Klikhijau.com – Bagaimana mikroplastik bisa menyusup ke dalam organ penting manusia? Pertanyaan itu dijawab sebuah studi yang dipimpin oleh Universitas New Mexico (UNM).
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Health Perspectives mengungkapkan, mikroplastik bermigrasi dari usus ke organ lain
Pakar imunologi mukosa di UNM, mengatakan, mikroplastik ada di mana-mana. Selama beberapa dekade terakhir, mikroplastik telah ditemukan di laut, pada hewan dan tumbuhan, di air keran, air kemasan, udara bahkan dalam hujan.
Mikroplastik yang bersifat kecil dan ringan mudah masuk ke dalam tubuh manusia—masuk ke usus dari usus menyebar ke organ tubuh yang lain, misalnya otak.
Ketika berhasil masuk ke tubuh, mikroplastik bergerak liar. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian yang menemukan, organ penting manusia telah dihuni oleh mikroplastik.
Sederet penelitian tentang mikroplastik
Dilansir dari Earth, belum lama ini Journal of Hazardous Materials menerbitkan sebuah penelitian yang menemukan mikroplastik dalam semua 16 sampel sumsum tulang yang diperiksa.
Semua sampel mengandung polistirena, yang digunakan untuk membuat kemasan kacang dan barang elektronik, dan hampir semuanya mengandung polietilena, yang digunakan dalam bungkus makanan bening, botol deterjen, dan produk rumah tangga umum lainnya.
Studi lain dari Beijing, Cina yang mengamati 45 pasien yang menjalani operasi pinggul atau lutut di negara tersebut, para peneliti menemukan mikroplastik pada lapisan membran setiap sendi pinggul atau lutut yang diperiksa.
Sementara itu, studi yang dipublikasikan pada tanggal 15 Mei lalu di jurnal Toxicological Sciences menemukan mikroplastik di semua 23 testis manusia dan 47 testis anjing yang diteliti.
Para peneliti menemukan bahwa sampel dari manusia memiliki konsentrasi hampir tiga kali lipat lebih besar daripada sampel dari anjing.
Jumlah partikel plastik jenis tertentu yang lebih tinggi – termasuk polietilena, komponen utama botol air plastik – berkorelasi dengan berat testis yang lebih rendah pada anjing.
Makalah lain yang muncul pada tanggal 19 Juni di Jurnal Internasional Penelitian Impotensi, mendeteksi partikel plastik di penis empat dari lima pria yang mendapatkan implan penis untuk mengobati disfungsi ereksi.
Sementara itu, sebuah kelompok Tiongkok menerbitkan sebuah penelitian pada bulan Mei yang menunjukkan sejumlah kecil mikroplastik dalam air mani dari semua 40 peserta.
Sejumlah penelitian kini juga menemukan kontaminasi pada plasenta manusia. Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Toxicological Sciences edisi Mei melaporkan temuan mikroplastik dan nanoplastik pada semua 62 sampel plasenta, meskipun konsentrasinya sangat bervariasi.
Di Italia, para peneliti mengamati 312 pasien yang telah menjalani operasi pengangkatan timbunan lemak, atau plak, dari arteri karotis mereka . Hampir enam dari 10 pasien memiliki mikroplastik, dan orang-orang ini bernasib lebih buruk daripada mereka yang tidak memilikinya. Selama 34 bulan berikutnya, mereka 2,1 kali lebih mungkin mengalami serangan jantung atau stroke, atau meninggal.
Studi terbaru bulan ini yang diunggah daring oleh National Institutes of Health. Para peneliti menemukan akumulasi mikroplastik yang sangat memprihatinkan dalam sampel otak.
Meski makalah pracetak tersebut masih menjalani tinjauan sejawat, namun temuan itu membuktikan jika mikroplastik semakin liar menggorogoti organ penting manusia.
Matthew Campen, penulis utama studi dan juga seorang ahli toksikologi dan profesor ilmu farmasi di University of New Mexico melakukan pemeriksaan hati, ginjal, dan otak dari mayat yang diautopsi.
Campen menemukan bahwa semuanya mengandung mikroplastik, tetapi 91 sampel otak mengandung rata-rata sekitar 10 hingga 20 kali lebih banyak daripada organ lainnya.
Sederet hasil penelitian tersebut mestinya membuat kita lebih waspada dan berjuang mengurangi sumber dari mikroplastik.
Hmm, dengan banyaknya bukti ilmiah tentang “serangan” mikroplastik ke dalam tubuh manusia, membuat kita patut memikirkan ulang gagasan dari Ecoton yang mendorong Kementerian Agama agar menerapkan syarat uji bebas mikroplastik pada pasangan yang akan menikah.