Matamu dan Sampah di Kepalaku kantuk tiba di matamu
Tag: #sastra dan ekologi
Waktu Terbaik Mencintai Hujan
Klikhijau.com – Kali di depan rumah tercipta dari kencing. Suatu
Pohon Kecil di Sungai
Hanya Denyut “tunggu, kubuatkan kopi,” tawarmu “hmmm,” jawabku kau
Tangan Tuhan di Dua Musim
Tangan Tuhan di Dua Musim senja tiba bersama kabut
Lelaki Pinisi dan Sepotong Senja
Klikhijau.com -Sudah menjadi ritual di pagi hari Sula ketika bangun
Gelisah Burung-Burung
Masa Nanti dua selimut paluti tubuhmu dalam kelambu merah
Bukan karena Hujan, Sabaria
Bukan karena Hujan, Sabaria kukatakan padamu sekali lagi, sabaria.
Hujan di Kota M
2014. Suatu ketika entah bagaimana Raka tiba-tiba mengingat suatu peristiwa.
Penikmat Banjir yang Bahagia
Persimpangan aku jadi daun-daun saat berkunjung ke kotamu kemarin
Perempuan Kabut
Pembabat Pohon Mencari orang paling bodoh di kampung kami
Kupu-Kupu di Kepala
Sebagai Rerumputan ban mobil bekas itu kau bawa ke
Senandung Terasing Lia di Tepian Sungai Balangtieng
Di kebun itu, waktu menguap seperti embun yang enggan menyentuh
Merenungi 3 Puisi Jalaluddin Rumi yang Berdiksi Alam
Klikhijau.com – Bagi penyuka puisi atau syair. Tentu tidak akan
Pohon Terakhir di Bumi
Gerah. Keringat tak ada lagi yang tersisa dari tubuh. Sejak
- 1
- 2
- Berikutnya
Tidak Ada Postingan Lagi.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.