungan hutan di tanah air tercinta

Peringatan ini ditandai dengan disahkannya Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penghentian Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Primer dan Lahan Gambut.

Sebenarnya, telah ada  Hari Hutan Sedunia setiap tanggal 21 Maret. Karena Indonesia memiliki hutan yang luas untuk dijaga dan dilestarikan, maka dibutuhkan satu hari istimewa dalam setahun sebagai momen penting untuk bertekad menjaga hutan agar tetap Lestari, subur dan memberi manfaat bagi semua.

KLIK INI:  Fungsi Otak Dapat Rusak di Tangan Polusi Kendaraan

Tahun ini, Peringatan Hari Hutan Indonesia mengangkat tema “Jaga Hutan, Jaga Iklim. Tema ini  mengajak masyarakat  untuk turut serta mengkampanyekan bahwa Hutan Indonesia yang memiliki peringkat ketiga terluas di dunia.

Peran hutan Indonesia sangatlah penting sebagai salah satu solusi dalam mengatasi perubahan iklim yang saat ini dampaknya nyata dan dirasakan bersama.

Ancaman hutan

Hutan Indonesia bahkan dunia saat ini diintai beragam ancaman. mirisnya, nyaris semua ancaman itu berasal dari manusia, mulai dari penggundulan hutan, pembalakan liar, pembukaan lahan pertanian dan peternakan, pertambangan hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla)

Tentang karhutla, tidak hanya mengancam hutan, tetapi juga kesehatan manusia dan satwa liar. Karhutla nyaris tidak pernah alpa setiap tahun.

KLIK INI:  Apa yang Terjadi Pada Tanaman Berbunga Jika Kekurangan Serangga Penyerbuk?

Apalagi tahun ini, yang diperkirakan akan ada serangan El Nino. Tentu potensi karhutla akan semakin besar.

Di Indonesia sendiri, puncak kemarau di Indonesia diprediksi terjadi di bulan Agustus hingga September.  Kedatangan kemarau, tidak hanya identik dengan panas dan kekeringan. Namun, terkadang diwarnai  karhutla.

Karhutla tidak hanya merusak  infrastruktur dan alam. Namun,  asap karhutla juga menimbulkan risiko kesehatan yang besar. Itu karena asapnya mengandung polutan gas seperti karbon monoksida, serta partikel yang sangat kecil yang mudah masuk ke paru-paru dan saluran udara.

Banyak dari partikel ini sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Paparan polutan dapat menyebabkan saluran pernapasan  meradang, menyempit, atau teriritasi, dan menyebabkan gejala fisik lainnya seperti mata gatal atau perih, tenggorokan gatal, sakit kepala, pilek, sesak dada, kelelahan, dan batuk, atau memperburuk kondisi kardiovaskular kronis seperti penyakit jantung.

Bahkan ada beberapa kelompok sangat berisiko, khususnya anak-anak, orang hamil, orang dewasa di atas 65 tahun, karena mereka yang memiliki kondisi paru-paru yang sudah ada sebelumnya seperti asma dan COPD.

Dikutip dari Ecowatch, untuk meminimalkan dampak buruk dari asap karhutla, berikut beberapa hal bisa dilakukan:

KLIK INI:  Tentang Climate Quitting, Fenomena Resign Demi Lingkungan
  • Kenakan masker

Saat terjadi karhutla, sebaiknya sahabat hijau menggunakan masker. Apalagi saat berada diluar ruangan. Masker dapat melindungi  dari gas berbahaya dan partikel di udara.

Saat memilih masker, usahakan masker yang benar-benar bagus, sebab partikel yang dihasilkan asap karhutla ada yang sangat kecil, karenanya sebaiknya gunakan masker N95 dan KN95. Itu adalah jenis masker respirator.

  • Menutup jendela dan pintu

Asap mudah merasuk ke dalam rumah, apalagi jika jendela dan pintu terbuka. Karena itu, sebaiknya saat terjadi karhutla  tutup semua pintu dan jendela untuk mencegah partikulat masuk ke dalam rumah.

Jika jendela atau pintu berangin atau memiliki celah di sekitar tepinya, gunakan kain atau apa pun yang bisa menutupinya, khususnya kain yang lembab.

  • Hindari pergi ke luar ruangan

Apabila tidak penting untuk keluar rumah, sebaiknya tetaplah tinggal di dalam rumah. Jika pun harus keluar, usahakan jangan lama di luar ruangan.

Pun jika berada di luar ruangan hindari aktivitas berat seperti berolahraga atau aktivitas berat lainnya.

KLIK INI:  Masyarakat Adat Sudah Menerapkan Ekonomi Hijau Sejak Dulu
  • Memantau kualitas udara

Sangat penting untuk memantau kualitas udara di sekitar sebelum beraktivitas, khususnya di luar rumah.

Perlu diingat bahwa keparahan polusi udara tidak selalu terlihat. Jadi, sahabat hijau dapat memantaunya melalui Aplikasi berbasis android ISPUNet.

ISPUNet adalah kanal informasi pemantauan kualitas udara yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia.

Aplikasi ini membuat informasi kualitas udara dapat dilihat oleh masyarakat secara mudah, cepat dan terbaru.

  • Gunakan AC

Air Conditioner (AC) bisa jadi solusi untuk melakukan pencegahan terhadap asap karhutla dalam ruangan.

Apalagi saat semua jendela dan pintu tertutup, bisa menjadi suasana dalam ruangan sangat panas. Karena itu, sahabat hijau perlu menggunakan AC. Jika tidak memilikinya, bisa menggunakan kipas angin.

KLIK INI:  Menteri LHK: Pemerintah Sedang dan Terus Bekerja Keras Atasi Karhutla
  • Minum air

Tetap terhidrasi dengan baik penting untuk fungsi ginjal dan hati, yang membantu mengeluarkan racun dari tubuh dan mengurangi peradangan.

Minum air putih juga mengurangi beberapa gejala fisik akibat paparan asap , seperti batuk dan tenggorokan gatal.

  • Gunakan pembersih udara

Jaga kebersihan udara dalam ruangan dengan pembersih udara partikulat efisiensi tinggi (HEPA). Menurut  Environmental Protection Agency (EPA), pembersih udara dapat mengurangi partikel di dalam ruangan sebanyak 85%.  Karena itu, perlu ada alat pembersih udara dalam ruangan.

  • Jaga kebersihan dalam ruangan

Menjaga kebersihan dalam ruangan dan menghindari aktivitas yang menghasilkan asap dinilai perlu diterapkan.

Sahabat hijau harus mempertahankan kualitas udara yang tinggi di dalam bahkan tanpa alat pembersih udara dengan menghindari aktivitas tertentu.

Misalnya, jangan menggunakan semprotan aerosol dan lilin, atau kompor gas, dan kayu bakar.  Saat  keluar rumah dan berada dalam udara yang tercemar, partikel dapat dengan cepat mengendap di tubuh dan pakaian.

Jadi, sebaiknya ganti pakaian dan mandi saat  masuk kembali ke rumah untuk menghindari penyebaran partikel di sekitar rumah.

Demikianlah, semoga bermanfaat

KLIK INI:  10 Fakta Singkat tentang Kebakaran Hutan