Berkenalan Lebih Intim dengan Spesies Indikator beserta Contohnya

oleh -253 kali dilihat
Menyiapkan Kat Menyiapkan Quotes Perpisahan untuk Kupu-Kupu Raja
Kupu-kupu raja-foto/Ist

Klikhijau.com – Spesies indikator yang paling banyak digunakan adalah hewan. Hewan yang paling banyak adalah invertebrata, sekitar 70 persen. Selebihnya adalah tanaman dan mikroorganisme.

Hewan invertebrata atau yang juga dikenal dengan nama avertebrata merupakan hewan yang tak mempunyai tulang punggung antar ruas-ruas tulang belakang.

Lalu apa sebenarnya spesies indikator itu.  Spesies ini dikenal juga dengan nama bioindikator, yakni setiap spesies atau sekelompok spesies makhluk hidup yang memiliki populasi, fungsi, atau keadaannya dapat mengungkapkan kondisi kualitas lingkungan sekitar di mana mereka hidup.

Mereka (spesies indikator) dapat dengan mudah diamati, dan mempelajarinya dianggap sebagai cara yang hemat biaya untuk memprediksi perubahan dalam suatu ekosistem.

KLIK INI:  Bisakah Tanaman Dirancang Mengalahkan Panas?

Seringkali, organisme ini berinteraksi dengan lingkungan dengan cara yang membuat mereka sangat sensitif terhadap perubahan apa pun.

Jadi, setiap ada perubahan di tempat mereka hidup, perubahan itu bisa terbaca melalui spesies indikator yang hidup di lingkungan tersebut.

Penggunaan spesies indikator oleh para ilmuwan karena spesies secara ekologis sangat penting. Karena itulah untuk mengetahui  suatu lingkungan  para ilmuwan menggunakan organisme tertentu sebagai indikator.

Jika suatu spesies adalah spesies kunci , artinya fungsi ekosistem bergantung padanya, maka setiap perubahan dalam kesehatan atau populasi spesies tersebut akan menjadi indikator yang baik untuk stresor lingkungan.

Keberadaan spesies indikator yang baik juga harus merespons perubahan dengan relatif cepat dan mudah diamati. Tanggapan mereka harus mewakili seluruh populasi atau ekosistem. Mereka harus relatif umum dan memiliki populasi yang cukup besar untuk dipelajari dengan mudah.

KLIK INI:  Perihal Atretochoana Eiselti, Hewan yang Mirip Kelamin Lelaki

Spesies yang telah dipelajari secara ekstensif merupakan kandidat yang baik untuk bioindikator. Spesies yang bereproduksi dengan cepat dan dalam jumlah banyak, serta memiliki habitat atau pola makan khusus akan menjadi indikator yang ideal. Ilmuwan juga mencari organisme yang penting secara komersial atau ekonomi.

Penggunaan spesies indikator oleh ilmuwan  bertujuan untuk menentukan perubahan ekosistem berdasarkan apa yang mereka amati pada spesies indikator. Spesies indikator digunakan untuk menunjukkan baik dan buruknya perubahan lingkungan. Perubahan tersebut dapat berupa adanya polutan, perubahan biodiversitas dan interaksi biotik, serta perubahan lingkungan fisik.

Beberapa contoh spesies indikator

spesies indikator merupakan spesies yang sangat rentan terhadap perubahan lingkungan. Karena itu, spesies ini sering digunakan dalam penelitian ilmiah sebagai cara untuk mempelajari perubahan kesehatan lingkungan jangka panjang dengan mudah dan efisien.

Dalam mempelajari spesies yang sama di setiap ekosistem membantu peneliti lebih mudah membandingkan data untuk menemukan perubahan kecil dalam faktor-faktor seperti suhu, perusakan habitat, dan curah hujan.

KLIK INI:  5 Trik Jitu Membeli Tanaman Hias, Jangan Asal Tergoda dengan yang Kinclong!

Di dunia ini ada beberapa jenis speseis yang kerapa dijadikan sebagai indikator lingkungan, misalnya lumut yang merupakan  kombinasi dari dua organisme yang terpisah. Jamur dan ganggang tumbuh bersama dalam hubungan simbiosis di mana jamur menyediakan nutrisi mineral dan tempat bagi ganggang untuk tumbuh, dan ganggang menghasilkan gula untuk jamur melalui fotosintesis.

Lumut digunakan sebagai bioindikator karena sensitivitasnya terhadap polusi udara. Lumut tidak memiliki akar, sehingga hanya bisa mendapatkan nutrisi langsung dari atmosfer. Mereka sangat sensitif terhadap polusi nitrogen berlebih di udara.

Spesies lainnya adalah capung atau mayflies. Ini merupakan  jenis serangga makroinvertebrata yang sangat sensitif terhadap polusi air. Sebagai remaja, mereka hidup secara eksklusif di air. Serangga dewasa hidup di darat atau di udara tetapi kembali ke air untuk bertelur.

KLIK INI:  Tentang El Nino dan Dampak Buruk yang Menyertainya

Oleh para peneliti, capung  digunakan  sebagai indikator kesehatan ekosistem perairan karena ketergantungan mereka pada air dan tidak toleran terhadap polusi.

Kupu-kupu raja juga termasuk bioindikator yang jumlahnya telah menurun tajam selama 25 tahun terakhir, kemungkinan karena kombinasi dari hilangnya habitat, penggunaan pestisida, dan perubahan iklim.

Karena mereka bermigrasi dari Kanada ke Meksiko, mereka merupakan spesies indikator yang ideal untuk mempelajari kesehatan seluruh benua Amerika Utara.

Seorang peneliti di Universitas Cornell percaya bahwa penurunan yang terlihat pada populasi kupu-kupu raja tidak dapat disalahkan pada satu faktor tunggal, tetapi merupakan indikator mendesak dari masalah lingkungan sistemik yang lebih besar.

KLIK INI:  Setelah 43 Tahun Tupai Terbang Selatan Kembali Ditemukan

Selanjutnya adalah ikan salmon yang merupakan  spesies ikan anadromous. Ini berarti mereka menetas di air tawar, lalu keluar ke laut, hanya untuk kembali ke air tawar untuk bertelur. Jika mereka tidak dapat bergerak bebas antara air tawar dan lautan, mereka tidak dapat bertahan hidup.

Perubahan populasi salmon dapat digunakan untuk menunjukkan penurunan kualitas habitat dan air, serta adanya penyakit.

Selain yang disebutkan di atas, masih banyak spesies indikator yang bisa menunjukkan adanya perubahan di lingkungan mereka tinggal. Perhatikan saja…!

KLIK INI:  Tentang Siamang yang Terancam Punah dan Pelepasliaran Jon—Cimung

Sumber: Treehugger