- Pesta Pora Pepohonan tanpa Pesta Demokrasi - 10/07/2025
- Mecemece, Jam Leluhur yang Tak Pernah Ingkar - 23/06/2025
- Waktu Terbaik Mencintai Hujan - 22/06/2025
Hanya Denyut
“tunggu, kubuatkan kopi,” tawarmu
“hmmm,” jawabku
kau kedipkan mata. manja
aku menatapmu. rasa penasaran menggasing. padati pikiran.
perlahan, kau berjalan ke dalam kepalaku
“aku akan membuat kopi di kepalamu,” katamu lagi
aku diam, kurasakan kepalaku berubah pohon kopi
berbunga dan beburung datang mengisap nektarnya
kucari kau dalam kepalaku
hanya denyut
dan hidup terasa semakin pahit
Juni, 2025
Pohon Kecil di Sungai
berbilang tahun setelah sepi pergi
sebatang pohon pisang tumbuh di pinggir sungai
ia menadah segala hujan
menyimpannya jadi pohon kecil
lalu menghanyutkannya
menuju mimpi-mimpi
mimpi-mimpi tak lagi sekarat dan berkarat
telah bersalin bulan separuh dari langit jauh
dan masuk ke mata seorang perempuan muda
perempuan muda itu kemudian mencari hulu sungai
tempat kehidupan bermula
didapatinya sebatang pisang
buahnya adalah kunang-kunang
pisang itu merawat pohon kehidupan
pohon kehidupan kemudian tumbuh di mata perempuan muda itu
menjelma jadi mimpi
bersalin jadi harapan
jadi hari-hari panjang
dengan hati-hati
Juni, 2025
Ibu yang Awet Muda
rerumputan di halaman rumah dibiarkan tumbuh oleh ibu
tak dibiarkan siapa pun mencabutnya
gigi ibu akan menggertak dan gemeratak
“biarkan kehidupan tumbuh di halaman rumah!” pintanya.
aku dan ayah kadang saling tatap saja
bersepakat mencabutnya saat bulan sedang separuh
dan ibu pulas memeluki masa mudanya
tak pernah ada rumput tercabut
dan kehidupan berdatang ke halaman rumah
ibu akan menyeduh kopi, lalu menatap haru kupu-kupu kuning yang berkunjung. mendengar dengungan lebah yang menggantikan musik dangdut
halaman rumah jadi semak, dan ibu menjadi awet muda
Juni, 2025