Tangan Tuhan di Dua Musim

oleh -10 kali dilihat
Ilustrasi-foto/Pinteres
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Tangan Tuhan di Dua Musim

 

senja tiba bersama kabut menuju malam. dan hujan mengintip di jendela langit

gigil mulai meremasi tubuh yang lupa mandi sore. bau keringat dan aroma kopi yang baru dipetik menempel di ketiak

tahun-tahun selalu berkejaran. antara panas dan hujan. di antara keduanya, hujanlah bersetia bermukim di mata

kehadiran hujan adalah tangan tuhan mengusap ubun para petani. dan ketiadaan kemarau adalah tangan tuhan yang memetik cengkeh dan kopi lebih awal dari masa panen

Kindang, 4 Mei 2024.

KLIK INI:  Tanaman Rahasia Depan Rumah

Yang Dirampas Hujan

 

harusnya sejak tadi kau pejamkan mata. saat cui-cui menyembunyikan kepala ke dalam sayapnya.

mendung sejak senja mengantar banyak duri ke dalam kepalamu. duri itu menusuk semua sisi dari tubuhmu. lelapmu menghilang jauh ke dalam bara api

kali kecil di depan rumahmu, sewaktu-waktu bisa mengirim air mata langit yang merindu bumi.

air itu tak  hanya membawa rindu, juga segala lumpur, sampah, ranting, dan semua ketakutan.

lelap tak datang bermalam-malam, saat hujan berubah air mata

 

Kindang, Mei 2025

KLIK INI:  Dari Pohon Enau Itu

Selain Bumi

 

ke mana kau pergi saat hutan tak lagi menyimpan air?

 saat matahari tiba di kepalamu tanpa perantara daun-daun.

kau tak bisa berlama-lama dalam pelukan. keringat bisa merampas napasmu yang hanya satu itu.

tak ada umur panjang yang dijual. pun tak ada bumi lain selain yang kau pijaki saat ini.

ke mana kau pergi ketika bumi tak lagi berbelas kasih kepadamu?

sebab kau mengencinginya di mana-mana

 

Kindang, Mei 2025

KLIK INI:  Keladi Hias dan Ibu

Sebab Puntung Rokok

 

aku sedang menunggu lampu kau padamkan. aku hanya ingin meraba hidungmu. apakah napasnya masih air atau telah jadi api

kemarin kau membuang puntung rokok di kebun. apinya masih menyala

“akan padam dengan sendirinya,” katamu.

malamnya api menjilat-jilat rambutmu. dan napasmu terasa sangat panas

 

Kindang, Mei 2025

KLIK INI:  Sampah-sampah di Kepala