Klikhijau.com – Awal musim kemarau 2025 di Sulawesi Selatan (Sulsel) diprediksi akan datang pada bulan Mei hingga Agustus.
Prediksi yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMGK) itu juga memprediksi bahwa puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada bulan Agustus dan bulan September dengan total 79%.
Salah satu daerah yang akan menjadi tuan rumah lebih awal musim kemarau adalah Kota Makassar.
Prakirawan Cuaca Stasiun Klimatologi Sulsel, Chaterina Restu Malino mengatakan, awal musim kemarau di Sulsel diprediksi terjadi dari bulan Mei (17%) hingga Agustus (21%). Dengan persentase terbesar berada di bulan Juni dan Juli yaitu totalnya 58%.
Menurut Restu beberapa kota atau kabupaten diprediksi lebih awal mengalami musim kemarau yakni pada Mei 2025. Kondisi itu umumnya terjadi di sekitar pesisir barat Sulsel.
“Yaitu Kota Makassar, Kabupaten Takalar, dan Jeneponto. Kemudian sebagian Kabupaten Gowa, Maros, Pangkep, hingga Barru,” urai Restu dalam konferensi pers, Selasa (25/3/2025).
Selanjutnya Kabupaten Selayar, sebagian besar Maros, Pinrang, Toraja Utara, dan Kota Palopo diprediksi akan memasuki awal musim kemarau pada bulan Juni.
Sedangkan Kabupaten Enrekang, sebagian besar Tana Toraja, Luwu, Sidrap, Wajo, Soppeng, serta sebagian kecil Bone, Bantaeng, dan Bulukumba akan disambangi kemarau pada bulan Juli.
“Untuk Agustus yaitu seluruh Kabupaten Sinjai, sebagian Bone, Wajo, Sidrap, Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur,” imbuh Restu.
Waspadai bencana hidrometeorologi
Restu juga memaparkan, pada umumnya prediksi awal musim kemarau 2025 ini sama dengan tahun sebelumnya yakni sebesar 42%. Adapun beberapa kota atau kabupaten yang mengalami musim kemarau lebih dulu dibanding normalnya yaitu di wilayah utara Sulsel seperti Kota Palopo, Kabupaten Luwu Utara dan Luwu Timur, serta sebagian besar Toraja Utara.
“Untuk kategori mundur, dapat dilihat di wilayah selatan yaitu di Kabupaten Selayar, Jeneponto, Takalar, sebagian Bulukumba dan Sinjai. Dan beberapa bagian utara seperti Enrekang dan Tana Toraja,” beber Restu.
Adapun sifat musim kemarau 2025 masih pada kategori normal yakni 50%. Kota atau kabupaten yang mengalami sifat musim atas normal yaitu sebagian besar Takalar, Gowa, Maros, dan Sinjai.
“Sedangkan bawah normal itu umumnya ada di bagian Utara yaitu di Palopo, Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur, Toraja Utara, Pinrang, Enrekang, Sidrap, dan Wajo,” tambahnya.
Beberapa yang diprediksi lebih dulu mengalami puncak musim kemarau yaitu pada bulan Juli adalah sebagian besar Kota Palopo, Kabupaten Toraja Utara, dan Pinrang.
“Adapun yang mengalami puncak musim kemarau di bulan Oktober yaitu Selayar, sebagian Wajo, Sidrap, Luwu, dan Luwu Timur,” terang Restu.
Dari seluruh prediksi musim kemarau tersebut, Restu menyebut masyarakat perlu waspada potensi bencana hidrometeorologi. Salah satu yang paling berpotensi terjadi ialah kekeringan.
“Dampak yang harus kita waspadai bencana hidrometeorologi, yaitu kekeringan, yang dapat memicu banyak efek atau bencana lainnya. Seperti krisis air bersih, kurangnya air irigasi sehingga memicu kebakaran hutan dan lahan,” tutup Restu.