Anak Muda sebagai Penentu Kualitas Lingkungan Masa Depan

oleh -96 kali dilihat
Anak Muda sebagai Penentu Kualitas Lingkungan Masa Depan
Menteri LHK, Siti Nurbaya yang tampil sebagai narasumber dalam Green Leadership (Kepemimpinan Hijau) - Foto/Ist

Klikhijau.com – Anak muda saat ini menjadi penentu bagi keberlanjutan dan kualitas lingkungan masa depan. Karenanya, atensi anak muda dalam pembangunan lingkungan diperlukan.

Hal itu ditekankan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, saat membuka acara sekaligus menjadi pembicara pada Program Pendidikan Green Leaders yang digagas Institut Hijau Indonesia, di Jakarta (23/05/2021).

Menurut Menteri Siti, kita memerlukan generasi muda sebagai pengelola lingkungan hidup dan kehutanan kedepan, yang dibekali pendidikan, pengetahuan dan leadership (kepemimpinan).

“Mereka adalah awal dari potensi untuk membangun dan menjaga lingkungan hidup, sebagai generasi muda yang mencintai Indonesia”, ungkapnya.

Green Leadership (Kepemimpinan Hijau) adalah kemampuan dari seorang individu pemimpin dalam menentukan kebijakan yang pro lingkungan. Dengan kapasitas ini, para anak muda diharapkan dapat mempengaruhi serta memobilisasi individu lain dalam organisasi untuk mendukung kebijakan pro lingkungan.

KLIK INI:  Progresif, Timor Leste Akan Jadi Negara Pertama yang Merdeka dari Sampah Plastik
Peran anak muda

Kualitas lingkungan akan menentukan masa depan kehidupan, karena akan berdampak terhadap kualitas hidup manusia, seperti ekonomi, ketahanan pangan, dan lainnya.

Selain itu, pengetahuan yang dimiliki, teknologi, perilaku serta komitmen juga menjadi faktor penting dalam keberlanjutan dan kualitas interaksi dengan lingkungan, dimana generasi muda saat ini sebagai penentu.

Sebagai negara yang sedang menikmati bonus demografi, Indonesia kini memiliki jumlah anak muda potensial penggerak perubahan yang sangat banyak.

Berdasarkan data statistik, dari 270 juta penduduk Indonesia, sekitar 25,87% adalah generasi milenial (usia sekarang 24 – 39 tahun). Ada sekitar 27,94% adalah generasi Z (usia 8 – 23 tahun).

Mereka ini adalah kelompok muda dengan kekuatan khusus berupa idealisme, mobilitas tinggi dan dinamis, kepedulian dan kesetiakawanan sosial.

Anak muda juga sangat inovatif dan kreatif. Juga memiliki keberanian dan keterbukaan yang dapat dimaksimalkan untuk menjadi penggerak pelestarian sumber daya alam dan lingkungan Indonesia ke depan.

KLIK INI:  Dikukuhkan sebagai Guru Besar di UB, Menteri LHK Bahas FOLU Net Sink 2030!

“Di era sekarang, generasi X (usia sekarang 40 – 55 tahun) pada umumnya merupakan pemimpin puncak di berbagai organisasi/perusahaan, generasi milenial sebagai manajemen madya dan generasi Z menjadi angkatan kerja baru”, ungkap Menteri Siti.

Sebagai generasi penentu, Menteri Siti mengatakan generasi muda dapat terlibat langsung dalam aksi nyata upaya pelestarian lingkungan.

Misalnya peran dalam pengelolaan sampah dan limbah, generasi muda dapat bergerak bersama-sama menjadi ecopreneur, menerapkan konsep Sirkular Ekonomi, serta dapat mendorong upaya pengelolaan sampah dan limbah berkelanjutan.

“Generasi muda dapat berperan dalam penerapan gaya hidup minim sampah, dengan mulai belanja tanpa kemasan, tolak dan kurangi penggunaan plastik sekali pakai, pilah sampah dari rumah, dan selalu habiskan makanan serta komposkan sisa-sisa makanan”, jelas Menteri Siti.

Selain itu, dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, generasi muda juga dapat berpartisipasi dengan terus menanam dan memelihara pohon.

Sedangkan, dalam hal Penegakan Hukum LHK, Generasi milenial dapat berperan sebagai Agent of Change. Mereka dapat berperan aktif dalam diskusi terbuka; Kampanye melalui Media Sosial; Pengawasan sosial; Agent of Iron Stock; serta Penyampaian informasi dalam pengelolaan lingkungan hidup.

KLIK INI:  Optimisme Mahmud MD; Penanganan Karhutla Lebih Baik ke Depan

Bahkan generasi ini dapat berpartisipasi dalam pengendalian karhutla dengan menanamkan kesadaran pada diri sendiri untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan.

Anak muda juga dapat terlibat dalam membuat dan menyebarkan konten atau opini positif dan konstruktif di media sosial yang mendukung pelestarian alam dan lingkungan.

Krisis ekologi menginspirasi anak muda

Krisis global yang terjadi dan berbagai bencana ekologis saat ini setidaknya menginspirasi anak muda untuk lebih peduli terhadap pelestarian lingkungan. Faktanya, semakin banyak anak muda yang mencoba menerapkan gaya hidup hijau.

“Sangat baik ketika ada satu generasi yang menjadi pionir bagi kepedulian terhadap isu lingkungan. Untuk itu, sangatlah diperlukan dukungan dan perhatian dari generasi yang lebih matang untuk membuat generasi ini tetap pada jalannya yang idealis.,” tegas Menteri Siti.

Sangat tepat bila kepedulian itu dilengkapi dengan pengetahuan mendalam tentang isu-isu aktual lingkungan hidup dan kecenderungan ke depan serta terbentuknya jejaring antar mereka yang potensial menjadi pemimpin di masa mendatang.

KLIK INI:  Indonesia Siapkan Negosiator Handal di Perundingan Iklim COP26 Glasgow

Pendidikan Green Leadership ini secara khusus didedikasikan ke arah itu, dengan tetap mempertimbangkan kecenderungan generasi milenial dan generasi Z yang senang dengan hal-hal praktis, instan dan cepat.

Program Green Leaders Indonesia ini diinisiasi oleh Institut Hijau Indonesia. Program ini akan memfasilitasi anak muda sebagai generasi penerus bangsa agar memiliki perspektif keadilan sosial dan lingkungan hidup dan keberpihakan kepada lingkungan hidup.

Program ini ingin menjaring calon pemimpin yang berasal dari beragam latar belakang agar semua segmen dalam masyarakat memiliki calon pemimpin yang punya prespektif green dan keberpihakan nyata bagi penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup.

Para peserta didik akan ditemani oleh para leaders, akademisi, praktisi, dan aktivis yang memiliki rekam jejak Panjang dalam bidang masing-masing.

“Pendidikan lingkungan hidup bagi generasi muda sangatlah penting, sebab pendidikan lingkungan dapat mengubah pandangan dan perilaku seseorang terhadap lingkungannya,” pungkasnya

KLIK INI:  Berkunjung ke Kampung GADIS, Kampung Penuh Cinta pada Lingkungan